2.Rumah

13 1 0
                                    

"Rumah kadang bukan tempat ternyaman untuk pulang" -arsa raderik

Definisi rumah bagi setiap orang mungkin berbeda beda,Bukan hanya dalam bentuk bangunan tapi tempat dimana kamu dapat berkeluh kesah dapat bercerita tanpa dihakimi. Satu telinga yang dapat mendengarkanmu dan meluangkan waktu untukmu itu sangat berharga tidak semua orang beruntung mendapatkannya.

Setelah pulang sekolah Arsa memutuskan untuk pulang kerumah,rumah Arsa hanya diisi oleh ayahnya,ibu tirinya dan beberapa pembantu.sekilas memang keluarga mereka bahagia tapi itu dulu sebelum ibunya meninggal sekarang hanya tersisa sebuah rumah yang menurut Arsa adalah sebuah neraka. Rumahnya kini telah hancur hanya tersisa puing puing kenangan dan kehangatan itu menghilang bak ditelan bumi.
remaja 17 tahun itu tiba tiba membuka pintu rumah tanpa mengucap salam terlebih dahulu dia terlalu benci keadaan rumah ini
"loh Arsa pulang kok nggak ngucapin salam dulu" ucap seorang wanita paruh baya itu
"lupa" jawab Arsa singkat dan langsung pergi ke kamarnya
wanita itu menggeleng geleng dia tidak tahu harus apa untuk menebus kesalahan dimasa lalu yang ia perbuat terhadap keluarga anak tirinya itu,dia seorang perempuan dia juga tahu gimana rasanya punya keluarga yang hancur tapi kesalahan fatal yang ia buat adalah menghancurkan kebahagiaan orang lain.
"mama harus apa nak agar kamu bisa maafin mama" ucap dia sambil menangis sesenggukan
  Arsa sampai dikamarnya dengan membanting pintu yang sangat kuat "akhhhh anjing kenapa harus gue yang nerima keadaan ini, bunda Arsa rindu bunda andai bunda masih hidup pasti kita hidup bahagia, Semuanya gara gara wanita jalang itu dia harus dapat hukuman yang setimpal."
Arsa berjalan ke sebuah loker dia mengambil sebuah cutter yang biasanya ia gunakan untuk menyakiti dirinya sendiri atau bisa dibilang self harm,Dia membuat sebuah barcode ditangannya dan darah itu terus menetes ia tidak merasakan sakit karena luka ditangannya,hati Arsa lebih sakit ketimbang luka itu. Orang yang biasanya melakukan self harm biasanya akan merasa puas setelah menyakiti dirinya sendiri,self harm bukan hanya membuat barcode tapi juga menjambak rambut,membenturkan kepala ke dinding bahkan mungkin sengaja menyiksa dirinya sendiri.

  Disisi lain disebuah balkon kamar ada seorang gadis yang bermain gitar dengan suara merdu nya nada demi nada bait demi bait kata terlantunkan, bulan yang sangat terang seolah olah ikut menikmati suara itu ditambah angin malam yang begitu dingin.

Maybe, it's the way you say my name
Maybe, it's the way you play your game
But it's so good, I've never known anybody like you
But it's so good, I've never dreamed of nobody like you
And I've heard of a love that comes once in a lifetime
And I'm pretty sure that you are that love of mine
'Cause I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine
And I see forever in your eyes
I feel okay when I see you smile, smile
Wishing on dandelions all of the time
Praying to God that one day you'll be mine
Wishing on dandelions all of the time, all of the time
I think that you are the one for me
'Cause it gets so hard to breathe
When you're looking at me, I've never felt so alive and free
When you're looking at me, I've never felt so happy
And I've heard of a love that comes once in a lifetime
And I'm pretty sure that you are that love of mine
'Cause I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine
And I see forever in your eyes
I feel okay, when I see you smile, smile
Wishing on dandelions all of the time
Praying to God that one day you'll be mine
Wishing on dandelions all of the time, all of the time
Dandelion, into the wind you go
Won't you let my darling know?
Dandelion, into the wind you go
Won't you let my darling know that?
I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine
And I see forever in your eyes
I feel okay when I see you smile, smile
Wishing on dandelions all of the time
Praying to God that one day you'll be mine
Wishing on dandelions all of the time, all of the time
I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine

"wahh bagus juga ternyata suara gue,ayo penonton beri tepuk tangan yang meriah" ucap Farisa sambil bertepuk tangan seolah olah sedang konser
"caa" ucap seseorang disamping pintu
"apa?" ucap Farisa sambil menaikan alisnya
"coba ceritain gejala awalnya apa?"
"Bunda kira Ica gila?" tanya Farisa sambil menunjuk dirinya sendiri
"ya siapa tau kan? ngomong sendiri kaya orang gila gitu"
"Ica lagi nyanyi Bun"
"galau gitu kenapa? ada yang mau diceritain?"
Farisa sangat bersyukur mempunyai bunda yang selalu perhatian sama dia walaupun bundanya juga rada rada,Farisa terlahir dari keluarga yang berada,kasih sayang yang selalu melimpah,tidak pernah dituntut ini itu keluarga nya ayah bundanya selalu ngomong " apa yang mau Ica lakuin,lakuin aja ayah bunda akan selalu mendukung Ica asalkan itu hal positif" ya seorang Farisa Alexia Amarta gadis yang mungkin bisa dibilang sempurna disaat diluar sana kekurangan kasih sayang,broken home bahkan dibuang oleh orang tuanya tapi dia tidak pernah kekurangan apapun.
"Biasa bun,kaya nggak tau Ica aja"
"caa kamu harus iklhasin dia ca dia udah tenang disana" ucap bunda sambil mengelus elus kepala farisa
"Ica udah iklhas Bun tapi kangen aja sama dia"
"kalo kangen doain dia minta sama tuhan agar dia diterima disisinya"
"iyaa bun hiks Ica bakal selalu doain dia" ucap Farisa sambil menangis
   Kala malam itu menjadi malam terpanjang untuk farisa dimana memori berputar seperti kaset rusak,kenangan itu tidak bisa terulang kembali seperti habis dimakan waktu.
Didalam sebuah layar terdapat dua remaja berpakaian putih abu abu sedang tertawa seolah olah tidak ada orang lagi selain mereka,hembusan angin yang begitu kencang ikut menemani mereka pohon pohon ikut menari, langit yang sangat cerah berwarna biru.
"Ica kalau aku udah nggak ada dibumi ini nanti ica liat langit aja ya biar bisa liat aku" ucap seorang laki laki itu sambil mengadah ke atas menatap langit
"bub kamu ngomong apa sih,gaboleh ngomong kaya gitu emangnya kamu tega ninggalin aku dibumi ini sendirian"
"kan nggak ada yang tau takdir ca"
"pokoknya kalau kamu nggak ada dibumi ini aku juga gak mau ada di bumi ini, sepahit pahitnya perpisahan yang paling pahit adalah kematian"
"caa,you my first love dan tetap begitu sampai kapanpun nggak ada yang bisa gantiin kamu sejauh apapun kita suatu saat nanti jangan pernah lupain aku"
"udah ah jangan bahas kaya gitu" ucap Farisa sambil cemberut
"iya iya bubu nya aku gemes banget cii kalo cemberut kaya gitu"
"kamu mah"
"gak gemes deng jelek gitu pipinya kaya bapau"ucap laki laki itu langsung berlari
"awas yaa kamu kalo aku bisa nangkep bakal aku gelitikin"
kira kira seperti itu lah dua anak remaja SMA yang saling dimabuk cinta berkejaran kejaran sambil tertawa riang, menikmati sesuatu yang gak bisa dilakuin lagi dimasa depan karena mungkin mereka bakal berpisah.

kalo udah rame nanti aku update lagi ya guys
tetep stay tune dilapak Arsa
See u guys❤️

AKSA AMERTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang