── 25. Ever After

38.7K 2.6K 119
                                    


⚠️
──

Jeno tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, begitu juga dengan Jaemin. Si manis menatap layar USG dengan mata yang berbinar.

"Dapat dilihat dalam layar, tuan Lee Jaemin sedang mengandung dua bayi kembar. Keduanya tumbuh dengan baik dan sehat, kau pasti menjaganya dengan telaten, tuan Jeno"

──

"Benar tidak apa apa aku tinggal sendiri?"

Jaemin mendongak menatap Jeno yang berdiri di hadapannya, menghentikan kegiatan melipat bajunya lantas mendengus pelan.

"Benar Jeno. Astaga aku harus berkata berapa kali lagi?" Lelaki manis itu berdiri, mendekat ke suaminya guna merapikan dasi yang melekat di jas yang tengah Jeno pakai.

Sang dominan menghela napas, menatap suami kecilnya dengan tatapan lembut. Kemudian tanpa aba aba, Jeno menarik pinggang sempit itu untuk lebih mendekat padanya. Saat itu pula, Jeno langsung dapat merasakan sudah seberapa besar perut Jaemin yang kini menempel pada tubuhnya.

Usia kandungan Jaemin sudah masuk ke bulan bulan terakhir, bahkan terakhir kali mereka berdua pergi konsultasi, dokter mengatakan bahwa mereka akan segera bisa bertemu dengan si kecil 5 minggu lagi.

"Jika ada apa apa langsung kabari aku oke?" Ujar Jeno tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Iya iya" Jaemin tersenyum, ia mengalungkan lengannya pada yang lebih tinggi, "aku akan selalu menjaga baby dengan baik Jeno"

Garis senyum terbit di wajah Jeno, ia memajukan wajahnya, meraup bibir istrinya sebelum di lumat habis sampai si manis hampir kehabisan napas dan meremas kerah sang dominan.

"Sayang, jaga mama Na untuk ayah, ya? Jangan repotkan dia oke?" Jeno bermonolog dengan perut Jaemin yang melembung besar.

Jaemin terkekeh, ia biarkan tangan Jeno mengusap perutnya hingga hangatnya menjalar sampai hati.

"Iya ayah" Jaemin membalas dengan nada riang, seakan akan itu adalah suara bayi yang diwakilkan olehnya.

Jeno kembali mengecup bibir Jaemin, tak bisa menahan gemas karena istri manisnya itu.

"Sudah sudah," Jaemin tertawa kegelian, "ayo ku antar ke depan"

Kemudian pasangan itu berjalan keluar kamar, si manis mengekor pada dominannya sampai depan pintu utama.

Jeno tersenyum sembari menatap Jaemin, lantas masuk ke mobil dan segera menyetirnya menuju kantor, meninggalkan Jaemin yang melambaikan tangan dengan ria sampai sosok sang dominan menghilang dari pandangannya.

──

"Jieee, astaga mainanmu berceceran" Jaemin berdecak. Ia mengusap keningnya kala melihat kamar anak sulungnya yang begitu berantakan.

Jisung yang mendengar pekikan Jaemin hanya meringis tanpa dosa. Anak laki laki itu tengah duduk bersila di pojok kamar dengan kedua tangan yang menggenggam mainan.

"Sudah mama bilang kan, keluarkan mainan yang akan kamu gunakan saja Jiee. Jika sudah tidak digunakan kembalikan ke keranjang mainanmu agak tidak berceceran kesana kemari, kalau sampai terinjak dan kakimu cidera bagaimana? Apakah-"

"Mama Na bawel" Jisung memutus omelan mama kesayangannya dengan mulut yang dicebikkan maju.

Jaemin menghela napas, ia berjalan masuk ke kamar Jisung sembari merapikan mainan anak sulungnya yang bercecer dengan susah payah sebab perut besarnya.

Jisung segera beranjak dari duduknya, menghampiri sang mama untuk membantu.

"Mama Na duduk sajaa, kata ayah mama tidak boleh cape cape. Aku akan memberesi mainanku sendiri" Jisung menyahut mainan yang Jaemin pegang lalu melemparnya ke keranjang mainan, setelah itu ia bergerak gesit merapikan kamarnya.

Doctor Na | Nomin [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang