Olivia suka ekspresi yang Darius tunjukkan tiap kali lidahnya bermain membelai kejantanan Darius, Olivia suka melihat Darius mati-matian menahan desahannya sampai rahangnya mengeras.
Melihat Darius tersiksa seolah jadi kesenangan sendiri bagi Olivia. Olivia semakin membawa masuk kejantanan lebih dalam hingga menyentuh uvulvanya.
Olivia tersedak namun ia bisa dengan cepat mengembalikan ekspresi wajahnya, tersenyum menatap nakal ke arah Darius yang sepertinya sudah mulai habis kesabaran.
Darius yang sebelumnya pasif kini menjambak rambut Olivia, ikut andil menggerakkan kepala Olivia maju mundur lebih cepat. Ini dia yang Olivia mau, sikap agresif Darius bukan sikap sok menjaga martabatnya itu.
Olivia ingin melihat sisi liar Darius lagi yang dulu sempat ia lihat di malam ia kehilangan keperawanannya.
Mata Olivia mulai berair, ia mulai kesulitan bernafas karna hentakkan Darius di dalam mulutnya. Olivia merasa sesak namun Olivia menyukainya.
Kepala Olivia semakin di tekan ke bawah dan ditahan bersamaan dengan suara gigi Darius yang bergemeretak karna Darius mati-matian menahan desahannya saat putihnya tiba.
Olivia memejamkan matanya merasakan semburan hangat di dalam mulutnya, saat ia rasa Darius sudah selesai Olivia akhirnya melepaskan Darius dan dengan sengaja membuka mulutnya, menjulurkan sedikit lidahnya yang dipenuhi cairan putih.
Olivia dengan bangga menelan cairan putih itu di depan Darius, sedikit cairan putih itu meleleh dari sudut bibirnya. Olivia mengusap sudut bibirnya dan menjilat tangannya itu tanpa melepaskan pandangannya pada Darius.
Baru saja Darius mau buka suara, pintu ruangan Darius tiba-tiba diketuk dari luar. Darius panik dan langsung mendorong Olivia untuk sembunyi di kolong meja.
Darius sebenarnya bisa saja tidak membuka pintu itu tapi dosen yang datang mengetuk itu pasti curiga jika Darius tidak bukakan pintu ruangannya, terpaksa Darius membenarkan celananya dengan terburu-buru kemudian membuka pintu itu.
Awalnya Darius hanya akan membuka sedikit pintunya tapi siapa sangka pintu itu justru didorong agar terbuka lebar oleh Bu Pricillia, dosen yang datang menemui Darius.
Bu Pricillia dengan santai masuk ke ruangan Darius membuat Darius panik takut keberadaan Olivia di kolong meja diketahui oleh Bu Pricilla.
Terpaksa Darius kembali duduk di kursinya, berusaha mendorong Olivia dengan kakinya agar bersembunyi lebih dalam lagi agar tak terlihat.
Bersyukur sepertinya Bu Pricillia tidak curiga, Bu Pricilla ternyata datang menemui Darius dengan maksud untuk meminjam mobil Darius untuk menjemput anaknya karna mobilnya sedang berada di bengkel.
“Pak Darius berkeringat, apa Pak Darius baik-baik saja?” tanya Bu Pricillia agak khawatir.
“Saya baik-baik saja Bu. Silahkan pinjam mobil saya.” Darius menyerahkan kunci mobilnya dengan senyum palsu, bagaimana ia tidak berkeringat adrenalinnya berpacu karna takut dipergoki oleh Bu Pricillia bahwa ia berduaan dengan seorang mahasiswi di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Lust [END]
RomanceMau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow job memuaskan maka nilai pun memuaskan.