"Stevano! Kita Usai disini saja, hubungan kita"
"Why!?"
"Karena Aku sudah di Jodohi sama orang tuaku, dan Aku mencintainya"
"Fina! Jika itu mau"
"Vano kenapa jawabanmu seperti itu?"
"Dengar Zevanya Ayunda Putri.!!"
Deg.
"Dengar Vanya, Jika kamu dengan mudahnya mengatakan usai, apa lagi Aku! Lalu Aku harus bagaimana?"
"Apa Kamu enggak kecewa!?"
"Kecewa! Tentu"
"Maaf!"
"Kata Maaf, tidak cukup membalikkan keadaan apapun, lagi dalam hubungan kita"
"Maaf!"
"Cukup"
"Tapi--"
"Dengar Vanya, Kamu yang pertama membuatku cinta, Kamu juga yang pertama membuatku kecewa, jadi kisah sempurna tentang cintaku bersamamu. Mati"
"Stevano, Tunggu..!?"
"Tuan.."
1 detik
"Tuan.."
2 detik
"Apa..!?"
Suara dingin yang begitu serak memenuhi ruang tempat ini, yang semula ruangan tenang dan sejuk menjadi sangat mencekam dengan aura datar tiada duanya.
"Tuan kapan anda pulang?" Tanya sang sekretaris Vano dengan hati-hati takut kena amuk masa bukan maksudnya kena amuk sang CEO.
"Apa hari sudah malam?" Kata CEO terus memandang ke luar jendela Kota Jakarta dari gedung paling atas di tempat perusahaannya.
Bukan Tuan masih siang~Batin sang sekretaris dengan perasaan kesal dengan sang atasan. Itu pertanyaan atau pernyataan!
"Sudah malam Tuan, karyawan juga sudah banyak yang pulang" ujar sang sekretaris dengan gugup namun terkesan biasa saja bagi sang CEO. Astaga! sabar-sabar. Orang sabar disayang doi canda sang Tuhan.
"Didit, Ayo kita pulang saja" Ajak Vano kepada sang sekretaris Didit.
"Baik Tuan"
Didit mengikuti langkah Vano yang panjang nan cepat, itu sudah hal biasa Didit lakukan jika berjalan bersama sang CEO.
Tuan Vano sampai kapan Anda seperti ini, masih terjerat dengan masa lalu, Ini sudah 5 tahun berlalu Tuan masih seperti ini, Tuan sama sekali tidak ada perubahan! Anda harus bangkit Tuan, carilah pengganti Dia yang lebih baik. Jika suatu saat nanti Tuan menemukan Jodoh yang benar-benar menerima kekurangan Anda, Saya akan mendoakan yang terbaik bagi Tuan, agar selalu berbahagia dengan pasangan Tuan nanti. Batin Didit dengan perasaan yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata hanya panjatan doa yang bisa kulakukan saat ini.
"Didit Apa yang kau pikirkan, sedari tadi saya panggil, tidak ada sahutan darimu" Tanya Vano kepada Didit. Membuat Didit tersentak kaget dibuatnya.
"Maaf Tuan! Saya tadi sedikit pusing" ujar Didit dengan gugup.
"Santai saja tidak usah formal, kamu istirahatlah jika perlu beli obat dan jangan lupa makan yang banyak biar cepat sembuh" Kata Vano dengan bijak dan penuh wawasan membuat Didit terkejut dibuatnya, selama ini Tuan tidak pernah seperti ini. Yang ada aura dingin dan tegas yang selalu ditunjukkannya kepada orang-orang termasuk. Ini adalah new history yang tak boleh terlewatkan, sangat langka.
"Baik, Terima kasih Tuan"
Hmm...
Mobil yang di kendarai CEO Vano dan Didit meninggalkan area parkir gedung Perusahaan SV Company Group.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sempurna [TaeRose] 3 Episode Tamat
Fanfiction3 Episode saja [TAMAT] Mengisahkan seseorang yang memiliki banyak masa lalu kelam dalam dirinya, sehingga ia menutup hati untuk siapapun. "Hey, anak kecil!" "Jangan Panggil Aku, anak kecil Om! Panggil Aku SHEVA" Hingga pada saatnya tiba, datang ses...