Hangat...,
Satu kata itu mendeskripsikan betapa nyaman tidur seorang anak laki-laki yang kini sedang berbaring di tempat tidur. Kepalanya sedikit bergerak, sepertinya cahaya matahari yang berasal dari jendela mengganggunya. Ia membuka matanya secara perlahan.
Mendudukkan dirinya, anak itu mengusap matanya, seingatnya tadi ia tenggelam, apakah dia di rumah sakit? Visinya yang kurang fokus membuatnya menutup mata sekali lagi dan membukanya.
Ia tak dapat mempercayai apa yang dilihatnya sekarang. Tempat tidur mewah dengan kanopi berwarna putih gading dan tirai - tirai putih, gila, memangnya ada rumah sakit seperti ini? Ia mengedarkan pandangannya ke arah lain, mendapati jendela ala Eropa klasik yang tinggi dengan ukiran rumit. Jendela itu menampilkan pemandangan indah, yakni hamparan bunga yang berwarna - warni.
Anak laki - laki itu turun dari tempat tidurnya, kemudian berjalan pelan ke arah jendela itu, mengagumi panorama yang memanjakan matanya.
Saat ia berbalik, ia melihat cermin. Tunggu, apa itu lukisan? Lukisan anak laki - laki bersurai pirang dengan mata oranye yang besar, ia berasumsi anak itu berumur lima tahun karena wajahnya yang terlihat seperti bayi.
Anak laki - laki itu mengedipkan mata.
Dan lukisan itu melakukan yang sama dengannya.
"A-apa ini...," tangannya menyentuh cermin yang ada di hadapannya.
"Ini..., aku?"
Bocah itu berteriak kencang, badannya bergetar, apakah dia dilahirkan kembali? Reinkarnasi? Atau masuk isekai seperti cerita novel klise yang sering dibacanya? Apa yang terjadi? Tetapi dari semua persoalan yang ada di kepalanya, ia berteriak karena...
Tubuh yang dimasukinya ini benar-benar menggemaskan!
Astaga tangannya kecil sekali..., dan lihat pipi itu! Seperti kue mochi yang mau tumpah dengan rona kemerahan yang membuatnya ingin mencubit pipinya sendiri.
"Wah..., akhirnya aku memahami apa itu love myself,"
Ketika dia akan mengagumi dirinya lebih lanjut, pintu kamarnya terbuka dengan tergesa - gesa, seorang perempuan yang berpakaian seperti pelayan masuk, wajahnya terlihat sangat khawatir.
"Pangeran! A-anda sudah bangun! Saya mendengar teriakan Anda-, Apa yang terjadi?"
Perempuan itu menghampirinya dengan mata berkaca - kaca, bocah laki - laki itu terdiam, memproses kejadian yang baru saja terjadi.
"Pangeran...?" anak kecil itu bertanya. Suaranya sangat pelan, namun masih bisa terdengar.
"Ya, Yang Mulia, apakah Anda baik - baik saja?"
"Siapa... Aku? Dan siapa kau?" bocah itu memilih untuk berpura - pura amnesia. Lagipula ia tidak mendapat ingatan apapun dari tubuh ini.
"...Apakah Anda lupa ingatan, Pangeran?" pelayan di depannya menangis, "Sepertinya karena Anda terjatuh ke dalam danau...,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Fanfiction[Tower of God Fanfiction] Masuk ke dunia novel adalah kesialannya yang pertama. Dan menjadi pangeran terbuang adalah kesialan keduanya. Wangnan Zahard, pangeran yang tidak pernah dilirik sekalipun oleh ayahnya, sang Raja Tiran. Pada umurnya yang ke...