Kapan?

0 1 0
                                    

(Tugas sekolah)
By: Ria & Andra

Happy Reading

Kring-kring

Bel yang berbunyi sebanyak tiga kali disambut sorakan teman-temanku, karena itu tandanya waktu pulang sekolah telah tiba yang sangat dinanti semua murid.

Aku melangkah pelan keluar kelas menuju gerbang dan menunggu sopirku menjemput. Saat tiba didepan halte terdapat beberapa siswa-siswi yang juga menunggu jemputan, karena mayoritas siswa-siswi disini sudah mempunyai kendaraan masing-masing. Karena bosan, sambil menunggu aku memainkan ponsel.

OoO

Tin-tin

Aku menoleh kearah sumber suara, nampak mobil yang digunakan sopirku berhenti didepan halte. Sontak aku menghentikan kegiatan ku, aku lalu masuk kemobil yang akan mengantarku pulang kerumahku, ya 'rumahku' yang entah kenapa mungkin tidak pantas disebut rumah yang harusnya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Kenapa? Kalian akan tahu sebentar lagi.

"Non, sudah sampai" ujarnya, yang membuat ku tersadar dari lamunanku.

"Ah, iya" balasku.

Lalu aku keluar melangkah menuju rumahku itu. Aku berhenti sejenak di depan pintu, lalu melanjutkan langkah menuju kamarku. 'Rumah ini sepi sepertinya mereka tidak ada dirumah' pikirku. Sampai dikamar aku lansung merebahkan tubuhku dikasur, tak lama kemudian aku terlelap.

OoO

Brak!!!

Suara itu membangunkan ku, suara barang berjatuhan disertai argumen-argumen yang terdengar sampai kamarku, suara yang sangat tidak asing dan sangat aku kenali.
'Sepertinya mereka sudah kembali' gumanku dalam hati.

"Sudah larut malam ternyata, pantas saja" ucapku pelan melihat jendela yang menampakkan langit malam.

Saat ku suara itu sudah menghilang, akupun beranjak dari kasur melangkah turun kebawah hanya untuk melihat barang berserakan dan pecahan kaca yang ada dimana-mana.

"Raisa" panggil seseorang, membuatku terkejut.

"Ya, ada apa?" Balasku tanpa membalikan badan.

"Lihat aku! Kami sedang bicara pada mu." Suruh seseorang yang berbeda.

"Sangat tidak punya sopan santun!" Sambungnya.

"Baiklah, apa yang ingin dibicarakan?" Tanyaku seraya melihat ke arah mareka.

"Kami ingin bercerai, apa kau setuju?" Tanya ibuku. Ya, mereka orangtuaku, yang memanggil ku tadi adalah ayah ku.

"Terserah kalian saja! Mengapa bertanya kepadaku? Bukankah kalian biasanya selalu memutuskan sesuatu tanpa bertanya padaku?!" Balasku.

"Dan soal sopan santun tadi, bagaimana aku bisa sopan saat kalian bahkan tidak pernah mengajarkan ku apa itu sopan santun jadi jangan menegurku untuk itu!" Sambungku dengan tegas.

"Jika kalian ingin bercerai, ya terserah kalian! Kaliat tidak memerlukan pendapatku karena kalian sudah memutuskan nya sendiri, kalian bahkan tidak sadar ada seseorang yang memerlukan kasih sayang kalian!" Teriakku dengan terengah-engah.

"Kalian itu egois!"

Lalu aku berlari menaiki tangga tanpa melihat ekspresi mereka. Kututup kuat pintu kamarku, lalu menabrakan diri kekasur menarik selimut untuk menutup tubuhku.

"Hah, ini hari yang sangat melelahkan." Gumanku dengan air mata yang tanpa sadar sudah mengalir.

"Kapan ini berakhir? Aku sudah lelah menghadapi semua ini" tanyaku entah pada siapa.

'Aku hanya ingin merasakan kehangatan keluarga'

19 Oktober 2022
Riagnsz1_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang