PROLOG

9 1 0
                                    

Cerita ini mengandung adegan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perundungan. Cerita ini juga tidak nyata dan hanya imajinasi outhor, mohon di mengerti dan jangan terlalu di anggap serius. Terima kasih, dan selamat membaca.

***

"Dia menyesali kesalahannya. Dia kembali demi melihatku kembali, dia kembali demi menyelamatkanku. Dia yang memberitahuku apa itu "Kehidupan". Dia Rean Alisky, manusia dengan hati yang terbuat dari kapas. Manusia terbaik yang pernah aku temui seumur hidup, manusia terbaik yang ada di seluruh duniaku."

***

"Ibu, kenapa ibu suka melihat ke langit? Ada apa di sana?"











***

Hidupku baik baik saja, keluargaku sangat bahagia dan harmonis sehingga orang orang iri melihat kesenanganku dengan keluargaku. Aku merasa sangat bersyukur telah dilahirkan di keluarga ini.

Sampai pada akhirnya... Kebahagian itu tidak berlangsung lama. Ketika usiaku sudah menginjak tujuh tahun, Ayahku ketahuan selingkuh di medsos (Media Sosial). Ibuku sudah meminta pisah dengan ayah, tapi ayah sangat menolak hingga ayahku selalu melakukan kekerasan, aku dan ibuku selalu menjadi bahan pelampiasan amarahnya.

Ayahku jadi pengangguran, sering keluar rumah dan pulang malam sekali dengan bau alkohol yang tidak enak. Ibuku bekerja di mini market, meski gajinya tidak terlalu besar tapi itu cukup untuk membantu biaya kehidupan sehari hari dan untuk membayar biaya sekolahku.

Dari kecil bahkan dari awal masuk sekolah, aku tidak punya teman, aku selalu menjadi bahan perundungan, tak sedikit orang yang menjadikanku bahan perundungan mereka, dan tak sedikit juga orang yang hanya melihatku di rundung dan sama sekali tak membantu. Meski aku awalnya bahagia karna memiliki keluarga yang harmonis, tapi tetap saja aku tak bahagia dalam lingkungan sekolah. Namun kini aku tidak bahagia dalam keduanya.

Sudah beberapa kali aku melaporkan hal ini kepada guru guru, tapi... Mereka sama sekali tidak peduli, tak ada gunanya untuk memberitahu kalau aku menjadi bahan perundungan di sini, itu semua sia sia.

Ibuku selalu melindungi aku dari kekerasan ayah, dia rela di sakiti oleh suaminya demi anaknya, tubuh ibu sudah penuh dengan bekas luka. Aku tidak bisa begini terus, aku tidak bisa di lindungi terus, aku juga harus bisa melindungi ibu. Tidak jarang aku mencoba melindungi ibu, tapi tubuhku belum terlalu cukup kuat untuk itu. Setiap aku mencoba untuk melindungi ibu, aku akan dipukuli lebih dari biasanya. Aku ingin mencoba melaporkannya pada polisi, tapi aku tak berani, aku bisa mati.

Aku rindu keluargaku yang dulu, aku rindu ayahku yang dulu, aku rindu dunia luar yang menyenangkan, aku rindu senyuman keluargaku yang dulu. Aku tidak bisa menjadi anak anak pada umumnya ya? Aku tidak bisa memiliki banyak teman ya? Aku tidak bisa mempertahankan keluargaku yang harmonis ya? Kenapa aku selalu menjadi bahan perundungan? Aku bahkan tidak melakukan hal yang salah pada mereka.

Andai saja ayah tidak selingkuh pasti ini semua tidak akan terjadi, andai saja aku pintar bergaul pasti aku akan mendapatkan banyak teman dan tidak menjadi bahan perundungan.

Aku sudah lelah, badanku penuh dengan darah, memar, dan juga bekas luka, aku terlalu muda untuk ini.

Suatu saat, aku mencoba kabur dari rumah. Aku berlari dan terus berlari berusaha menghindar dari kekerasan ayah, hingga aku tidak tau aku ada di mana. Aku berada di sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir air sungai, dan di jembatan ini sangat sedikit kendaraan yang melintas. Kebetulan sekali, aku sedang berada di jembatan. Hal aneh mulai menguasai pikiranku. Aku mencoba berjalan ke tepi jembatan itu dan menaiki pagar yang menghalangi.

Untuk apa aku hidup? Apa itu kehidupan? Apa itu kebahagiaan? Dunia ini kejam. Lebih baik aku tidak ada di dunia ini.

Aku melemaskan tubuhku sehingga badanku mulai condong ke depan secara perlahan, aku siap untuk jatuh ke sungai yang sedang mengalir itu. Tapi tiba tiba... Kenapa aku berhenti? Dan rasanya tanganku seperti ada yang memegangnya. Aku mencoba melihat ke belakang, ternyata ada sosok anak laki laki yang mungkin seumuran denganku. Dia menggenggam tanganku dan mencegahku untuk melakukan aksi konyol ini.

Ketika aku melihat anak laki laki itu, seketika aku terpesona, dia memiliki paras yang rupawan. Matanya yang berwarna coklat terang itu tersorot sinar matahari seperti cahaya malaikat. Siapa dia?

Kehidupan : Sesuatu Dari Langit UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang