SETELAH berhasil menyelamatkan Jane, Jaeger memilih untuk duduk di kursi yang ada di teras rumah gadis itu. Jaeger memilih untuk menenangkan diri dan memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
"Jaeger?" Lelaki yang dipanggil namanya menoleh dan menemukan presensi Anna yang menghampirinya. "Kau baik-baik saja?"
Jaeger mengangguk pelan sembari tersenyum tipis. "Ya. Bagaimana dengan Jane?"
Anna memilih untuk duduk di samping lelaki itu. "Dia tertidur. Kurasa dia kelelahan. Jadi kubiarkan dia untuk beristirahat." jawabnya.
Jaeger mengangguk mengerti. Namun, Anna justru menatapnya khawatir. "Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
Jaeger menghembuskan napas berat. "Aku tidak tahu. Tujuan awalku hanya untuk menemukan penyihir Heather agar dapat menyembuhkan saudaraku. Namun, sekarang aku justru menghilangkannya." jawabnya.
"Tapi kau menyelamatkan Jane. Kau menyelamatkan dunia dari sihir hitam." Anna mencoba meyakinkan Jaeger untuk tidak menyesali perbuatannya. "Aku yakin ada cara lain."
Jaeger memejamkan matanya. "Ya. Harus ada atau Victor akan menghabisi semua manusia di bumi."
Anna menghela napas. "Ngomong-ngomong, kau akan tidur dimana? Hari sudah mulai gelap. Lebih baik beristirahat disini dan memikirkan rencana besok."
Jaeger menggeleng cepat. "Tidak, tidak. Aku bahkan tidak memerlukan tidur. Aku seorang vampire." tolaknya.
"Oh, ayolah. Untuk membuat rencana, kau perlu mengistirahatkan otakmu. Tinggalah disini satu malam. Kita juga bisa berjaga-jaga siapa tahu Jane bisa melakukan sesuatu."
"Aku akan merepotkan Jane jika menginap."
"Tak masalah. Aku juga menginap. Jane punya banyak kamar kosong."
Setelah diam memikirkan, mungkin ada baiknya dia mengikuti saran Anna. Jaeger juga masih bisa bertanya kepada Jane siapa tahu Jane mengetahui sesuatu yang dapat membantunya.
Setelah Jaeger memutuskan untuk menginap, Anna terlihat senang sekali. Dia menyiapkan kamar untuk Jaeger tepat di sebelah kamar yang dia pakai. Ya, Anna menyukai Jaeger maka tidak heran dia sangat antusias mengajak lelaki itu untuk menginap. Alasannya, karena Anna tidak ingin berpisah dengan Jaeger terlalu cepat.
Tapi, seperti yang sudah Jaeger duga, lelaki itu tidak bisa tidur. Kepalanya penuh dengan hal-hal yang dia pikirkan untuk menyembuhkan saudaranya. Maka, Jaeger memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mendapati Jane yang juga keluar dari kamarnya.
"Jane, kau bangun."
Jane tersenyum tipis. "Kau menginap." balasnya.
Jaeger menggaruk tengkuknya. Canggung. "Ah, maaf. Anna mengajakku menginap, jadi..."
"Kalian tidak tidur sekamar kan?" potong Jane.
Jaeger segera mengibaskan tangannya cepat. "Tidak. Tentu saja tidak. Dia tidur di kamar sebelah." bantahnya.
Jane terkekeh pelan. "Aku mengerti." jawabnya. "Mau mengobrol? Aku akan menyiapkan kopi."
Jaeger mengangguk antusias. Memang ini yang dia tunggu. Dia harus menggali informasi demi menemukan solusi untuk menyembuhkan saudaranya itu.
Jane dan Jaeger memilih untuk mengobrol di teras karena takut mengganggu waktu tidur Anna. Ditemani dua cangkir kopi dan suasana sunyi di malam hari, keduanya duduk bersebelahan sembari menatap jalan tak berpenghuni.
"Jadi... aku cukup penasaran." ungkap Jane tiba-tiba membuka pembicaraan. Keduanya saling memandang. "Bagaimana bisa kau menyembuhkanku?" tanyanya.
"Kau percaya kekuatan supernatural?" tanya Jaeger.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURE
FantasyJaeger Abraham sedang melakukan perjalanan tanpa henti demi menemukan obat yang dapat menyembuhkan saudaranya, Victor Abraham, agar dapat mengembalikan rasa kemanusiaannya walaupun mereka adalah bangsa vampir. Victor harus sembuh sebelum mangsa yang...