Kerjaan

6 7 0
                                    

Pukul 23.00 malam

Asa merengganggkan ototnya setelah berjam-jam duduk ia tersenyum melihat tumpukan map dimeja kerja mamanya yang sudah ia selesaikan semuanya

Tok tok tok tok. Sindi mengetuk pintu ruangan mamanya asa

"Wahh udah selesai yaa? Hebat banget sih kamu, pasti bu leta bangga banget punya anak kayak kamu" Ucap sindi dengan tatapan berbinar

Asa tersenyum tipis mendengar itu, ia berharap suatu saat mamanya bisa benar-benar bangga padanya bukan hanya khayalan asa semata

"Saya pulang dulu yaa kak" Ucap asa membereskan barangnya

"Ehh tunggu, emm....aku boleh nebeng nggak? Mobil aku mogok trus sekarang lagi di bengkel baru bisa diambil besok" Ucap sindi.
Tanpa berpikir asa langsung mengangguk

"Yeyy, makasih yaa. Yuk kita pulang" Ucap sindi dengan antusias, ia pun kembali menggandeng asa

30 menit kemudian

"Makasih ya asa" Ucap sindi, setelah turun dari motor asa.

Asa mengangguk "makasih juga ya kak, selama ini udah mau bantuin saya" Ucap asa

"Pasti dong, kapan pun kamu butuh aku pasti siap bantu kamu" Ucap sindi semangat

"Tapi sa, bisa nggak kamu jangan pake saya-saya an kalo sama aku? Yaa biar kita bisa lebih akrab aja gitu" Ucap sindi dengan wajah berharap

"Maaf kak saya nggak bisa, saya hanya menghargai kakak sebagai sekretaris mama saya"ucap asa

Mendengar itu sindi langsung menghela napas " Yaudah deh kalo itu buat kamu nyaman"ucap sindi

Asa mengangguk "kak sindi udah saya anggap kayak kakak saya sendiri, jadi sampai kapanpun saya akan menghormati kakak seperti ini" Ucap asa . Dan sindi hanya mengangguk lemas

"Saya pergi dulu " Ucap asa

"Hati-hati"ucap sindi. Setelah melihat kepergian asa, sindi  menghela napas lagi. Ia berjalan masuk kerumahnya dengan lesu
"Kakak?"ucap sindi kecewa

" Napa lu?"ucap senja, yang membuat sindi terlonjak kaget

"Apaan sih lo ja, kalo gue mati gimana?" Ucap sindi kesal pada senja yang menyembulkan kepalanya dari belakang pintu

"Lebay banget sih kakakku ini.... " Ucap senja sambil mengunyel-ngunyel pipi sindi

"Seunjeuww....." Ucap sindi tak jelas. Ia pun langsung menyingkirkan tangan senja dari pipinya

"NGESELIN BANGET SIH LO....."teriak sindi saat melihat senja yang langsung kabur setelah mengganggunya

"KABUR ADA SINGA MARAHH...."teriak senja menaiki tangga menuju kamarnya

" SENJA JANGAN LARI-LARI..... "ucap reno ayah senja dan sindi

" Baru pulang? "Tanya reno pada sindi

Sindi mengangguk. Reno menghela napas melihat wajah  kusut putri pertamanya itu

" Kak, kayaknya kamu harus bener-bener mikirin buat pindah ke kantor ayah aja deh, liat tu muka kamu, kusut banget kayak baju belum distrika"ucap reno

"Yahh, jangan mulai deh. Sindi kayak gini bukan karena kerjaan kok, ayah itu cuman perlu percaya sama sindi oke?" Ucap sindi lalu naik keatas ke kamarnya

Reno kembali menghela napas
"dasar keras kepala, anaknya siapa sih?"Ucap reno

Setelah sampai dikamar, sindi langsung membanting tubuhnya ke kasur.
Ia menyalakan ponselnya dan tersenyum, wajah asa terpampang jelas dihalaman utama ponselnya. Bisa-bisa nya ia menyukai anak usia 18 tahun yang umurnya bahkan sama dengan umur senja adiknya

Toktoktok. Suara seseorang mengetuk pintu kamar sindi

" Masuk..."ucap sindi dan langsung mengunci ponselnya kembali

Dan pintu pun terbuka
"Hai " Ucap senja dengan mengengir

"Sok-sok an ngetuk-ngetuk" Ucap sindi menyindir

"Dih kan gue menghargai privasi lu"ucap senja. Lalu melompat kearah sindi

" Senja nagapain sih lo ahh...."ucap sindi kesal, bagaimana tidak senja saat ini sedang menopang wajahnya tepat di depan wajah sindi sambil tersenyum lebar padanya

"Ajarin gue make up. Yaa yaa yaa?"Ucap senja dengan mata berbinar. Mendengar ucapan senja sindi langsung dibuat terkaget olehnya karena selama ini kalau sindi mendandaninya senja selalu menolak tapi kali ini dia sendiri yang datang kepadanya














Finish.

𝘈𝘴𝘢 𝘋𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘯𝘫𝘢 (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang