Chapter 1 - Tiga Saudara

81 12 3
                                    

NOTES : Ini cerita genre nya adalah Horor, Thriller, Psychology. Jadi bagi yang nggak suka ketegangan, darah dan uji nyali, nggak perlu baca ya, dari pada kena Stroke 😂 Pokoknya kalau ada apa-apa jangan salahin aku 😂

Happy Reading~~

.

.

.

.

.

.

"Ayo anak-anak, duduk dengan rapi. Hari ini kita kedatangan keluarga baru" Seorang wanita paruh baya bernama Baifern Pimchanok atau yang biasa dipanggil Ibu Kepala ini masuk membawa ketiga anak dengan umur yang berbeda. Ibu Bai adalah seorang Kepala Panti Asuhan disini.

Anak-anak itu tidak memiliki wajah yang mirip, tubuh yang berbeda dan struktur rambut yang berbeda. Namun, mereka adalah saudara satu Ibu. Yang membuat mereka sama hanya ekspresi wajah mereka yang tenang dan dingin. Bahkan para anak-anak yang kini duduk didalam kelas menatap tak suka bahkan ada dari mereka yang takut berpandangan dengan ketiga bocah itu.

"Ayo, kalian perkenalkan diri dulu ya" Pinta Ibu Bai dengan senyum cantiknya, mendorong lembut Anak yang jauh lebih tinggi dari saudaranya.

Anak berkulit putih itu menatap mereka dengan mata tajam nya. Berdiri tanpa berbicara sepatah katapun dan hanya mengamati anak-anak itu satu persatu.

"Loh, Ada apa Yin?" Tanya Ibu Bai yang heran melihat Yin yang terdiam.

"Aku nggak suka sama mereka" Ucapnya hambar.

"Yin, kamu nggak boleh bicara seperti itu. Ayo perkenalkan diri..."

"Maaf aku terlambat!!" Seorang anak laki-laki membuka pintu dengan keras, nafasnya terlihat menggebu dengan peluh yang membasahi rambutnya.

"Astaga War! Pakai dulu sepatumu" Seorang wanita menyusul anak yang dipanggil War itu. Seorang wanita yang merupakan pengasuh panti mengusap peluh diwajahnya, dia harus berlari mengejar War dari kamar di lantai 3 hinggak ke kelas yang berada di lantai satu.

Namun War tak menggubris sang pengasuh yang kini tengah memaksa War memakai sepatu sebelah kanannya yang tertinggal. "Woaaahh" Kedua mata War berbinar menatap ketiga anak baru yang berdiri bersama Kepala Panti. "Keluarga baru ya!!" War berlari dan menggenggam kedua tangan Yin. Dia menatap Yin dengan lekat penuh kebahagiaan. "Namaku War Wanarat, salam kenal hehehe"

"War, ayok duduk!" Ibu Bai memukul kepala War pelan, memerintahkan War untuk segera menempatkan diri di kursi belajarnya.

"Khab~" Ucapnya dengan lemas dan beranjak menuju kursi paling ujung dekat jendela.

Yin Anan, anak yang memiliki sorot mata tajam itu terus mengamati War yang tengah memasang wajah cemberutnya. Menompang dagunya dengan bosan seraya menatap keluar jendela.

"Nah, Yin. Sekarang perkenalkan dirimu"

Yin menelan salivanya, dia tak mengalihkan padangan dari War sedetikpun. "Namaku Yin Anan !!" Dia mengucapkan namanya dengan begitu keras hingga membuat semua orang terkejut begitu pula War yang kini mengalihkan pandangan padanya. Yin tersenyum melihat War kini focus menatapnya. "Umurku 15 tahun. Hobi ku bermain bola dan makan"

War terpana mendengar Yin yang begitu baik melakukan perkenalan. Tapi hanya dirinya saja yang merasa seperti itu. Tidak dengan yang lainnya. Karena Yin mengucapkan semua itu hanya pada War saja, mata tajam itu hanya menatap War, dia bahkan tak peduli dengan anak-anak lainnya.

MINE - YinWarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang