Prolog

276 37 41
                                    

Idolish7 Fanfiction 

Disclaimer © Bunta Tsushimi

Story by me :)

Riuh suara penonton terdengar menggema di telinga. Tepat di tengah ribuan penggemar, tujuh orang lelaki bak pelangi bernyanyi dan bergerak seiring dengan musik yang mengalun, menghantarkan energi positif pada siapapun yang mendengarnya. Sang center, Nanase Riku tampak bernyanyi dengan sangat baik. Suaranya bak mantra, menundukkan setiap insan yang mendengar. Tanpa mereka ketahui, sebuah kekhawatiran besar sedang bersemayam dalam hatinya.

'Tenn-nii...'

Nama itu, hanya nama itu yang memenuhi pikiran dan hatinya selama beberapa hari ini. Sejak Trigger dinyatakan keluar dari Agensi Yaotome, kembarannya ini sedikitpun tidak muncul di televisi. Pesan yang ia kirim hanya dibalas seadanya, telepon pun hanya dua sampai tiga menit. Tenn selalu berkata 'I'm OK. Don't worry' di setiap interaksi yang terjadi. Tanpa sadar bahwa Riku benar-benar merasa tidak baik-baik saja dengan kalimat itu. Atau mungkin ia tahu, tapi pura-pura tidak tahu.

Persiapan konser untuk merayakan setahun perjalanan Idolish7 pun menuntut Riku untuk fokus pada kesehatannya. Ia sibuk mensugesti diri bahwa kakaknya itu pasti baik-baik saja, karena takut akan berimbas pada tumbangnya ia jika terlalu banyak pikiran. Segenap usaha dan tenaga ia kerahkan agar konser ini sempurna, tanpa ada cacat sedikit pun. Ia persembahkan konser ini untuk Tenn, berharap dimanapun sekarang ia berada, ia melihatnya. Melihat bagaimana ia menyalurkan perasaan pada penggemar melalui syair yang ia nyanyikan. Melihat bahwa adik kecilnya ini, kini sanggup berdiri di panggung dengan begitu kokohnya. Melihat bahwa ia mampu menjawb harapan para penggemarnya, tanpa memberi harapan palsu.

'Tenn-nii... aku selalu menunggu kau muncul di televisi lagi seperti beberapa waktu yang lalu. Setidaknya aku bisa melihat senyumu dan yakin bahwa kau benar-benar baik saja. Apa kau makan dengan baik, Tenn-nii? Dimana kau tinggal sekarang ini? Apakah Kujou-san masih menerima mu? Apakah kau sedih? Tidak kah kau butuh pelukan hangat? Lihat aku, Tenn-nii. Aku yakin, suaraku pasti akan sampai padamu. Dimanapun Tenn-nii berada, kau akan selalu menjadi tujuanku, menjadi bintangku. Tunggu aku, Tenn-nii. Tunggu aku...'

"Arigatou, minna!" teriakan Riku mengakhiri penampilan Idolish7 malam ini. Persis seperti yang mereka semua harapkan, konser ini berjalan dengan lancar, sangat lancar bahkan. Segenap kru dan member Idoish7 benar-benar merasa puas bisa memberikan yang terbaik untuk penggemar mereka. Bahkan dua kali encore pun dapat dilakukan tanpa ada kesalahan berarti.

Hingga Riku tiba-tiba merasa seolah sesuatu meremat kuat paru-parunya. Oksigen seakan pergi entah kemana. Di dalam ruang ganti, Riku berusaha mencari inhaler di dalam tas mliknya. Tak kunjung ketemu karena ia mulai panik, akhirnya ia memilih untuk berjongkok, sambil meremat kuat dadanya. Yamato yang bertanya sejak Riku mulai mengobrak abrik tasnya pun sama sekali tidak dihiraukan. Pikirannya benar-benar kalut. Mengapa serangan ini datang tanpa aba-aba seperti biasanya? Ini terlalu mendadak hingga otaknya seolah tidak bisa diajak berpikir.

"Riku? Kau sesak? Biar aku bantu mencari inhalermu!" Yamato tampak kaget jarena Riku tiba-tiba bergerak brutal mengacak isi dalam tasnya dengan napas terengah-engah.

Sontak member yang lain pun menoleh, menatap khawatir pada Riku. Nagi maju untuk menyentuh pundak Riku namun Riku lebih dulu berjongkok dengan suara batuk yang tampak menyiksa.

"Riku! Fokus Riku! Bernapaslah perlahan! Don't be panic!" Nagi berusaha mengeluarkan Riku dari zona panic attack nya tapi nyatanya Riku masih tidak merespon sekitarnya sama sekali. Hingga dengan sedikit memaksa, Nagi membalikkan posisi Riku hingga membuatnya limbung. Napasnya terdengar berat, matanya terpejam, rambutnya sudah lepek akibat keringat. Nagi menepuk pipi Riku agak keras berharap sang center membuka matanya, dan berhasil!

"Na..gi...hh...hh...hh...uhuk..uhuk! Se..sak... hah.. hah..."

"Keep calm, Riku. Tarik napas perlahan, kau pasti bisa, okey?"

Sementara Iori langsung menelpon Ambulance, ia yakin tidak akan mampu meredakan sesak Riku saat ini. Riku tampak benar-benar kacau. Padahal selama konser ia tampak baik-baik saja bukan? Sougo berlari keluar untuk mencari Tsumugi. Managernya harus tahu kondisi Riku. Sedangkan Mitsuki dan TAmaki memilih untuk tidak mendekat, karena mereka sadar terlalu banyak orang yang mengerubungi Riku hanya akan menambah sesak. Tamaki sudah menangis sambil terus memanggil Riku. Ia paling benci saat Riku sakit.

Yamato akhirnya menemukan inhaler milih Riku dan langsung menyerahkannya pada Nagi, membantu Riku menghirupnya. Percuma, bahkan sudah 3 kali Nagi menyemprotkan inhaler, tapi napas Riku masih tisak teratur.

"Hah...hh..hah...uhuk...uhuk...sa...kiit..hh...hhah..."

Riku semakin terlihat kepayahan, tepat saat ia menyerah mempertahankan kesadarannya, Tsumugi berlari masuk ke dalam ruangan diikuti oleh dua petugas medis. Ambulan yang akan membawa Riku tiba di saat yang tepat.

.

.

.

.

The BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang