Inner child

13 2 0
                                    

Tersenyum lebar dari sudut bibir, langkah kakiku perlahan melangkah mendekati seorang Gadis kecil dengan Jepit Rambut di sisi kanan Rambut ikalnya, Senyum lebar tampak diperjelas dengan Dua gigi besar dipusatnya, tubuh gadis itu kurus dengan mata lumayan kecil ditambah hidung yang tampak lucu berada ditengah pipi bulatnya, kaki kecilnya berlari riang menapaki rumput berembun dibawah jemarinya, sedikit terkekeh Gadis kecil itu meneriaki nama seorang teman yang sudah lebih dulu berjalan mendahuluinya, semakin mendekat semakin meragu untuk hanya mengucapkan salam.
“Ah ~ Anak itu tampak bahagia tanpa tau apa yang akan terjadi didalam hidupnya kelak.” Pikirku.

Kembali melangkah dengan langkah pasti hingga jarak kami hanya berbeda beberapa langkah, Kembali tersenyum sambil mencoba menyebut nama Anak Gadis itu dengan cukup tenang,
“Ivy.” Ucapku.
Lucu, Gadis itu menoleh meragu, dahinya berkerut halus tanda bingung, matanya semakin menyipit saat mencoba memfokuskan pandangnnya kearahku.

“Kaka siapa?” Ucap Gadis kecil itu semakin bingung, Terkekeh kecil mendapati diriku semakin mendekat tanpa banyak jarak, mencoba berlutut untuk menyamakan tinggi, jemariku terjulur mengelus pelan pundak si gadis kecil, menunduk sebentar hampir menangis, aku mecoba menelan kembali kesedihan yang tidak direncanakan untuk kembali menatap si gadis kecil yang terlihat makin bingung.
“Aku adalah kamu.” Ujarku kembali mengeratkan bibir.

“Kaka hanya ingin berbicara sebentar, apa boleh?” Ucapku lagi dan disambut anggukan kecil gadis itu.
Kembali melembutkan tatapan, jemariku kembali terjulur untuk menggenggam jari si gadis kecil, diam sebentar untuk menahan tangisku lantas berujar perlahan,
“Nak, hidupmu dimasa depan tidak seindah seperti bayangan sebelum kau tidur dimalam hari, kau akan menemui banyak luka dihidupmu, ntah luka yang orang lain sebabkan padamu atau luka yang sengaja kau lakukan sendiri, akan banyak pilihan yang mampu mendorongmu kearah yang tidak baik tapi kau mampu melewati itu dan tetap berdiri pada prinsipmu, namun jangan terlalu memaksa, kamu tidak bisa membahagiakan semua orang, dan kamu juga tidak pelu terlalu keras pada dirimu sendiri, toh kita semua manusia, dan manusia tentu saja membuat banyak kesalahan namun kau bisa melewati semua itu dengan baik, kau akan melewati banyak keraguan, kemarahan dan kesedihan tapi ingat jangan membenci siapapun apa lagi membenci dirimu sendiri, kau sudah bisa bertahan saja sudah sangat membanggakan sebagai manusia, tapi tentu saja dimasa depan kau pun memiliki banyak kebahagiaan, karna hidup tidak selalu tentang kesedihan kok, yang bisa kau lakukan hanya menjalani hidupmu walaupun dengan penyesalan tapi itu adalah yang membuatmu bisa berdiri dengan kakimu sendiri, bergantung dengan dirimu sendiri dan berdamai dengan dirimu sendiri, aku tidak bisa kembali memberitahukan bagaimana kehidupanmu kemudian, apakah kau akan memiliki keluarga bahagia dengan Dua orang anak seperti impianmu, atau apakah kau akan kembali meragu dan menghentikan langkah, itu semua pilihanmu, tapi yang pasti aku harap kau bisa hidup dengan banyak kebaikan yang mengelilingmu dan bahkan kau tidak perlu melihat penyesalanmu kembali...
Inner Child-ku.” Ujarku mengakhiri semua kalimatku.

Gadis itu kembali tersenyum dan mengangguk menatap hangat kearahku,
“Pasti akan aku ingat ucapakan kaka.” Senyum kecilnya tampak tulus dimataku. Aku menyukai senyum itu, senyum yang tidak memiliki banyak prasangka dan kekhawatiran.

“Kak aku harus pergi, temanku sudah menungguku disana.” Jemari kecil itu terjulur kearah Gadis lain yang sudah menunggu di ujung jalan dengan mendengus. Tawa kecilku muncul dengan kembali berdiri, aku mengelus rambut gadis kecil itu dengan perlahan seakan tidak rela untuk melepaskan.
“silahkan~” ujarku setelahnya, tanpa pertimbangan kaki kecil gadis itu kembali bergerak dan melangkah semakin menjauh dari hadapanku, namun kemudian, “Maaf aku lupa menanyakan nama kaka, nama kaka siapa?” suara nyaring kembali terdengar dengan tubuh mungil yang kembali menoleh kearahku, dengan senyum kecil aku menjawab. “Ivy, namaku Ivy dan aku adalah kamu dimasa depan.” Tuturku.

Hi END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang