6. It's Him.

3 0 0
                                    

Setelah beberapa hari, aku tidak menemukan keberadaan lelaki yang menyelamatkanku dari bola basket sekaligus orang yang mengetahui bahwa aku pernah melakukan tindakan percobaan bunuh diri. Aku mencarinya, aku benar benar ingin tahu bagaimana ia bisa mengetahuinya. Apa dia bisa melihat masa lalu orang lain?

Suatu saat ketika aku berada di kantin, aku duduk sendirian di salah satu meja yang berada di kantin sembari memakan makanan yang sudah kubeli.

Aku menunduk ke arah makanan yang sedang aku kunyah saat ini. Aku melihat samar samar ada seseorang yang berjalan ke arahku. Dan benar, ia berhenti dan berdiri tepat di seberang meja. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat sosok yang berdiri tepat di seberang meja. Ternyata aku melihat seorang lelaki yang sangat tinggi yang tak lain adalah orang yang mengetahui tindakan percobaan bunuh diriku.

"Hai, lama tidak berjumpa." Ia menyapa sembari duduk di sebrang meja.

"Namamu Zyani Andi Shara, kan?" Lanjutnya.

"Kenapa kamu bisa tahu aku pernah mencoba untuk bunuh diri? Kamu bisa membaca masa lalu?" Tanpa basa basi, aku langsung menanyakan poin penting yang membuatku begitu penasaran tanpa menjawab perkataannya.

"Hey, jawab pertanyaanku dulu." Balasnya seolah olah tidak ingin membicarakan topik yang kuberikan.

"Ya, namaku Zyani Andi Shara." Jawabku mengalah.

"Baiklah. Kau tahu, ini bukan tempat yang pas untuk membicarakan hal seperti itu. Pulang sekolah nanti, tunggulah di depan gerbang sekolah, aku akan menemuimu." Ucapnya sembari beranjak dari tempat duduknya lalu kabur meninggalkanku.

"H-hei tunggu dulu!" Aku menguraikan tanganku untuk memanggilnya, namun ia menghiraukannya dan aku tidak bisa pergi untuk mengejarnya.

***

Sepulang sekolah, aku menunggunya di depan gerbang sekolah seperti yang ia perintahkan. Selang beberapa menit, lelaki itu benar benar menghampiriku yang sudah menunggu untuknya di depan gerbang sekolah. Ia berjalan ke arahku sembari melambaikan tangannya.

"Wah ternyata kamu menungguku, kamu sudah lama menunggu?" Ucapnya sembari berdiri di sampingku.

"Tidak, baru saja." Jawabku singkat.

"Apakah kamu tidak keberatan jika berjalan sebentar? Aku akan membawamu ke suatu tempat yang cocok, tapi kita bisa membahasnya di perjalanan. Nanti aku antar kamu pulang ke rumah."

"Oke, aku tidak keberatan. Tapi aku harus menghubungi bundaku terlebih dahulu."

"Oke."

Aku segera merogoh saku rok ku untuk mengambil telepon genggamku. Aku segera menyalakannya dan pergi ke aplikasi WhatsApp untuk mengabari bunda Tiara.

"Bunda, Zya izin pulang sedikit telat ya. Zya pergi dulu sama teman, pulangnya nanti di antar."

Hanya menunggu beberapa detik sejak pesanku terkirim, bunda Tiara langsung membalasnya.

"Oke, hati hati ya. Jangan pulang terlalu malam."

"Siap!"

Pesanku di baca dan topik berakhir. Aku menyimpan kembali telepon genggamku di dalam saku rok.

"Ayo." Ajakku.

Kami mulai berjalan berdampingan menuju tempat yang lelaki tersebut tuju sembari membahas hal yang ingin ku ketahui.

"Sebelumnya, perkenalkan namaku Rean Alisky-" Lelaki tersebut akhirnya memperkenalkan dirinya.

Aku memotong pembicaraannya karena perhatianku langsung teralihkan pada nama belakangnya, Alisky. "Alisky? Sky?" tanyaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kehidupan : Sesuatu Dari Langit UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang