54

269 66 45
                                    

Salah satu candu yang sedang menjerat seorang Kim Taehyung saat ini adalah aroma tubuh Park Chaeyoung. Hidung pria ravenette itu masih betah bertengger di perpotongan leher Rosie tanpa mengindahkan permintaan wanita itu untuk segera menyudahi aksi mesumnya di pagi hari.

"Aku tidak mau meninggalkanmu sendiri," lirih Taehyung, semakin mengeratkan pelukannya.

"Tapi kau harus pergi, Tae. Prof. Kim sudah menunggumu sejak kemarin." Bujuk Rosie, sembari berusaha melepaskan diri dari pelukan Taehyung namun usahanya sia-sia.

Semakin Rosie berusaha mendorong Taehyung, pria ravenette itu justru semakin mengeratkan pelukannya, atau melayangkan kecupan-kecupan singkat di leher Rosie, atau mengisap dan menggigit gemas cuping telinga Rosie, membuat wanita itu mati-matian menahan desahan.

"Aku akan meminta Kai hyung untuk menahan gaji profesor bulan ini." Kesal Taehyung, mengerucutkan bibir lalu mendaratkan dagunya di pundak Rosie.

Rosie terkekeh. Dia kembali mendorong tubuh Taehyung saat merasa pelukan di pinggangnya melonggar. "Jangan melakukan hal konyol, Taehyung. Bukankah kalian melakukan ini untuk Taehyun oppa?" Anggukan kepala Taehyung menjadi jawaban untuk pertanyaan Rosie. "Kalau begitu cepat pergi dan selesaikan urusanmu lalu segera kembali padaku."

Rosie mencium singkat bibir Taehyung, hingga berhasil membuat pria ravenette itu menarik lebar kedua sudut bibirnya.

"Baiklah, aku akan secepatnya menyelesaikan urusanku lalu kembali padamu." Taehyung kembali memeluk Rosie untuk yang terakhir. "Kau harus tetap menghubungiku meski aku tidak membalas pesanmu, atau mengangkat teleponmu." Rosie mengangguk. "Jangan buat dirimu terlalu lelah, dan pastikan untuk tidak pergi kemanapun sebelum aku datang menjemputmu!"

"Aku mengerti, Tn. Kim. Sekarang pergilah atau kau akan terlambat."

"Ya-ya-ya, aku akan pergi sekarang." Taehyung mengecup singkat bibir Rosie. "Tunggu aku pulang, Ny. Kim!"

Nyonya Kim, sebuah panggilan yang akan selalu terdengar indah di rungu Rosie, yang akan membuat senyum kecil merekah, menghiasi wajah cantiknya. Dia begitu menyukai panggilan itu, terutama saat Taehyung yang menyuarakannya.

Netra Rosie masih mengekor punggung sang suami yang makin menjauh, namun saat tubuh tegap pria ravenette itu mencapai ambang pintu, Rosie menjalin kedua alisnya lantaran pria itu berbalik dan berjalan menghampirinya.

"Aku tidak bisa melakukannya," cicit Taehyung setelah memeluk Rosie.

Rosie hanya menanggapi dengan senyum dan membalas pelukan Taehyung.

"Tidak bisakah aku tetap di sini menemanimu mengajar anak-anak? Aku bisa membantumu membacakan dongeng untuk mereka." Manik Taehyung melebar, sengaja agar terlihat menggemaskan. "Atau bernyanyi untuk mereka."

Rosie mengelus pipi Taehyung. Tersenyum lembut sebelum memberikan jawaban. "Kau tahu aku bisa ikut denganmu kalau kau memintaku, Tn. Kim."

Taehyung menghela napas. Memaku pandangan pada wajah cantik sang istri yang masih mengelus lembut pipinya. "Aku tahu, tapi aku tidak ingin seseorang melihatmu lalu membawamu pergi."

"Kalau begitu aku akan tetap di sini, menunggumu sampai kau pulang," kata Rosie meyakinkan Taehyung.

Sekali lagi Taehyung menghela napas. "Hmm, aku tidak punya pilihan," ucapnya menyerah. Sekon berikut, dia mensejajarkan wajahnya dengan perut Rosie, lalu tangan kekarnya mengelus lembut perutnya. "Halo, Sayang, Ayahmu yang tampan ini harus pergi meninggalkan Ibu, jadi Ayah punya tugas penting untukmu," tuturnya, mengerling wajah Rosie yang merona sebelum kembali melanjutkan konversasi dengan calon bayi dalam kandungan Rosie. "Kau harus menjaga Ibu selagi Ayah tidak ada. Apa kau bisa melakukannya untuk Ayah?" Menempelkan telinganya pada perut Rosie, seolah bisa mendengar bayi yang masih berupa janin itu menjawabnya. "Bagus! Ayah tahu kau bisa melakukannya, Sayang." Mencium perut Rosie, kembali mengelusnya sembari bibir mengembangkan senyum lalu berdiri.

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang