PROLOGUE

9 3 0
                                    

Dimalam hari, lokasi sekolah menengah atas yang begitu sepi. Lampu kelap-kelip, suasana yang menyeramkan, hujan lebat disertai petir yang tak berhenti bergemuruh.

Seorang siswi berkacamata dengan rok abu-abu pendek selutut tengah berlari begitu cepat, ia sesekali menoleh ke belakang melihat segerombolan orang-orang yang mengejarnya dengan niat membunuh. Keringat yang terus membanjiri dan deru nafas yang bertabrak tak beraturan, ia tak membiarkan kakinya rehat sebentar. Gadis itu tengah merapalkan doa permintaan tolong di lubuk hatinya.

Ia menaiki tangga, memasuki pintu, melompati beberapa meja, dan mendorong barang-barang disana dengan niat menghentikan kejaran mereka, namun mereka berhasil melewati begitu saja. Tiba pintu coklat yang buruk dan sedikit rusak di depan matanya, ia membukanya dan ternyata itu adalah rooftop, batas dimana gedung ini berakhir. Ia menoleh kebelakang melihat segerombolan orang tersebut menatapnya dengan senyum miring.

Orang yang memakai topi merah mendekati gadis itu dengan membawa tongkat besi yang sudah dibawanya dari kelas. Dia mendekat kedepan, dua orang gadis menjaga dari sisi kiri, dan dua orang laki-laki menjaga dari sisi kanan. Itu membuat gadis itu mundur kebelakang. Gadis itu tak tahu lagi. Ia terus melangkah mundur sampai batas akhir telah menyampai tepi permukaan. Ia melihat kebawah dari ketinggian gedung sekolah yang begitu tinggi, menampilkan bunga mawar berduri di bawah sana.

Jantung begitu berdetak cepat. Ia memohon ampunan dengan menautkan kedua tangannya, muka yang menggeleng kanan kiri dengan keringat yang membanjiri, menghadap mereka yang tengah tersenyum bahagia. Gadis lain melangkah centil kearahnya. Ia merangkul pundaknya, namun gadis itu menghindarinya dengan melangkah mundur, terus melangkah sampai ia kehilangan pijakan dan memegang kuat dinding tembok.

Pelaku berdiri kokoh memandang rendahan gadis yang tengah menangis meminta pertolongan kepadanya. Sorak tawa memenuhi rooftop. Sampai akhir mereka terdiam melihat seorang laki-laki yang menghampiri mereka. Mukanya yang datar, rambut hitam pekat dan seluruh tubuh yang basah terkena air hujan.

Gadis berkacamata itu tersenyum semeriah, berbinar melihat pahlawan baginya.

"Hai," ucap lelaki yang baru datang itu. Ia berjongkok dihadapan gadis berkacamata didepannya. Tangannya yang kekar meraih pucuk kepala sang gadis lalu menepuk pelan.

"Leon..." Pria itu bernama Leonardo Dicaprio.

"Le-" ucapan gadis itu terpotong karna buru-buru ditutup dengan jari telunjuk sang lelaki tersebut.

Gadis berkacamata itu terus memandangi mata coklat milik Leon, lalu menunggu bibir Leon terbuka bak ingin mengatakan sesuatu.

Ia sangat syok mendengar perkataan yang terlintas di Indra pendengarnya. Ia menggeleng tak percaya, tubuhnya yang melemas melepaskan pegangan erat jemarinya, membuatnya terjatuh kebawah dari ketinggian beberapa meter, dan terjatuh diatas sang mawar berduri.

Tubuh gadis itu penuh duri, dari tubuhnya keluar darah segar. Ia samar melihat keatas gedung dengan tak berdaya melihat lelaki yang membuatnya begini sedang tersenyum puas. Dan terakhir ia memejamkan mata untuk
... selamanya.

Skip—pagi harinya siswa siswi disana berkumpul melihat hal tragis di depan matanya. Salah satu guru sekolah menelpon kedua orangtua sang korban, orangtuanya tentu sangat amat syok.

Mobil ambulans membawa perginya jasad gadis itu, mobil itu kesusahan bergerak akibat siswa dan siswi disana sibuk memotret hal yang dipikir menarik untuk disebar luaskan di media sosial, meski telah diteriak keras untuk minggir.

Oleh itulah, tidak sampai sehari berita itu tersebar kemana-mana. Para wartawan dengan nafsu mencoba paksa memasuki sekolah, sampai semua guru kewalahan menghadangi itu semua. Lalu tiba rumor buruk yang dibuat-buat untuk menjelekkan sekolah. Dengan murka kepala sekolah sekaligus pemilik menutup kasus dan menutup sekolah. Para anak-anak dikeluarkan, lalu tak tinggal diam mereka keluar dan pindah dari sekolah juga. Sang kepala sekolah yang begitu frustasi tersadar dengan apa yang dia lakukan, ia memutuskan untuk turun jabatan, menjual sekolah kepada orang lain.

Mereka tak menyadari kedua pasang mata tengah menikmati kegaduhan dari pagi tadi.

.
.
.
See you again

S.GRACE : VENGEANCE!!!
@/xtylksz (on ig)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S.GRACE : VENGEANCE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang