Dedaunan berjatuhan dan berserakan di atas tanah yang bercampur dengan air hujan,tampak daun² yang menempel dari berbagai pohon berembun dan semua jalanan bercampur dengan air bening terlihat beberapa air menetes jatuh dari atas pohon membasahi siapapun yang melewatinya menandakan bahwa hujan baru saja mengguyur sebagian dari kota Tokyo
Mizuki,seorang gadis muda yang memakai kaos putih lengan pendek dan rok panjang tampak berjalan santai sambil membawa payung kuning kesayangannya menghampiri toko swalayan guna membeli kebutuhannya sehari-hari
Dia memasuki toko itu dan memilih bahan-bahan yang akan ia beli dia pun berhenti saat melihat sebuah sarden kaleng kesukaannya dan mengambilnya untuk makan malam nanti
Setelah mengambil beberapa bahan makanan ia pun segera bergegas menuju kasir mengantri untuk membayar barang belanjaannya
"Apa ini saja yang ingin kau bayar"ucap gadis kasir yang tampak tidak berbeda jauh dengan usia nya
"Emm....kurasa Iya"
"Apa kau tidak ingin membeli roti coklat alomond ini,kami sedang ada promo kau bisa mendapatkan gratis satu jika membelinya dua"
"Tidak, Terima kasih"
"Baiklah.. Ini belanjaanmu, Terima kasih sudah mampir"
"Sama-sama"
Hari mulai semakin gelap dan mizuki harus buru buru pulang tampak beberapa tetes air mengenai kepala gadis itu menandakan hujan akan turun.
berawal dari beberapa tetesan, kini hujan turun begitu deras gadis itu segera menggunakan payungnya yang sedari tadi ia lipat.
Ia berlari kecil berharap ia segera menemukan rumahnya namun sayangnya rumahnya masih sangat jauh di ujung sana.
Ia memutuskan untuk berteduh sejenak di sebuah halte bus di pinggir jalan yang jaraknya agak lumayan jauh dari keramaian.
karna hujan yang turun semakin deras ia terpaksa harus berhenti disini ia tidak mungkin terus berjalan menuju rumahnya sementara hujan terus bertambah derasDia melipatkan payungnya dan meletakkannya bersamaan dengan kantong blanjaan yang barusan ia beli.
ia pun duduk bersebelahan dengan kedua barang miliknya,dia melipatkan kedua tangan nya ke depan lalu menyenderkan badannya ketiang halte dipojokkan,badannya terasa menggigil kedinginan beeharap hujan secepatnya berhenti.Bajunya terlihat basah dan roknya kotor akibat cipratan air yang berasal dari kakinya,itu sebabnya dia tidak ingin melanjutkan untuk nekat pulang ke rumah ia tidak ingin hujan terus2an membasahi tubuhnya.
30 menit lebih berlalu dan hujan masih belum reda masih sama seperti tadi, sementara hari sudah gelap mizuki tidak tahu harus bagaimana ia tidak mungkin terus-terusan disini, ia harus segera pulang tetapi tidak mungkin dengan bermodalkan payung saja rumahnya masih sangat jauh, terlebih lagi tidak ada satu pun kendaraan atau orang yang lewat didaerah sini ia semakin panik entah harus bagaimana.
Didalam kepanikannya sebuah mobil berwarna hitam muncul dari ujung kiri lalu berhenti di tempat mizuki berteduh dan memunculkan seorang laki laki 30 tahunan berambut gondrong acak²an berpakaian hoodie hitam dan memakai celana jeans hitam panjang, yang tampak tak asing baginya.
Laki laki itu berlari menghampirinya
"Mizuki! Apa itu kau?" ucap laki-laki itu yang ternyata adalah guru kelasnya sendiri, Fuji Kaze.
Fuji Kaze adalah orang yang ia sukai,Sudah lama ia menyukai guru itu tetapi ia sama sekali belum berani untuk mengatakannya Terlebih lagi ia adalah gurunya sendiri dan umurnya sangat berbeda jauh dengannya.
Ia tidak tau Gurunya sudah memiliki pasangan atau belum Takut, jika ia mengatakan perasaan yang sebenarnya. Fuji sudah mempunyai istri dan anak.
Gadis itu terdiam kaku dihadapan pria itu, jantungnya berdebar kencang tangannya gemetaran saat keduanya saling memandang
"Mizuki, Kenapa kau ada disini sendirian,disini sangat berbahaya ayo ikutlah denganku aku akan mengantarmu kerumah"
Jantungnya semakin berdebar kencang saat tangan pria itu menggandeng tangannya, ia pun ikut memasuki mobil pria (guru kelasnya)itu dan duduk bersebelahan di dalam mobilnya.
Mobil pun berjalan laju dibawah derasnya hujan membelah jalanan yang sepih tak ada satu pun kendaraan maupun manusia yang lewat didaerah sini selain mobil mereka berdua.
Hening, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut keduanya, jantung gadis itu tak henti²nya berdebar kencang ia tak percaya bahwa yang duduk disebelahnya adalah orang yang sangat ia sukai dan sangat ingin ia miliki, sampai pria yang notabenya adalah guru kelas Mizuki itu memulai pembicaraannya.
"Apa tadi kau sendirian saja.. Disana? " Ucap pria itu kepadanya.. Ia sangat gugup sekali tak berani membalas tatapan gurunya,ia tidak menjawab selama beberapa detik dan akhirnya ia memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan pria yang sudah lama ia sukai itu.
"I-iya" Ucapnya gugup sambil menunduk
"Kenapa kau bisa ada disana, disana sangat berbahaya, sangat jarang sekali orang atau kendaraan yang lewat disana pada malam hari, bagaimana jika ada orang jahat yang akan mencelakaimu"
"A-ku hanya berteduh sejenak disana.. A-ku kira hujan akan reda beberapa menit lagi dan ternyata hujan tidak kunjung reda" Ucapnya gugup tanpa menatap pria yang ada disebelahnya
"Memangnya kau habis dari mana.. Sampai jalan sejauh sana.. Dimana sepedamu kau biasanya memakai sepeda jika bepergian"
"Sepeda ku rusak pak,aku tidak sempat memperbaikinya, dan tadi aku habis dari toko swalayan"
"Oohh begitu.. "
"Kenapa kau tidak mengajak teman atau pacarmu saja untuk menemanimu belanja... Berbahaya sekali di tempat yang sepih seperti tadi, terlebih lagi kau adalah seorang gadis yang masih sangat muda" Tambah fuji
"Mm.. A-aku tidak mempunyai teman atau pun pacar"ucap gadis itu dengan sangat gugup
" Begitukah? Kau bisa menghubungi ku jika kau mau, aku adalah gurumu jadi kau bisa meminta bantuan apapun jika kau sedang kesulitan"
Wajah gadis itu merah merona setelah mendengar ucapan pria yang di sebelahnya itu, ia serasa ingin terbang saja ke luar angkasa saat mendengarnya, jantungnya semakin berdebar debar tak karuan hingga hampir saja ingin copot.
"Mmm.. Terima kasih banyak pak guru, aku akan me-mencoba untuk menghubungi pak guru" Ucap gadis itu menunduk tersipu malu
"Sama sama mizuki"
Keduanya kembali diam suasana menjadi hening seketika.
Beberapa menit kemudian mobil pun sampai didaerah rumah gadis itu, ia pun turun membawa payung dan kantong belanjaannya
"Jika kau butuh apa-apa jangan sungkan untuk meminta bantuan ku"teriak pria itu lewat jendela mobil kepada Mizuki
" Iyaa Terima kasih banyak pak"gadis itu membalas teriakan gurunya
Mobil pun dijalankan meninggalkan daerah tempat tinggal Mizuki,
Mizuki pun berjalan menuju rumahnya sambil memikirkan hal yang barusan ia alami, itu sangat seperti tidak nyata ia tidak pernah membayangkan akan duduk bersebelahan dan mengobrol langsung dengan pria yang mengantarkannya tadi.sebelumnya ia tidak pernah berbicara dengan guru muda itu,entah maupun disekolah atau pun diluar sekolah ia sangat tidak berani akan hal itu, ia hanya berani memandanginya diam-diam dari kejauhan dan setiap guru itu menatapnya balik, ia akan menoleh ke arah lain dan berpura² seolah olah tidak melihat pria yang ia sukai itu,ia sangat bahagia malam ini.. Ini seperti mimpi baginya.