Bab 11 : Bertemu Di Kuil

2.5K 457 17
                                    

Dalam perjalanan keluar dari area sekolah, Xia Yu tidak tahan untuk bertanya. "Tuan Muda, kenapa kau dekat-dekat dengannya? Bukankah dia sumber masalah?"

"Dia sudah membantuku sekali, maka aku juga harus membalas kebaikannya." Tang Qian menjawab dengan santai. Disini Xia Yu yang cemas, ia merasa bahwa Xue Xinyu ini penuh dengan tipu muslihat!

Mendekati kedai es krim Bibi Xie, mereka melihat Xie Yitao berlari kecil dan tertawa-tawa keluar dari kedai. Tang Qian bergegas menangkapnya.

"Anak kecil, kau akan jatuh nanti." Tang Qian tersenyum, Xie Yitao tertegun sebentar sebelum tangan montoknya meraih wajah Tang Qian kemudian ia terkekeh memamerkan deretan giginya yang kecil seperti biji jagung.

Xia Yu memandangi semua itu dengan perasaan campur aduk. Ia memahami betul bahwa impian Tuan Mudanya adalah memiliki anak sendiri, tetapi pada kehidupan lampau dan kehidupan ini Yan Qianqiu tidak bisa mewujudkannya. Jika sekarang Tang Qian sangat menyukai anak kecil, Xia Yu tidak akan merasa heran.

"Anak itu memang membuatku pusing kepala." Bibi Xie mengeluh, ia terlihat sangat sibuk.

Tang Qian mengeratkan gendongannya pada Xie Yitao. "Aku akan menjaganya sebentar."

Bibi Xie mengangguk. "Mohon bantuannya."

Tang Qian bercanda dengan Xie Yitao di depan kedai, beberapa siswi berhenti untuk menontonnya. Mata mereka berbinar oleh gelembung cinta, kapan lagi mereka bisa melihat seorang pria muda tampak sangat menyayangi anak kecil? Apalagi pria muda ini juga sangat tampan.

Forum sekolah meledak oleh kehebohan, salah satu siswi anonim mengupload foto Tang Qian yang sedang memangku Xie Yitao dan bocah itu menempelkan hidung kecilnya pada hidung Tang Qian.

Sudut pengambilan gambar, konsentrasi cahaya dan Tang Qian tampaknya juga lahir untuk dipotret membuat foto itu tampak sangat indah.

Komentar dalam postingan gambar meledak oleh para gadis yang menggila, terhitung puluhan lamaran untuk Tang Qian masuk.

Tang Qian tidak memahami kehebohan di sekitarnya. "Xia Yu, apakah kau tahu dimana Kuil Taoisme?"

Berdoa dan menghormati leluhur adalah salah satu hal yang disukai oleh Yan Qianqiu, dulu dirinya bisa menghabiskan berjam-jam di Aula Leluhur untuk mendoakan para Leluhurnya.

"Kuil Awan Emas, itu cukup jauh dari pusat kota. Tuan Muda, kau ingin pergi berdoa?"

Tang Qian mengangguk, ia menahan punggung Xie Yitao agar anak aktif ini tidak terjatuh. "Sejak aku muncul di dunia ini, aku belum berdoa."

Rumah di era modern tidak memiliki Aula Leluhur, jadi Tang Qian agak kesulitan.

"Baik, besok adalah akhir pekan."

Tang Qian sudah menetapkan rencananya. Ia kembali sibuk menggoda Xie Yitao.

.

.

Xue Xinyu sedang menghisap rokoknya ketika seekor anjing kecil berlari ke arahnya. Anjing itu memiliki bulu yang lebat dengan warna coklat keemasan, matanya bundar alami membuatnya tampak ramah. Bahkan suara gonggongannya sekecil tubuhnya.

"Pompom!"

Anjing berjenis Pomeranian melompat gembira ke pangkuan Xue Xinyu, ia berputar-putar dengan ekor mencuat. Menggonggong sekali kemudian menjilati wajah Xue Xinyu.

Anjing ini adalah milik Xue Rongyu, tetapi Pompom jauh lebih dekat dengannya seperti si anjing adalah seorang gadis yang naksir berat pada pria tampan.

Xue Xinyu segera menekan rokoknya, kemudian memasuki kamar dengan Pompom dalam gendongannya. Tuan Muda Xue agak panik ketika menyemprotkan pengharum ruangan aroma lavender.

[BL] Melewati Garis BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang