Chapter 1

315 38 45
                                    

Pukul dua dini hari.

Semua member Idolish7 sudah terlelap di kamarnya masing-masing. Aktifitas mereka hari ini benar-benar padat. Mulai dari persiapan tour perayaan setahun terbentuknya Idolish7, shooting iklan, talkshow, hingga broadcast. Semua member bahkan baru sampai di dorm pada pukul 11 malam. Bebeapa kali Riku tampak hampir tumbang karena kelelahan, namun seperti biasa, ia selalu berkata "Daijobu. Aku baik-baik saja"

Dan inilah puncaknya. Disaat semua temannya sudah terlelap, ia masih bergerak gelisah di atas karpet bulu, bersandar pada bantal super besar kesayangannya. Nafasnya tercekat, susah sekali untuk memasukkan udara barang satu tarikan saja. Inhaler yang sudah ia gunakan juga tidak memberi dampak yang signifikan. Memakai nebulizer? Bagaimana ia bisa menyiapkannya sendiri dengan keadaan tak berdaya seperti ini?

Riku bertahan di lantai bukan tanpa sebab, ia hanya berusaha dekat dengan ketel listrik miliknya, karena baginya hanya air hangatlah kini yang dapat membantu sedikit melonggarkan pernafasannya. Ya, hanya sedikit. 

"Hh... hh... hh... uhuk... uhuk ..." batuknya terdengar menyiksa. Tidak hanya itu, tarikan nafas yang berbunyi nyaring pun membuat siapapun yang mendengarnya serasa ikut merasa sesak. Namun sebisa mungkin Riku meredam batuknya, takut semua temannya akan terganggu. Riku bimbang, haruskah ia meminta bantuan Iori? Atau mungkin ia menelpon Yamato saja agar ada yang bisa membantunya sekarang? Tapi di satu sisi, Riku tidak ingin mengganggu istirahat teman-temannya.  

'Mungkin sesekali egois tidak masalah,' batin Riku yang merasa tubuhnya semakin kepayahan. Lihat, bahkan ia sudah total basah bermandikan keringat. Tangannya yang gemetar ia paksa untuk melakukan panggilan. Riku tidak tahu apakah jari jarinya berhasil menekan nomor telepon milik Iori. Pengelihatannya berbayang, semoga saja ia tidak salah. setelah bergulat dengan batinnya, ia memutusakan untuk menghubungi Iori karena Iorilah yang paling mudah untuk dibangunkan saat tidur dari pada member Idolish7 yang lain. 

'Terhubung!' batin Riku lagi. Sedikit senyum terbit di wajah pucatnya. Tubuhnya kini bahkan sudah merosot, tidak lagi bersandar. Ia benar-benar lelah, sesak yang terasa menghimpit dadanya sama sekali tidak ada niatan untuk pergi. 

"Nanase-san? Kau baik-baik saja?", suara dari telepon genggang milik Riku menunjukkan kalau usahanya berhasil.

"Iori... uhuk uhuk uhuk... hh... se..sa..kk..uhuk hh..hh.." setelahnya Riku benar-benar tidak bisa berkata kata lagi. hanya untuk memanggil Iori saja butuh usaha yang sungguh sangat besar, kini tenaganya seolah menguar, sesak yang ia rasakan semakin menyiksa. Riku terbatuk keras, hingga tubuhnya meringkuk sempurna. 

Braakk!! 

"Nanase-san!"

 .

.

.

Iori baru saja selesai dengan kegiatan rutinnya setelah sampai di dorm; membersihkan diri, mengulas kegiatan hari ini, mereviewnya hingga membuat kesimpulan dari segala kegiatannya hari ini. Saat ia baru saja hampir terlelap, ponselnya bergetar. Iori meraih ponsel yang ia simpan di atas nakas sebelah tempat tidurnya.

'Nanase-san? Apa sesuatu terjadi?' Otak cerdas Iori membuat kesimpulan dengan cepat. Untuk apa sang center menghubunginya selarut ini padahal mereka saat benar-benar butuh istirahat? 

Tanpa buang-buang waktu Iori menjawab panggilan tersebut dan binggo! Suara yang terdengar begitu lemah menjawab semua praduga Iori. Dengan cepat ia bangkit dari tempat tidurnya, berlari keluar kamar sambil mengetuk - bisa disebut juga menggedor sepertinya - pintu kamar member lain yang ia lewati, lalu saat sudah di depan kamar Riku, dengan segera ia membuka pintunya dan betapa terkejutnya Iori menemukan Riku dengan kondisi seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang