Mine is back ^^
Sebenernya pingin dibikin agak brutal dikit tapi ntar deh ya kalau uda pada gede, karena mereka masih pada bocil di chapter-chapter ini.
Cusss aja yuk Happy reading ^^
.
.
.
.
Zzzzhhhhshhhhhh zzzhhhhhhhshhh
Suara hujan cukup membuat tidur War tidak nyenyak. Dia berusaha menutup matanya, berusaha membayangkan sebuah mimpi berharap dia akan langsung tertidur. Namun tetap saja dia terus memikirkan cerita Yin.
Kedua mata manisnya membuka perlahan. Menangkap langit-langit kamarnya yang terlihat gelap, hanya remang-remang lampu tidur saja yang menyinari kamarnya.
Kepalanya menoleh kesamping, disebuah kasur susun. Disana Prom tidur dibawah sedangkan Bonz diatas. Tubuh War bergerak, dia mengintip kasur dibawahnya dimana seharusnya Yin tengah tertidur.
Namun kedua matanya tidak menangkap sosok Yin. Dahinya berkerut heran, "kemana dia?" Ucap nya dalam hati seraya menoleh kesegala arah mencari sosok Yin.
Nihil. Yin tidak ada di kamar.
Akhirnya War memutuskan untuk turun dari kasurnya. Perlahan. Berusaha tidak membuat suara sehingga membangunkan kedua anak disana. Tangan mungilnya membuka pintu dengan amat pelan dan menutupnya kembali.
Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri. Lorong lantai tampak gelap, dia seharusnya membawa lampu atau senter tadi.
"Haaahh. Kenapa aku harus mencarinya"
"Mencari siapa?"
"ASTAGA!!" Pekik War cukup terkejut mendengar suara seseorang disampingnya. Dia melihat wujud Yin sudah berdiri tegap didekatnya. "Ngagetin Yin!!"
"Ssttt" Yin terseyum manis mengisaratkan War untuk mengecilkan suaranya. "Nanti yang lain bangun"
"Kamu habis dari mana ?" Tanya War penasaran.
"Aku nggak bisa tidur. Hanya jalan-jalan aja"
"Mau ditemani?"
Yin tersenyum mendengar penawaran War. "Kamu nggak takut sama aku?"
Yin berjalan mendekati War, "kalau aku berdua saja ditempat gelap sama kamu..." Yin mengusap rambut War lembut. Kedua mata tajamnya menatap dalam War yang juga membalas pandanganya.
Matanya turun menatap bibir War yang terlihat cukup memerah walau ditempat gelap sekalipun, dan berpindah memandang wajah War yang masih dapat dia lihat dari pantulan cahaya bulan. "Cantik"
Merona. Wajar war merona sempurna mendengar pujian dari Anak berumur 15 tahun. Benar, aku belum menjelaskan bahwa disini War berumur 2 tahun lebih tua dari Yin. Namun, sikap dan fisik Yin jauh lebih dewasa dari War. Terutama cerita yang entah benar atau tidak. Cerita yang dia dengar dari mulut Yin bahwa mereka membunuh keluarganya sendiri. 3 Anak kecil, dapat melakukan hal seperti itu. Itu sangat tidak mungkin.
"Phi War..Heii" panggil Yin sedikit keras. "Kenapa bengong?"
"Hmm nggak apa-apa" War tersadar dari lamunannya. "Mau lanjut jalan-jalan atau tidur?"
"Ayok, aku tunjukin sesuatu" Ajak Yin tanpa membalas pertanyaan War. "sini tangannya" Yin mengulurkan tangan berharap War mau menyambut miliknya.
War menatap tangan itu. Tangan dengan jari yang cukup panjang, tangannya bahkan terlihat sangat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE - YinWar
FanfictionYin, Prom, Bonz adalah saudara satu ibu. Sejak orang tua mereka meninggal, mereka terpaksa harus tinggal di Panti Asuhan. Ditempat itulah ketiga saudara tersebut bertemu dengan War, hingga suatu kejadian membuat War harus pindah ke Luar Negeri. Disi...