Janji untuk baik-baik saja tanpamu rupanya sulit untuk ku tepati. Kamu sendiri yang bilang kalau kamu akan setia datang kala gelap menyapa. Tapi, nyatanya apa? Kamu tak juga nampak. Rupanya, sumbumu sudah habis, parafinmu terkikis.
Aku menyesal dulu tidak mengabadikanmu dalam potret. Aku kesal tidak punya mesin penghenti waktu. Walau hanya sepersekian detik. Menikmati nyalamu yang kian meredup. Sebelum akhirnya benar-benar hilang tanpa ingin kembali.
Kamu dengan sukarela menawarkan diri untuk menyinariku. Tapi, kamu seolah lupa bahwa dirimu sendiri terbakar dalam kesunyian. Meninggalkan aku di sini. Yang sepenuhnya tidak tahu harus apa agar kamu dapat kembali.
- aytwone -
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Words
PoetryApabila bibir tak mampu berucap, ketik menjadi penyelamat.