-2. Menggoda Karin-

266 20 2
                                    

Gadis cantik bersurai merah itu nampak bosan. Menopang wajahnya dengan sebelah tangan. Melemparkan pandangannya keluar jendela tanpa berniat menyimak penjelasan seorang guru di depan kelas.

Sesekali ia menghembuskan nafas berat seakan mengeluarkan beban di hatinya. Hingga manik rubynya menangkap sebuah objek yang selama ini ia dambakan.

Seorang lelaki tampan bersurai raven, bermata onyx, yang selalu memasang ekspresi wajah datar dan bersikap dingin pada semua orang. Memiliki IQ diatas rata-rata serta memiliki bakat bermain pedang yang hebat. Ia adalah Uchiha Sasuke—seorang idola di sekolah yang menduduki peringkat pertama jika dinilai dari banyaknya penggemar yang dimiliki.

Seketika wajah Karin bersemu merah dan salah tingkah kala tatapan mata berbeda warna mereka saling bersua untuk ke sekian kalinya, bukan hanya kali ini saja. Ia berusaha mengalihkan tatapan ke arah lain seakan tak berminat untuk terkoneksi lebih lama lagi dengan Sang Pangeran pujaannya.

Jantungnya berdentum sangat keras. Rasanya ia akan mati mendadak karena serangan jantung saat ini juga, apalagi setelah melihat senyum langka nan mempesona yang baru saja diberikan Sasuke padanya.

Demi Kami-sama ... Ini pertama kali seumur hidupnya, ia melihat lelaki berhati dingin itu menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Meski sangat tipis, namun ia yakin tak salah lihat. Tadi Sasuke Uchiha tersenyum padanya.

'Uh, jantungku tenanglah sedikit.' Karin bergumam dalam hati. Berusaha keras menormalkan detak jantungnya sendiri dengan cara meremasnya erat. Menundukkan kepala hingga surai merahnya menutupi wajah.

"Kau kenapa?" Sebuah suara yang amat dikenali memasuki indera pendengaran Karin. Sesaat membuat detak jantungnya seakan berhenti berdetak karena terkejut dengan kehadiran seseorang yang riba-tiba itu.

Dengan dongkol Karin memukul kepala pirang lelaki yang berdiri di sampingnya cukup keras, "Baka. Kau mengejutkanku."

"Aduuh! Kau galak sekali sih." Naruto mengusap kepalanya yang terkena pukulan dari Karin. "Pantas saja kau masih jomblo sampai sekarang." Ia masih melanjutkan gerutuannya. Memanyunkan bibirnya kesal akan tindakan sang adik yang kasar.

"Itu karena kau membuatku terkejut, baka Aniki. Hush hush ... Pergi sana! Jangan ganggu aku!" Usir Karin tak peduli pada ekspresi menggemaskan yang diperlihatkan Naruto saat ini. Justru ia malah semakin kesal, tak seperti para gadis lain di sekitar mereka yang melihatnya dengan sorot mata mendamba.

Jangan salah! Naruto pun menjadi sosok yang diidolakan di sekolah selain Sasuke. Ia merupakan ketua tim basket sekolah yang telah membawa beberapa piala kejuaraan tingkat SMA. Kemampuannya dalam bidang olahraga itu tak main-main. Ia akan menjadi sosok yang jauh berbeda ketika bermain basket. Keren dan selalu serius. Maka tak heran banyak gadis yang menyukainya.

Namun bagi Karin, tetap saja Sasuke yang paling keren. Justru ia heran pada semua gadis yang mengidolakan Naruto. Mungkin mereka buta atau katarak hingga menyukai seorang lelaki seperti kakaknya itu.

"Aku hanya mau mengantarkan ini." Naruto menyerahkan sebuah kotak bento pada Karin. "Kau lupa membawanya tadi. Cepat makan sebelum penyakit lambungmu kambuh." Ujarnya lagi penuh perhatian. Menyunggingkan senyum lembut yang begitu tulus. Bukan senyum bodoh yang biasa diperlihatkannya.

Karin tertegun sejenak. Tak mampu berkata-kata. Sikap Naruto memang menyebalkan dan selalu membuatnya naik darah, namun kadangpula ia bersikap lembut dan perhatian. Seperti sekarang.

Ada setitik rasa bersalah di hati Karin karena telah berbuat kasar pada Naruto tadi. Padahal kakaknya itu sudah mau repot-repot mengantarkan bekalnya yang ketinggalan. Namun ia malah mengusir dan memukul kepalanya.

"A-arigatou." Ujar Karin pelan. Membenarkan letak kacamatanya yang terlihat baik-baik saja sebagai tanda ketidaknyamanan hatinya. Ia bahkan tak berani berbicara sambil menatap wajah Naruto karena rasa bersalah. Hanya menatap kotak bekal yang berada di pangkuannya.

"Hah? Kau bicara apa sih? Aku tidak dengar." Ujar Naruto mendekatkan telinganya kearah Karin. Sifat jahilnya kembali muncul. Menggoda sang adik sedikit tak masalah bukan?

"Kau tuli ya, baka Aniki." Karin mendorong kepala Naruto agar menjauh darinya. Menatap kesal dan dongkol karena ucapannya yang telah susah payah keluar dari mulutnya ternyata tak didengar.

Senyum lebar mengembang di bibir Naruto, "Aku memang tak mendengarnya kok. Coba ucapkan sekali lagi deh."

Karin menghela nafas berat seraya berkata dengan suara rendah namun tak sepelan sebelumnya, "Arigatou." Pada akhirnya ia mengalah. Mengulangi ucapannya tadi. Ia ingin Naruto segera pergi dari kelasnya.

"Aku juga menyayangimu, Karin-chan." Seru Naruto dengan suara yang cukup menarik perhatian orang-orang disana. Tanpa diduga memberikan kecupan ringan di pipi Karin kemudian mengambil langkah seribu meninggalkan kelas itu dengan senyum manis penuh kepuasan.

Misinya menggoda sang adik telah berhasil. Lagi.

Dan beberapa detik kemudian terdengarlah suara teriakkan kekesalan Karin dari dalam kelasnya. Memuntahkan sumpah serapah dan makiannya pada Naruto yang telah melarikan diri tanpa sempat ia memukul atau menendangnya.

Uh, rasanya Karin ingin menenggelamkan dirinya ke laut karena rasa malunya saat ini. Ia menjadi bahan perhatian dan pembicaraan orang-orang di kelasnya. Dan semua itu dikarenakan kakaknya.

-0-0-0-

Karin yang tsuntsun, Naruto yang jahil. Cocoklah berantem mulu jadinya :-D


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANIKI (NaruKarin Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang