1. Reo dan Kesialannya

71 8 0
                                    

Berawal dari setengah jam yang lalu, entah kesialan apa yang tiba-tiba datang dari langit. Lihatlah, Reo tersenyum memandang langit yang mulai menurunkan gerimis dan didepannya terlihat mobilnya mogok di tengah jalanan sempit di kelilingi banyak pohon, alias di tengah tengah hutan. Lihatlah cuaca mendung membuat matahari tertutup dan membuat langit sangat mendung sehingga siang menjadi gelap seperti malam hari.

Reo memasuki mobilnya, hujan semakin deras. Berusaha menelpon supirnya, dan orang rumah. Tapi nihil, disini sama sekali tidak ada sinyal.

"Ah brengsek!" Katanya memukul setir mobil.

"Lagian elo? Pake mogok segala" ucapnya pasrah. Bohong saja jika dia tidak takut, membayangkan pencopet meraja lela sekarang, pembunuhan massal, dan... Mungkin setan... Tidak-tidak Reo bergidik ngeri. Dia tidak mempercayai adanya setan, tapi tetap saja jika tiba tiba ada setan di belakang nya dia akan pingsan setengah mati, sebenarnya itu lebih baik daripada bertemu psikopat, mana sekarang cuacanya sangat dingin.

Menatap jam tangannya, sudah 20 menitan berlalu dan hujannya sama sekali tidak reda, juga tidak ada kendaraan satupun yang lewat.

'Bugg' sepertinya ada sesuatu yang menabrak mobil Reo. Dan lihat Reo sudah merasa panas-dingin sekarang. Menelan ludah, menoleh takut takut ke belakang.

"ANJING" Reo repleks berteriak, membeku ketakutan. Disana, terlihat setan tersenyum menempel ke kaca mobil. Mulutnya yang robek robek penuh darah dan matanya menonjol, Reo sangat sangat takut sekarang. Dia menampar pipinya, beneran nih!? Ini bukan mimpi... Dia mengunci jendela mobilnya... Sial dia tidak sedang memakai mobil pribadinya yang anti peluru dan anti pecah itu.

Dia menggigil, Setannya mengelilingi mobilnya berakhir di jendela sebelah Reo. Reo membulatkan mata, ingin menangis tapi ini akan menurunkan harga dirinya sebagai pewaris keluarga 'Mikage', namun sekarang sepertinya sangat mustahil menahan air matanya keluar.

"DEMI APA GUE ORANGNYA JAHAT, SERING NYONTEK, SERING NYOLONG DUIT BAPAK GUE, DOSA GUE MASIH BANYAK, GA ASIK BANGET LO SETAN, MINIMAL TUH MUKA LO MAKE UP IN DONG YANG CAKEP CAKEP" Katanya berteriak, sampe ingusnya keluar.

"Ah ga seru" bukan, bukan setannya yang berbicara. Namun di belakang sana telihat orang yang berjubah putih, terlihat jelas seiring setan itu meleleh.

Manusia, reo bangun melihat dengan jelas dengan kedua matanya, seorang manusia berjubah putih. Dan hantunya juga sudah hilang. Apakah dia dukun? Tidak, malaikat?

"Tadinya mau gue tolongin dari awal, tapi dilihat dari ekspresi lo lucu juga" katanya, berpindah tempat, tepat dibelakang Reo, duduk dengan santai. Reo terlonjak kaget. Agak takut takut, bisa jadi orang didepannya ini setan yang menyamar.

"Lo.. lo siapa!?" Ucapnya memegang erat hpnya.

"Nagi" ucapnya singkat, menoleh ke arah Reo sekarang.

Bulu mata lentik, berambut putih, kulit cerah, dan wajahnya yang cantik. Namun, dilihat dari manapun Reo tau orang di depannya ini bergender lelaki. Reo berkedip beberapa kali, dia mana mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sesama jenis.

"Hah..." Reo menghela napas. Sepertinya tidak ada yang perlu di takutkan dengan orang disampingnya itu, tetap saja dia masih sangat shock dengan kejadian tadi. Keringat dinginnya terlihat jelas.

Sekarang apa? Jika orang disampingnya ini malaikat apakah dia bisa meminta tolong teleportasi ke rumahnya.

"Khem.." Reo berdehem, hendak membuka mulut namun di dahului oleh orang disampingnya atau bisa dipanggil Nagi ini.

"Ga bisa" katanya menyela

"Lo-- bisa baca pikiran gue" tanya Reo. Benar, sepertinya Nagi ini benar benar malaikat

"Ga, ekspresi muka lo" katanya tenang.

Reo mendengus, baru juga bertemu orang disebelahnya ini sudah sangat mengesalkan. Tapi dia juga bersyukur sekarang dia tidak kesepian kian kini masih ditengah hutan, dan tentu saja bersama Nagi tidak akan ada setan lagi.

"Jadi-- " belum sampai dia berbicara, dia sudah tidak melihat Nagi disampingnya, sial. Tapi entah apa yang terjadi mobilnya menyala kembali, ini pasti ulah Nagi. Ah Reo lupa, berterimakasih.

Reo sampai di rumahnya dengan selamat, jika anak-anak lain pulang terlambat pasti akan diomeli 15 jam oleh ibu mereka. Berbeda dengan Reo, yang mengomelinya hanyalah kepala pelayan. Anggap saja Reo seperti pangeran. Ayahnya dan ibunya sangat sibuk dengan dokumen mereka, dibanding effort mengurus anaknya sendiri. Reo sendiri, tidak terlalu mengharapkan diurus ibunya. Dia bebas melakukan apa saja untuk sekarang.

Merebahkan diri, dia menatap langit-langit kamarnya. Kejadian tadi masih sangat terlihat jelas diingatan Reo. Dia sekarang tidak berani mematikan lampu kamarnya seperti biasa. Tersenyum mengingat satu nama yang tertata paling depan di pikirannya. Nagi. Menoleh kesamping. Sejak kapan dia memelihara sebuah tanaman hias, terlebih lagi sebuah kaktus. Pasti ulah Kapala pelayan lagi. Tidak usah ambil pikir, dia meringkukan badan sebelum memasuki alam bawah sadar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reonagi Others Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang