Ekspektasi Anak Rantau

41 8 0
                                    

Winna menatap matanya yang sembab karena sejak semalam dia menangis karena teringat dengan orang tuanya, dia belum bisa beradaptasi di kota ini, dia juga belum terlalu dekat dengan teman - temannya. Apalagi dia merasa bahwa dia merasa ading dengan pertemanan kampusnya ini.

"Winna," Teriak Wenda dari luar kamar kosnya. Mereka memang ngekos ditempat yang sama, berbeda dengan Erika yang kosnya berada di gang yang beda.

"Iya," Jawab Winna dengan suara serak.

Saat keluar dari kamar kosnya Winna memakai kacamatanya untuk menyamarkan kantung matanya yang besar dan juga menghitam.

"Kenapa lo? Kok pias banget?" Tanya Wenda. Winna menggeleng sebagai jawaban.

"Ke kampus naik apa?" Tanya Wenda lagi.

"Jalan kayanya, sekalian cari sarapan dulu," Jawab Winna.

"Bareng aja sama si Jovan ya? Gue mau bareng Malik, terus si Malik ngajak Jovan juga ke sini, udh di luar nunggu," Ujar Wenda yang sedikit khawatir dengan temannya.

Winna diam melihat sikap perhatian Wenda kepada dirinya. "Kok lo baik banget sih?" Tanya Winna dengan air mata yang sudah tidak bisa ditahan.

"Masa gue ngejahatin lu sih? Kenapa si Win?" Tanya Wenda lagi.

"Lagi home sick aja," Jawab Winna akhirnya.

"Yaampun, kalo gitu habis kelas kita pergi deh biar lu ga home sick lagi," Ucap Wenda. Winna hanya mengangguk sambil menghapus air matanya.

"Sekarang siap - siap Winn, gue duluan ya soalnya Malik mau ada urusan di kampus, Jovan nunggu di depan kok," Ucap Wenda sebelum perempuan itu meninggalkan Winna.

Winna mengambil totebagnya dan memakai flatshoesnya, sebelum itu Winna juga sudah berdandan untuk menutupi lingkar matanya yang menghitam. Winna berjalan keluar ke ruang tunggu untuk tamu yang ada di kosnya dan menemukan Jovan sedang memainkan handphonenya dengan kaki yang bergerak gerak.

Saat Winna datang Jovan menyadarinya dan melihat ke arah Winna. "Ayo," Ucap Jovan langsung menuju Motornya, Winna di belakang membuntuti Jovan.

"Van beli sarapan dulu ya," Ucap Winna.

"Dimana?"

"Di Minimarket aja."

Winna turun dari motor Jovan kemudian masuk ke dalam minimarket, tanpa Winna sadar ternyata Jovan membuntuti nya masuk ke dalam Minimarket. Winna mengambil Roti isi dan juga Susu UHT rasa taro, sedangkan Jovan mengambil kopi kalengan.

"Sini gue aja yang ngantri," Ucap Jovan kemudian mengambil roti dan susu yang Winna bawa. Belum sempat Winna mengelak namun Jovan sudah pergi menuju kasir.

Winna kemudian berdiri disamping Jovan yang kini sedang mengantri di kasir. Saat Winna memberikan Uang kepada kasir untuk membayar belanjaan mereka Jovan mengambil uang Winna dan memberikan kartu debit nya kepada kasir.

"Loh?" Ujar Winna, namun Jovan hanya melirik Winna saja.

"Pake uang gue aja dulu," Ucap Jovan. Winna mengangguk mengerti.

Keduanya melanjutkan jalan ke kampus. Sampai diparkiran jurusan Winna turun dari motor Jovan, diikuti oleh Jovan sendiri. "Jovan...ceweknya udah ganti aja nih," Winna memperhatikan pria yang kini menghampirinya dan Jovan.

"Fitnah banget lo jadi orang," Ucap Jovan.

"Salim," Winna menerima jabatan tangan dari Salim.

"Winna."

"Kita hari ini sekelas ya," Ucap Jovan kepada Salim.

"Emangnya kelas apa lo?"

"Kelas F," Jawab Jovan.

"Yaudah ayo bareng aja," Ucap Salim.

"Winn, lo kelas apa?" Tanya Jovan.

"Kayanya sama juga," Jawab Winna.

"Ayo bareng aja," Ucap Salim.

Sampai di kelas Winna duduk dibagian belakang yang berada di sebelah Erika, sedangkan Wenda berasa di kelas lain bersama dengan Malik.

"Dosennya telat?" Tanya Winna ketika melihat jam seharusnya Dosen sudah masuk.

"Iya, kejebak macet katanya," Jawab Erika.

"Bagus lah gue mau makan dulu," Winna mengambil rotinya dari kantong plastik, Winna baru menyadari bahwa kopi yang Jovan beli masih ada di dalam plastik juga.

"Jovan," Panggil Winna kepada Jovan yang kini duduk  di pojok belakang ruangan.

Jovan menoleh melihat Winna dan bertanya kenapa. "Kopi lo," Ucap Winna.

"Oh iya, oper kesini," Ucap Jovan. Winna kemudian memberikan kepada teman sekelasnya untuk mengoper kopi milik Jovan kepada pemiliknya.

"Thanks," Ucap Jovan, winna mengangguk.

Tak lama Winna selesai makan Dosen datang dan memberikan materi kuliah. Winna menulis materi di binder nya, namun karena merasa seseorang memperhatikannya, winna melirik ke orang yang memperhatikannya dan ternyata itu adalah Jovan, Winna mengerutkan dahinya melihat tatapan mata Jovan, namun seperdekian detik Jovan mengalihkan dan memperhatikan Dosen di depan. Winna yang melihat tingkah Jovan menggeleng dan melanjutkan untuk menulis materi lagi.

To be continue...

EkspektasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang