one / 1

3 3 0
                                    

-HAPPY READING-

"Mah please, don't force me to change. Aku ga berubah tapi mamah yang berubah! biarin aku ngelakuin hal yang bikin aku seneng. Mamah tau, setelah kematian ade mamah gapernah mikirin perasaan aku—bahkan mama ga keliatan sedih sama se—"

"ENOUGH VEELA! you've crossed the line seka—"

Ucapnya terpotong, kita tidak bisa memaksa orang yang memiliki ego yang tinggi bukan? tidak seperti kita masuk kedalam pikirannya dan mengcustom isinya. Bentakan tidak akan bisa menyelesaikan masalah.

Veela berlari keluar rumah, air matanya menetes. Tidak peduli sekuat apapun teriakan Leanin. Sore itu ia pergi dengan seseorang, penting? of course.

•••

'YURA YUNITA-TENANG'

Veela berjalan masuk kerumahnya, matanya sembab entah darimana dia menyelonong masuk tanpa salam, mamanya sedari tadi mengkhawatirkan anaknya itu. Semarah apapun orang tua tidak akan pernah mengabaikan anaknya, iya kan?

"Veela kamu darimana nak, mamah khawatir! Setiap hari pulang malem terus. Nongkrong dimana lagi kamu,"

"Aku kemahkam ade, mamah gainget kan sekarang ulang tahun ade." ketus Veela. Tanpa basa-basi Veela pergi ke kamarnya dan mengunci diri.

Leanin tertegun, dia tidak lupa dengan semuanya, ia hanya tidak ingin mengingat hal-hal yang paling menyakitkan bagi hidupnya. Perasaan sedihnya kembali hidup, ibu mana yang tidak depresi jika kehilangan anaknya bagai induk ayam yang kehilangan anaknya.

Prinsip Leanin, sedih dengan waktu yang lama  tidak akan mengubah apapun. Seperti anaknya yang tiada tidak akan bisa hidup kembali.

Rumah itu sudah tidak secerah dulu, tidak seramai dulu—dan tidak senyaman dulu.

-TBC-

Note - Helloow smuaa, cerita ini baru permulaan jadi aku bikin nya yang singkat dulu so hope you like it ^^.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•AFTER•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang