#1

10 1 0
                                    

Di malam itu, hal yang aku tidak pernah pikirkan terjadi.

Tubuhku tidak bisa di gerakan, pandangan ku mulai kabur, telingaku terasa ngilu, mataku terasa berat aku mencoba untuk tetap terjaga, tapi kegelapan perlahan merenggutku.


⚫⚫⚫⚫




kelopak mataku yang sulit untuk di buka,  perlahan menatap sekeliling ruangan yang berwarna putih, dan sangat luas di kelilingi dengan peralatan medis yang merekat di tubuhku.

Saat aku memikirkan hal apa yang sedang terjadi.

...krekk....

Terdengar Suara pintu yang perlahan terbuka dan terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat.

Aku menatap dengan seksama orang  yang tepat berada di hadapan diriku. Ia seorang laki-laki yang menggunakan jas berwarna putih.

Terlihat wajah laki-laki itu tampak bahagia setelah melihat diriku, aku hanya bisa diam dan memperhatikan.

laki-laki itu mendekat kearah diriku. Dan dengan sigap mengecek seluruh, bagian tubuhku.

Dan setelah selesai memeriksa tubuh ku. ia mengelus Surai diri ku dengan begitu hangat.

"Dek akhirnya kamusadar juga"

Aku yang mendengar laki-laki itu menyebut diriku, dengan sebutan adek bingung, karna dia tidak mengenal sosok yang ada tepat di hadapannya.

Aku hanya bisa terdiam, karna jujur saja aku sulit sekali untuk mengeluarkan satu patah kata saja.

Tak tau kenapa aku merasa haus aku ingin sekali minum. Aku menatap laki-laki itu lekat.

Laki-laki itu yang seakan peka dengan maksud aku, perlahan memberikan diri ku segelas air, yang tepat di sebelah diriku.

"Oke, sekarang Ade dengarkan kata Kaka ya."

"Jika ade dengar suara Kaka kedip kan mata ade oke!?."

Aku hanya bisa menurut dan mengedipkan mataku

"Ade nanti Kaka kasih kamu pertanyaan, Ade cukup Kedip kanmata Ade 1 kali jika iya, dan jika tidak kedip kan mata Ade  2 kali oke?."

Akupun berkedip satu kali.

" Oke kita mulaiya "

"Apa ade ingat nama adek?"

Aku berkedip 1 kali

"Apa Ade kenal Kaka?"

Berkedip 2 kali tanda tidak tahu.

"................."

Dia terus saja melemparkan Segala pertanyaan, dan aku hanya menjawabnya.

Tak kerasa sesi tanya-jawab selesai dan dia sekarang sedang menjelaskan siapa dia.

Laki-laki itu bernama RAZKAL FERZA PRATAMA.

Dan selaku dokter yang merawat langsung keadaan diriku selama aku terbaring koma.

Krekk...

Tidak lama suara pintu yang terbuka dengan secara kasar itu terbuka dan terdengar. Suara derapan langkah kaki yang cepat kearah diriku

tampak seorang wanita yang tiba-tiba memeluk diriku dengan erat di barengi dengan setetes air jatuh di pundakku, dan dekapan yang penuh dengan kehangatan dan kasih sayang.

Aku merasakannya, dan tanpa ku duga aku menetes kan cairan berwarna putih dari mata, yang terus mengalir tanpa henti aku tidak mengerti tapi rasa nya itu aku ingin menangis.

Dan kegelapan merenggut aku kembali.

_________________________________________

POV
Razkal

"Sus tolong pindah kan pasyen ini ke ruang rawat lantai 4 ruang 32 ya!"

"Baik dokter"

Hari ini seperti biasa jadwal aku  memantau kondisi adik kesayanganku.

Aku membuka pintu ruangan itu dengan perlahan dan berjalan kearah ranjang.

Hari dimana yang sangat-sangat aku tunggu tiba aku melihat adik aku. terbangun dari tidur panjang nya.

Aku yang melihat adik aku terbangun langsung melihat kondisi dia terlebih dahulu, takut hal yang tidak di inginkan terjadi tapi untungnya tidak ada yang berbahaya hanya saja ia...

Terdengar suara pintu yang terbuka dengan kasar dan terlihat seseorang dan Iyah adalah ayah, ibu, dan para saudara aku yang telah datang.

Melihat sosok sang ibu yang berlari menuju ranjang adik bungsuku, dan langsung sigap memeluk sosok yang baru terbangun itu dengan penuh kasih sayang, membuat diriku menyiratkan senyum kebahagiaan.

"Razkal!!"

Taklama ibuku berteriak, aku yang terbangun dari lamunanku itu melihat dan mendapati adik ku itu taksadarkan diri.

Aku mendekat dan memeriksa keadaannya...

"Gimana raz dia baik baik ajakan"rasa takut terpancar dari raut mukanya yang tampak gelisah dan khawatir akan sesuatu.

Aku yang selesai memeriksa kondisi adik ku itu perlahan mendekat kearah mereka.

Raut wajah bertanya-tanya terpancar di wajah mereka dan aku mengerti itu

"Gimana raz??!"

" Dia baik-baik saja. Dia hanya kecapean, kita biarkan dia beristirahat terlebih dahulu."

"Syukurlah" raut wajah tenang terpancar dari raut mereka.

......

Aku mencoba menjelaskan perihal kondisi adik ku. tentang kondisi dimana ia terkena amesia, diakibatkan benturan di kepalanya yang cukup keras.

Dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut dapat perlahan membaik seiring berjalannya waktu.

POV
Ending.

"Jevirrr!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VRAYENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang