Terungkap

63 12 2
                                    

Tubuh Sania menegang, kaki serta tubuhnya begitu lemas tak bertulang melihat laki-laki yang di kenal bucin dan romantis itu sedang merayakan kehamilan seorang wanita yang tidak Sania kenal.

"Mas Tegar." lirihnya. Niat hati mengganti rekan fotografernya yang tiba-tiba ada urusan mengantarkan Sania pada kenyataannya yang sangat menyakitkan, orang yang dia cintai malah berkhianat di belakangnya bahkan semua keluarganya dan juga sahabatnya datang di acara itu.

"Sania, Mas bisa jelasin." ucap Tegar mendekati Sania yang masih begitu syok.

"Ada apa ini Mas?." tanya wanita hamil klien Sania. Sania menatap tajam perempuan itu lalu menatap satu-persatu orang yang Sania percaya tidak akan mengkhianatinya.

"Sania Ibu bisa jelaskan, ini bukan salah Tegar." Bahkan Ibu yang Sania hormati pun malah mendukung Tegar, Sania tersenyum tak bisa berkata-kata karena saking syoknya.

Dadanya begitu sakit.

Lihat sahabat-sahabatnya malah hadir di acara gender reveal Suamiku dan istri keduanya.

"Sayang, dengarkan Mas. Mas sangat mencintai kamu."

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan di belakangku?" tanya Sania.

"Sayang, Mas bisa jelaskan semuanya."

"Sudah berapa lama kamu menikah lagi dengan wanita lain di belakang Aku Mas?" tanya Sania lagi, kini matanya menyorot tajam Tegar. Terlihat Sania menahan tangisnya yang ingin pecah.

"Satu tahun." lirih Tegar. Sania mangut-mangut mendengar ucapan Suaminya. Suami yang di kenal sangat mencintainya bisa berkhianat, Suami yang bucin abis padanya tapi memiliki wanita lain di belakangnya, Suaminya yang selalu mendukung dan mengutamakannya ternyata tak hanya padanya.

"Apa Kamu tak berniat memberitahuku sebelum ini." ucap Sania, suasana pesta yang harusnya meriah dan ramai malah menjadi saksi ketahuan-nya perselingkuhan Suaminya.

"Aku minta maaf Sayang, Apa yang bisa ku lakukan untuk memperbaiki semuanya." ucap Tegar dengan wajah menyesalnya. Matanya memerah menatap istrinya.

"Kau bertanya padaku, apa yang harus kau lakukan untuk memperbaiki semua ini?"

"Tidak ada!! tidak ada yang perlu di perbaiki lagi. Semuanya berakhir sampai di sini. Aku minta cerai." pekik Sania.

"Tolong jangan berkata seperti itu, beri aku sempatan untuk memperbaiki semuanya." mohon Tegar pada Sania.

"Aku tak ingin bercerai denganmu, Sarah juga mau ko di madu." ucap Tegar lagi yang mana malah membuat hati Sania semakin sakit,

Siapa namanya, Sarah? Oh jadi Maduku itu namanya Sarah, sangat cantik seperti namanya tapi tidak dengan sifatnya.

"Kau tau apa yang membuat Aku sangat marah padamu Mas?" tanya Sania pada Tegar.

"Andai kau bicara dari awal semua ini, mungkin aku tidak akan syok seperti ini. Apa yang kamu cari dari wanita ini?" tanya Sania sambil menunjuk Sarah yang masih menunduk.

"Maafkan Aku Sania, Aku tau Aku salah. Aku ingin punya Anak." jawab Tegar Jujur.

"Aku kesepian setiap kali kamu sibuk bekerja, apalagi sampai harus keluar kota bahkan keluar negri dengan waktu yang cukup lama."

"Kamu taukan pekerjaan aku apa, bukannya kamu juga mendukung Aku." ucap Sania tak terima karena Tegar seolah menyalahkannya.

"Iya Awalnya, tapi kamu benar-benar sangat sibuk sampai lupa kalau Kamu punya suami yang butuh perhatian."

Sania menghela nafas, ingin rasanya dia berteriak memaki dunia dengan takdirnya.

"Sayang." panggil Tegar.

Sania mengabaikan Tegar dia berjalan ke arah Tegar, dimana Sarah berdiri di sana.

"Apa kau tau kalau Tegar sudah memiliki Istri?" tanya Sania. Sarah hanya mengangguk bahwa dia tau Tegar sudah memiliki Istri.

Dada Sania begitu sesak, bahkan pasokan oksigen di paru-paru terasa sudah habis.

"Lalu kenapa kau tetap menikah dengan Suamiku." ucap Sania tercekat, tidak dia tidak boleh menangis di hadapan orang lain.

"Aku mencintainya Mbak."

jedarrr...

"Mas Tegar datang kepadaku membawa Cinta, cinta yang Aku tunggu dan tidak bisa aku dapatkan dari orang lain."

"Arghhhh."

"Sania." panik semua orang melihat Sania berteriak begitu keras, bahkan orang-orang tadi yang tak berani mendekat pun kini mendekatinya.

"Lihat wajahku." tunjuknya pada wajahnya.

"AKU TIDAK AKAN MELUPAKAN KEJADIAN INI, LIHAT WAJAH INI WAJAH YANG KALIAN KHIANATI." ucap Sania penuh penekanan.

Ibu Sania tak menyangka kalau anaknya akan semarah itu, bahkan sorot matanya memperlihatkan kemarahan dan kekecewaan yang sangat besar.

"AKU MENDOAKAN KALIAN, SEMOGA KALIAN MERASAKAN APA YANG AKU RASAKAN SEKARANG. AKU MENDOAKAN KALIAN SEPENUH HATI." Sania pun beranjak pergi meninggalkan tempat yang harusnya menjadi tempatnya bekerja.

"SANIA." Teriak tegar tapi Sania sudah menaiki mobilnya.

***

Sakit, tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah
Tertawan hati, ho-ooh

Oh, kita terlalu hancur
Hilang habis tak bersisa
Tapi tak mampu kumenyerah, ho-ooh

Sania menunduk di atas setir, meluapkan rasa sakitnya. air mata yang di tahannya kini jatuh membasahi wajahnya.

Sakit, apa ini rasanya kecewa.

tok

tok

"Sayang, please buka pintunya." ketuk Tegar dari balik pintu mobil Sania, ternyata Tegar mengejar Sania.

Sania mengangkat kepalanya menoleh ke arah laki-laki yang sudah mengkhianati.
Rasanya begitu sesak.

Sania langsung tancap gas pergi meninggalkan Tegar yang berlari mengejar mobilnya.

Sania melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju studio.

Settt

Sania memutar mobilnya sampai terparkir sempurna di depan studio lalu dia keluar dari mobilnya.

"Lo ko udah pulang? gue aja belum berangkat. Ada yang ketinggalan?" tanya teman Sania yang menyuruh Sania mengantikan pemotretan hari ini.

Sania menghentikan langkahnya lalu menatap laki-laki itu.

"Pul, lo tau siapa klien lo?" tanya Sania dingin.

"Sarah Anggraini, selebgram terkenal." ucap Saipul.

"Suami gue Pul, suami gue yang mau rayain gender reveal sama bini mudanya."

"Jangan bercanda deh lo San, mungkin lo salah liat." bantah Saipul.

"Salah lihat." kekeh Sania.

"Salah liat bahkan keluarga dan sahabat gue pun ada di sana lo masih nyebut gue salah lihat." Sania memalingkan wajahnya agar air matanya tak kembali membasahi wajahnya.

"Sania." lirih Saipul, dia tak tau kalau suami Sarah ternyata adalah Tegar karena Sarah yang menutup diri tentang suaminya.

"Apa gue salah jadi wanita karier? jawab Pul, apa gue salah." Sania merosotkan tubuhnya hingga kini berjongkok memeluk lututnya.

"Sakit banget Pul, apalagi dua tahun menikah gue belum juga di kasih momongan." curhat Sania, Saipul yang ada urusan pun kini memilih menemani Sania. Untung saja orang-orang sedang pemotretan di luar hingga tidak ada yang melihat Sania menangis di loby.

"Lo tau apa alasan suami gue selingkuh?" tanya Sania yang di jawab gelengan kepala oleh Saipul.

"Dia pengen punya anak, dan gue gak bisa ngasih itu hingga dia berusaha dengan wanita lain di belakang gue, dan yang lebih menyakitkan lagi ternyata keluarga gue tau hubungan mereka tapi tetap baik-baik saja di depan gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang