t r a u m a t i z e d

5 1 0
                                    

Warning Trigger!
Ini adalah cerita mengenai penembakan sekolah (school shooting), terdapat adegan berdarah dan juga tindakan yang mengganggu keseimbangan iman bagi yang lemah ataupun yang memiliki trauma. Mohon menjadi pembaca yang bijak.

.

Ini bukanlah sekedar sakit. Ini sakit yang sulit dihilangkan, secara fisik maupun mental. Terutama bagi korban penembakan.

.

Tok tok

"Beomgyu hyung boleh aku masuk?" tanya seseorang dari luar kamar. Laki-laki dengan rambut panjang legamnya hanya bisa menutup mata dan tidak menjawab. Mengartikan bahwa ia masih tidak ingin berbicara dengan siapapun.

"Makananmu aku taruh di depan ya. Ayah dan Ibumu sedang pergi sebentar jadi jika butuh sesuatu aku bersama yang lain ada di ruang keluarga" ucapnya kembali. Dan masih tidak terdengar suara sedikitpun.

Beomgyu, sosok pemuda berwajah pucat dan rambut yang telah memanjang, menatap langit kamarnya kosong. Semenjak hari itu, hari dimana merubah dunianya menjadikan dirinya mengalami guncangan hebat. 

Hal yang seharusnya tidak terjadi di negeri yang damai seperti Korea Selatan itu malah terjadi dengan tidak etisnya atas dasar balas dendam. Membuatnya tidak percaya apakah ada tempat yang aman di dunia ini? Apakah ia bisa belajar dengan tenang di sekolahnya tanpa harus khawatir hal itu tidak terjadi lagi?

Penembakan sekolah; ia kira hal seperti itu hanya terjadi di negara Paman Sam dan sekitarnya saja. Ia sering melihat beritanya, berita yang menggemparkan karena kerap kali terjadi penembakan di sekolah, tempat yang seharusnya aman untuk menuntut ilmu.

Kini telinganya berdengung. Suara-suara tembakan terdengar di benaknya membuat otaknya merangsang dan mengembalikan ke hari dimana kejadian itu terjadi.

Darah

Tangisan

Suara tembakan

Teriakan meminta tolong

Sirine polisi

Derap langkah yang keras

Semua itu masih terasa baru baginya, bagi Beomgyu. 

Putaran adegan-adegan dari sudut pandangnya terus bermunculan di kepala Beomgyu. Tubuhnya bergetar tanpa disadari, keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya, halusinasi dimana ia melihat bahwa dirinya masih di dalam ruangan itu terjadi lagi.

"AAAAGHHHH"

BRAK

Suara gebrakan pintu terbuka. Empat orang pemuda masuk dengan wajah khawatirnya, segera setelah melihat kondisi sahabatnya yang parah itu mereka dengan sigap menenangkan. Sang termuda dari mereka menghidupkan lampu kamar, sang termuda kedua dengan sigap pergi ke dapur bertujuan mengambil air putih hangat, dan kedua sahabat yang paling tua diantara mereka masing-masing bertugas mengambil oksigen portable dan menyadarkan Beomgyu.

Keempat sahabat itu melaksanakan tugasnya masing-masing. Terlalu khawatir dengan hal yang menimpa Beomgyu. Memang dua diantara mereka juga mengalami hal itu, hanya saja keberuntungan berada di pihak mereka tidak dengan Beomgyu.

"1 2 3 Hirup!" Yeonjun, sang tertua memberikan aba-aba pada Beomgyu yang telah kembali sadar berkat kerja dari Soobin.

"Sudah lebih baik?"

Beomgyu mengangguk. Mengusap air mata yang turun. Menatap keempat sahabatnya yang setia menemaninya. Beomgyu kembali mengusap wajahnya dengan berantakan. beberapa kali menepuk kepalanya agar tidak mengingat kejadian itu lagi.

Traumatized | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang