"ANIKI NO BAKA HENTAI...!!!"
Teriakkan keras Karin menggelegar meramaikan suasana pagi hari di kediaman keluarga Uzumaki. Pasalnya pemuda berambut blonde bermata shappire kembali berulah. Membuat gadis itu sangat geram melebihi hari-hari biasanya.
Ia tak henti-hentinya memukuli kepala pirang Naruto menggunakan bantal. Menendang bahkan mencakar pun dilakukannya karena amarah yang membakar dirinya saat ini. Tak peduli jika hal yang ia lakukan akan membuat sang kakak terluka. Sungguh ia tak peduli. Bahkan ia sangat puas jika satu saja serangannya bisa mengenai sasaran.
Namun sayang seribu sayang. Naruto bisa dengan mudah menangkis semua serangan mematikan yang dilayangkannya.
"Karin, hentikan!" Ujar Naruto bernada dingin. Mencengkram kedua tangan kecil milik Karin agar berhenti menganiaya dirinya. Kedua mata shappirenya menajam. Bahkan senyum bodoh yang tadi sempat terukir di bibirnya telah lenyap.
"Dasar Aniki kurang ajar! Berhentilah berbuat mesum padaku!" Sembur Karin membalas tatapan Naruto tak kalah tajam. Nafasnya terengah karena lelah bercampur kesal.
Sebelah alis Naruto terangkat seraya berkata dengan nada serta ekspresi polosnya, "Mesum apanya? Aku kan tidak melakukan apa-apa padamu."
Perempatan kekesalan muncul di dahi Karin. Merasa muak dan semakin geram dibuatnya. Bahkan lelaki itu dengan seenak jidatnya menindih tubuh Karin yang kini hanya terbalut oleh selembar handuk merah. Memegangi kedua tangannya di atas kepala. Posisi yang sangat absurd bagi sepasang adik-kakak yang memiliki hubungan sedarah.
"HONTOUNI BAKA!" Teriak Karin membuat Naruto harus menutup sebelah matanya karena suara cempreng sang adik yang hampir akan menghancurkan gendang telinga. "KAU BARU SAJA MASUK KE DALAM KAMAR MANDIKU DISAAT AKU SEDANG BERADA DISANA. APA KAU TAK SADAR DENGAN TINDAKANMU ITU HAH? KAU-"
Seketika ucapan Karin terhenti. Teredam oleh tangan besar Naruto yang telah menutup mulutnya. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, "Sssuuttt! Jangan berteriak seperti itu, Karin-chan! Kau akan menganggu para tetangga."
Manik ruby Karin mendelik tajam dan menakutkan. Namun sama sekali tak berpengaruh bagi Naruto. Ia hanya mengembangkan senyum lima jari seolah tak terjadi apa-apa. Melepaskan bekapan tangannya di mulut Karin. Beranjak dari atas tubuh sang adik kemudian berjalan santai menuju kamar mandi setelah sebelumnya mendaratkan sebuah kecupan sekilas di bibir gadis itu.
"Aku pinjam kamar mandinya ya."
BLAMM
Suara pintu tertutup. Naruto meninggalkan Karin yang masih termangu di tempatnya dengan wajah memerah. Nafas terengah karena menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dadanya.
Sedetik kemudian terdengarlah suara Karin yang meneriakkan nama Anikinya penuh amarah dan kekesalan yang sudah tak tertahankan lagi, "ANIKI NO BAKA HENTAI...!!!"
Selalu saja mereka berdua mengawali pagi dengan pertengkaran yang bisa meramaikan suasana. Membuat para tetangga menggelengkan kepalanya heran.
-0-0-0-
Yo yo yo...
Ini "Aniki" versi NaruKarin ya...
Aku suka Karin >_<
Sayang aku jarang nemuin cerita soal dia. Makanya aku bikin aja sendiri. Hahaha...
Moga aja makin kesini cerita Karin banyak ya. Jadi aku bisa menikmati juga sebagai pembaca.
Sedih kalo inget kisah hidupnya Karin, apalagi kisah cintanya yang tak berbalas meskipun udah banyak pengorbanannya -;-(
Jangan lupa Vomment...!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
ANIKI (NaruKarin Version)
FanfictionKumpulan drabbles singkat mengenai kehidupan Karin bersama Sang Aniki-Uzumaki Naruto.