Dunia sedang digemparkan dengan kabarnya peluncuran permainan konsol akhir-akhir ini. Tak hanya dari kalangan pemain, dipenjuru muka bumi turut dihebohkan. Anggaran promosi permainan ini tidak murah.
Meski bukan dari organisasi ternama, seorang pengembang berhasil menarik perhatian para pemain. Permainan ini laku keras. Bahkan jika kamu tak sempat memesan semenit setelah tersedia kembali, hanya tersisa label harga saja dihadapan mata. Sepertinya momen inilah yang ditunggu-tunggu para pemain sejati.
Kenyataannya, seluruh pembelian bahkan seminar tak sesuai ekspetasi. Entah dari segi mekanisme atau desainnya, para pemain berkecil hati atas permainan terbaru yang tak berarti. Tanpa rasa acuh, reaksi ulasan berbalik 180 derajat. Kritikan selalu menghantui permainan itu. Parahnya lagi, salah satu pemain yang rela mengantri berjam-jam membakar permainan busuk itu. Nampaknya era kejayaan itu terjun bebas.
Tak ada suara dari pengembang permainan itu. Momen itu akan menjadi sejarah baru, namun momen itu tak akan dikenang kembali selama bertahun lamanya...
Sudah hari ke-15 pengerjaan karya kerja kelompok 4, satu persatu anggota merasa letih dengan karya agung mereka. Walau proyek mereka masih dalam pengembangan, mereka memutuskan berisitirahat sejenak untuk membeli makan. Tak perlu diundi, Faiz beserta Zalfy lah yang bersedia untuk keluar sebelum perut bergemuruh.
Dibawah teriknya matahari, langit begitu biru, angin tak kunjung sepoi-sepoi, mereka berangkat menuju supermarket sembari basa-basi. Tak perlu menaiki kendaraan, tujuan mereka tak terasa berada diseberang jalan. Keranjang belanjaan sudah menunggu kehadiran mereka. Sesudah berbelanja, mereka melihat seorang kakek tua terhampar nan tak berdaya didepan modernnya pintu supermarket yang pada awalnya kakek itu tidak ada.
Rasa inisiatif pun menyelimuti mereka, terlihat memang kakek tua itu seperti membutuhkan bantuan layaknya membutuhkan asupan kebutuhan. Awalnya Zalfy cuek saja tetapi melihat raut muka Faiz yang sebegitu ingin membantu ia seketika berubah pikiran, sembari jongkok mereka menyisihkan sebagian makanan kepada kakek tua itu, bagaikan harimau bertemu kambing kakek tua itu tanpa pikir langsung mengambil tawaran tersebut.
Seperti 10 hari tidak makan kakek tua itu sangat lahap sampai remah - remah yang terjatuh ke permukaan ia makan. Melihat kakek tua yang begitu lahap mereka senang terutama Faiz, Zalfy menjulur tangan kepada kakek tua tuk pamit, Faiz pun sama.
Belum juga selangkah dari kakek tua itu, tangan kanan Faiz dipegang erat oleh kakek itu seperti ingin memberi sesuatu yang belum tersampaikan. Benar saja kakek tua itu mengambil kaset DVD dari saku baju yang usam sambil berbisik kepada Faiz, "Terima ini nak..., mungkin tak seberapa tetapi hati-hati menggunakan kaset ini!" bisiknya. Tak hanya menerima, ibu jari pun bertanggap juga kepada kakek dan salam untuk terakhir kali nya sebelum berbalik mengikuti langkah Zalfy.
"Fy, lihat sepertinya DVD ini bisa dimainkan di rumah Fitri," ujar Faiz. "Loh DVD siapa itu iz? Kok ada di ngenggaman kamu?" tanya Zalfy sembari menggaruk kepala yang tidak gatal itu. "Aku mendapatkannya dari kakek tua itu. Barusan kakek itu menarik dan memberi DVD ini," jawab Faiz.
Langkah demi langkah mereka berjalan, sampai juga mereka di tujuan dengan jinjingan kantung berisi. Ketukan pintu berbunyi, bergegaslah Fitri membuka dengan rasa kesal menyertainya.
"HEI LIHAT! sudah jam berapa ini!" geram Fitri sambil menunjuk jam.
"Uhh jam 1 siang?" ujar Faiz.
"Benar, tapi kenapa baru sampe sekarang?!"
"Yaelah, kami memang jalan santai. Ya wajarlah kalau agak lama."
"Ah! Lupakan. Mana makanannya? Bukannya mau beristirahat dengan tentram malah marah-marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Permainan
Short StoryPermainan adalah hal yang menyenangkan! Namun apa yang terjadi bila dirimu masuk ke dalam dunia permainan? Tiap level telah mereka lalui, bersama 4 sekawan yang tidak terkalahkan. Tanpa mereka sadari, satu persatu dari mereka rela berkorban demi kem...