Prolog

129 11 0
                                    

Halo, perkenalkan namaku adalah Tsabita Avranega. Saat ini, keluarga Avranega sedang berduka atas meninggalnya pamanku yang bernama Jean Avranega.

Mari ku beritahu dulu silsilah keluargaku. Pertama ada Kakek dan Nenek-ku, Raphley dan Melissa Avranega.

Mereka memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Ibuku– Jenni Avranega si Sulung, adiknya Ibuku Annastasia Avranega, dan ... Pamanku yang merupakan anak bungsu itu adalah orang yang meninggal saat ini.

Penerus perusahaan Avranega satu-satunya kini meninggal, dan kami harus segera mendapat penerus baru karena Kakek dan Nenek sudah pensiun dari pekerjaannya.

Sekarang, kami sekeluarga sedang berkumpul di ruang tamu setelah para pelayat pulang.

“Jenni.” Nenek bersuara.

“Ya, Bu.” Ibu menjawab dengan posisinya yang masih duduk sambil menunduk dan kedua tangannya diletakkan di atas pahanya.

“Adikmu kini meninggal disebabkan kecelakaan, dan kau semestinya paham apa yang harus kau lakukan 'kan?” Nenek berucap penuh penekanan, aku yang juga ada di ruangan itu ikut merinding saat Nenek mulai berbicara.

Ibuku tampak menggigit bibir bagian dalamnya gelisah. “Tentu, saya paham. Karena penerus perusahaan keluarga ini tiada, maka saya akan menggantikan Jean untuk meneruskannya.”

Ah, begitulah akhirnya. Sekitar 3 tahun berlalu sejak meninggalnya Paman, Ibu kini mulai sibuk mengurus perusahaan keluarga.

Dan aku? Aku sudah lulus SMP, dan Ibu sedang mencari daftar sekolah terbaik untukku.

Jadi aku santai-santai saja untuk saat ini, saat akan masuk SMP, Ibu membiarkanku memilih sekolah sendiri yang akan aku masuki. Tapi kali ini tidak.

Aku merebahkan diriku di sofa yang ada di kamarku. Otakku lelah karena aku baru saja selesai belajar tadi, aku memutuskan untuk mengecek sosmed untuk merefresh otakku.

Siapa tahu akan ada hal yang menarik 'kan?

Aku membuka twitter, dan baru saja log-in aku sudah disuguhkan gosip terkini di timeline twitter. Itu baru saja diposting beberapa menit yang lalu.

“'Akademi Krisopras, memiliki sistem kerja OSIS yang unik'?” Aku menukikkan alisku heran.

Aku scrolling terus komentar dari postingan itu, dan mendapatkan informasi-informasi menarik seputar OSIS dari Akademi Krisopras.

“'OSIS yang bekerja di balik layar'? Oh, dan apa ini?” Aku terfokus pada salah satu komentar warganet.

Sepupuku sekolah di situ! Katanya benar sih. Bahkan, identitas setiap anggota dirahasiakan! Aneh banget.

Lalu ada yang menjawab komentarnya.

Yaa, namanya juga bekerja di 'balik layar' wkwk. Pasti gitulah, tapi emang agak aneh sih ...

“Loh jelas lah! Kalo gak tau anggota sendiri gimana caranya mereka menjalankan tugasnya?” monologku.

Aku keasikan menyimak bahan gosipan itu, sampai akhirnya terhenti di kala aku menerima pesan dari Ibu.

Ibu
| Tsabita
| Ke ruangan Ibu sekarang
| CITO.

Aku memelotot kaget, CITO! Aku harus segera ke sana. Aku langsung mengganti bajuku, yang tadinya hanya memakai celana training dan kaos oversize, kini kuganti dengan dress yang cukup formal.

Aku berganti dengan cepat dan berlarian menuju ruang kerja Ibu sambil merapihkan rambutku yang mulai memanjang.

Tidak sampai satu menit aku sudah sampai di ruangannya yang berada di lantai satu bagian pojok dekat green house.

EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang