5. YANG MENGAWASI

768 69 24
                                    

"Anak kecil itu udah ada di kamar Paman Yibo sejak kita bawa Om Zhan yang pingsan."

Perkataan Pei Xin membuat para pendengar diam seketika. Yibo menoleh pada isterinya yang entah kenapa sudah terlelap.

"Gimana kamu bisa tahu, Nak?" Yibo bertanya, dia masih tidak percaya pada kemampuan Pei Xin, "jika hantu itu udah ada di kamar kami, kenapa baru keliatan?"

Pei Xin bertanya, "apa Om Zhan sering ngelamun? Sering bilang capek tiba-tiba?"

Xuan Lu menjawab, "kalau masalah capek, itu wajar. Pamanmu 'kan lagi hamil besar."

Yibo menambahkan, "Zhan emang sering ngeluh sekarang, Mba. Perutnya baik-baik aja, tapi dia sering nyeri di bagian pinggang, sering pegal luar biasa di punggung."

Bibir Pei Xin berkerut. "Itu alasannya," dia berujar serius, "Om Zhan udah diganggu sejak lama, bisa juga sejak pertama kali dia bilang sakit."

"Tapi kenapa harus dia?" Yibo bertanya dengan frustrasi, "demi Tuhan, ini orang hamil, loh. Setan itu benar-benar setan!"

"Namanya juga setan, ya setan lah." Kata Yuchen, "sekarang kita mesti cari cara biar Zhan bebas dulu, takutnya gangguan ini berlanjut dan bikin kandungan Zhan bermasalah."

"Kalau gitu, aku minta tolong sama kalian buat nginep di sini lebih dari yang kalian rencanakan tadi. Mba Lu bisa periksa Zhan lebih mudah, kan?"

Xuan Lu mengangguk, dia membenarkan apa yang suami dan adik iparnya katakan. Wanita itu menatap Pei Xin yang fokus mendongak ke lantai 2. Mata remaja tersebut setengah melotot dan tersenyum sinis. Tatapan Xuan Lu diikuti Yibo dan Yuchen, ikut memperhatikan bagaimana Pei Xin kini berdiri lalu berjalan pelan menuju tangga lantai atas.

"Pei Xin--"

"Biarin, Yibo. Kita lihat dulu." Kata Yuchen.

Pei Xin sampai di depan kamar Yibo dan Zhan, kemudian berjongkok di sana sambil menumpukan kedua tanhan di lutut. Dia berbicara sangat pelan, tapi di tengah malam begini, keadaan sunyi hingga apa yang remaja itu katakan terdengar jelas.

"Apa urusanmu?" Pei Xin mulai bertanya pada sosok yang Yuchen dan Yibo tidak lihat. Xuan Lu tetap di lantai bawah menemani Zhan dan Lian.

"Itu jadi urusanku, setan kecil. Aku bisa mencekikmu sekarang kalau mau."

Yibo terpaku mendengar ucapan kasar Pei Xin. Yang dia tahu, keponakannya ini sangat lembut dan cukup pendiam. Mengejutkan sekali jika mendengar orang sepertinya tiba-tiba berubah dalam semalam.

"Apa syaratnya?" Cukup lama Pei Xin berjongkok dan mendengarkan penjelasan hantu itu.

Yuchen dan Yibo melotot melihat jejak-jejak kaki anak kecil mulai terlihat. Jejak-jejak itu berjalan, membuat dua pria dewasa di sana mundur. Pei Xin menggeram rendah, memukul lututnya dan berdiri dengan kasar.

"Paman Yibo, ada hal menjengkelkan sekarang. Hantunya bisa pergi, tapi dia minta 1 syarat yang bisa bikin kita semua stres."

Yibo menatap Pei Xin, "apa itu? Paman bakalan nyari cara! Asalkan Om Zhan-mu bisa selamat."

"Okay," kata Pei Xin, dia berjalan dan menumpukan tubuh depannya di balkon lantai 2. Seraya memperhatikan Zhan yang terlelap bersama Lian, dia berkata, "aku masih belum bisa mastiin hantu itu asal aslinya dari mana. Tapi tadi dia nyanggupin bakalan pergi jika dia... Dia dikasih masuk ke perut Om Zhan."

"APA?! SYARAT GILA MACAM APA ITU?!" Yibo meraung marah, dia kaget bukan main dan Zhan di bawah sana terbangun.

"Paman, jangan panik dulu. Kasih aku kesempatan buat nyari tau asal hantu ini. Jika kita tau asalnya dari mana, kita pasti bisa bikin dia 'pulang' dan bener-bener hilang."

JANIN (Horor Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang