Chapter 12: End (Almost)

1.9K 178 105
                                    

Sebelumnya 

"Hutan ini begitu luas dan ada banyak hewan yang menjadikannya sebagai rumah. Tapi, sejauh kita berjalan tak satupun kita bersinggungan dengan mereka. Seolah-olah mereka lenyap. Jika itu terjadi artinya...."

"Ada perangkap yang terpasang di sekitar hutan," sambung Madara yang dibalas dengan anggukan oleh Hashirama.

"Sepertinya mereka mengetahui kedatangan kita. Sebaiknya kita berhati-hati."

Madara mengangguk. Meski dari luar dia terlihat tenang tapi hatinya gelisah. Kedatangan mereka telah diketahui dan dengan adanya perangkap di sekitar hutan ini, berarti waktu untuk bertemu Izuna semakin lama. Padahal dia tidak punya banyak waktu dan kesabarannya mulai menipis.

'Outoto bersabarlah, sedikit lagi.'

Izuna Uchiha seorang buronan. Penetapannya diumumkan oleh pimpinan mereka yang baru--Takeru Senju--tak seberapa lama berselang setelah dia dilantik. Kabar yang beredar telah diketahui oleh seluruh rakyat Senju, tanpa terkecuali. Lagi, masyarakat terpecah.

Bak memancing di air keruh, Takeru memanfaatkan situasi itu untuk mempengaruhi rakyat Senju. Dia menanam bibit kebencian terhadap Uchiha. Hati yang baru saja tenang, kini bergolak lagi. Kebencian itu mulai tumbuh.

Ketika Takeru palsu menjalankan tugasnya sebagai pimpinan Senju yang baru, maka Takeru yang asli tengah menikmati kekacauan yang dia buat. 

Seperti saat ini misalnya. Anak buahnya yang ditempatkan di rumah sakit, mengabarkan bahwa Tobirama masih terbaring di sana. Sepertinya obat penangkal racun milik Izuna telah melemahkan kemampuan hebatnya. Lalu anak buahnya yang lain, menginformasikan bahwa Madara dan Hashirama masih terjebak di dalam hutan, dalam perangkap yang dibuatnya. Menurut perkiraannya, keduanya akan sampai tak lebih dari dua hari. Namun nyatanya dua hari telah berlalu, belum ada pergerakan yang berarti. Mungkinkah ekspektasinya terhadap Hashirama dan Madara terlalu tinggi? Kini dia mulai bosan. 

"Izuna?"

Seolah mengerti arah pertanyaan Takeru, si anak buah menjawab, "Kondisinya mulai melemah Takeru-sama. Sesuai instruksi anda, chakranya semakin berkurang. Sepertinya tak lama lagi akan habis."

"Bagus, jika sudah ada di level yang aku inginkan, hentikan pengambilan cakranya. Aku ingin dia masih bisa melawan."

"Baik!"

Takeru beranjak dari tempat dirinya duduk. Berjalan santai menuju ke sebuah ruangan dimana Izuna berada. Sebuah ruangan dimana sinar matahari yang kuat sekalipun tak bisa menembusnya. Sebuah ruangan dimana Izuna dengan tubuhnya dan matanya yang terbalut kain dalam posisi terduduk. Sebuah segel tertulis di bagian dadanya. Segel bulat yang di dalamnya terdapat 3 bentuk menyerupai tomoe dengan bagian luar membentuk rantai berjumlah 4. Setiap rantai menghisap cakra Izuna yang berpendar biru kehijauan.

Bulir keringat Izuna jatuh beriringan dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Takeru terlihat puas melihatnya. Dia mendekat. Berdiri di depan Izuna. Tubuhnya sedikit merendah, mensejajarkan dirinya dengan Izuna.

"Hei, Uchiha! Aku bawa 2 kabar untukmu. Kabar baik dan buruk. Kau ingin mendengar yang mana dulu?"

Izuna mendongak. "Bajingan!"

"Oh, apakah ini artinya kau memilih kabar buruk dulu?" Takeru memberi isyarat pada anak buahnya agar memberinya sebuah kursi untuknya duduk. "Kau pasti bertanya-tanya, mengapa sampai 2 hari ini Tobirama tidak mencarimu? Atau kakak tercintamu itu tidak kunjung datang? Sebenarnya ini ada hubungannya dengan kabar buruk yang ingin kau dengar terlebih dulu."

Takeru mendekat ke telinga Izuna, dengan berbisik dia berkata, "Aku beritahu kau sebuah rahasia, mau dengar? Tobi tidak akan datang karena dia sedang sibuk menyelamatkan mukanya di depan penatua dan rakyatnya. Sedangkan kakakmu, dia masih terjebak di luar sana dengan perangkap yang aku buat."

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang