"Ughhh.. " lenguhan terdengar dari Matthew, dia merasa kepalanya sangat sakit.
Perlahan Matthew bangun, dia memijat keningnya.
"Aku seharusnya tidak banyak minum, hah.. " Matthew juga merasa tubuhnya remuk." ..apa yang terjadi ? Badan ku sakit semua" gumam Matthew sampai akhirnya dia melihat seseorang tidur di dekatnya.
Matthew mengucek matanya yang masih belum sepenuhnya fokus.
"Lio ?" Matthew cukup terkejut melihat Lio tidur di dekatnya."Ya ampun, ku pikir semua itu hanya mimpi" ujar Matthew, dia merasa sangat malu saat mengingat tingkahnya malam tadi.
"Ya, aku tidak boleh banyak minum lagi" rona merah muda menghiasi pipi Matthew.
"Um, Daddy.. " Lio bangun, dia melihat Matthew.
" ..selamat pagi" ujar Lio."Ah, ya.. selamat pagi, bagaimana tubuh mu ? Kamu masih bisa sekolah kan ?" Tanya Matthew khawatir.
"Hari ini hari Sabtu"
"Oh iya Daddy lupa, baik.. kamu istirahat saja, Daddy buat kan sarapan untuk kita" belum sempat Matthew beranjak dari tempat tidur, Lio sudah menahan tangan Matthew.
"Maaf, aku minta maaf Daddy" ujar Lio, dia menundukkan kepalanya.
Matthew tersenyum, dia mendekat lalu mengecup singkat pucuk kepala Lio.
"Jangan di pikirkan, Daddy juga minta maaf sudah melakukan hal yang tidak seharusnya Daddy lakukan saat kamu tidak ada disini.. Lio, lihat Daddy" Matthew menarik pelan dagu Lio."Daddy mencintai mu apapun yang orang lain katakan tentang kita"
Deg!
Untuk pertama kalinya Lio mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Matthew."Ci-cinta ? Daddy.. cinta Lio sebagai anak atau lebih ?!" Terlihat Lio sangat bersemangat untuk mendengar jawaban Matthew.
Matthew mencubit pelan pipi Lio.
"Kamu tetap anak ku tapi hubungan ini lebih dari cinta seorang ayah ke anak.. jadi kamu spesial bagi Daddy"Senyum merekah terlihat menghiasi wajah Lio, dia langsung memeluk Matthew erat.
"Aku juga cinta Daddy !!"Matthew membalas pelukan Lio.
"Hm, sudah ya.. Daddy masak untuk sarapan kita dulu""Hehe...oke~"
Matthew beranjak dari kasur meninggalkan Lio seorang diri, Matthew membuat nasi goreng untuk mereka berdua lalu membawanya kembali ke kamar.
Matthew makan di atas kasur bersama Lio, dia tidak pernah membayangkan akan menaruh rasa pada anak yang sudah dia besarkan sedari kecil.
Tapi Matthew pun tak bisa membohongi perasaannya terus menerus terlebih tidak ada paksaan di antara mereka berdua.
Saat keduanya tengah sibuk makan, ponsel Lio berdering. Nama Max terlihat jelas di layarnya, Lio bergegas mengangkat telpon dari Max yang kembali bertanya kapan Lio pulang.
"Aku pulang nanti.. um, sekaligus.. " Lio melirik Daddynya yang terlihat diam sembari makan.
" ..aku mau mengambil barang-barang ku" kata Lio setengah berbisik.
Belum sempat Max bicara, Lio langsung menutup telponnya.
"Ehem, hanya teman.. Daddy setelah ini aku ijin keluar dulu, aku mau mengambil barang-barang ku""Daddy ikut"
"Eh.. ikut kemana ?" Tanya Lio.
"Mengemasi barang-barang mu.. Daddy ikut" ujar Matthew dengan tatapan tajam.
Glup.
Lio menelan salivanya berat, ini akan jadi bumerang bagi Lio saat Matthew tau kalau selama seminggu ini dia tinggal di apartemen Max.Lio berusaha membujuk Matthew untuk tidak ikut, dia mencoba membuat banyak alasan tapi di tolak mentah-mentah oleh Matthew hingga akhirnya Matthew ikut pergi ke apartemen Max.
"Oh.. " Max sedikit terkejut saat melihat Lio dan Matthew di depan pintu.
Lio tersenyum kaku.
"Pagi~" sapa Lio..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy (TAMAT BL21+)
RandomMatthew pernah menikah tapi dia memutuskan bercerai setelah tau isterinya berselingkuh bahkan hamil anak dari pria lain, setahun berlalu. Matt mendapat kabar bahwa kedua orang tua dari bayi itu meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.