"Kamu mau jadi istri Saya?"
"Bapak ini kenapa? Butuh sugar Baby atau bagaimana?"
"Memangnya beda 9 tahun terlalu jauh?"
"Bukannya malah kayak Abang Adek ya Pak??"
"Kamu sering ngaku jadi istrinya Toji, bedanya sama Saya Apa?"
"Pak... Jangan ngadi-ngadi..."
🍀🍀🍀
Giselle memandangi catatan kecil yang Ia siapkan dari jauh-jauh hari, rasanya sangat mendebarkan jika harus mempresentasikan hasil riset sendiri didepan para Dosen yang Ia hormati.
Tangannya agak berkeringat karena gugup, dadanya bergemuruh kencang menyambut giliran yang semakin dekat. Dia siap, tapi tantangan terbesar baginya adalah mengendalikan diri sebelum berperang. Ia cukup gugup walaupun banyak mendapat dukungan dari teman temannya.
Ini buat riset pertama yang dia ambil, tapi untuk kesekian kalinya ia gugup dalam pertempuran. Ini wajar baginya, tapi sedikit membuatnya deg-deg an.
"Oke, bisa Giselle. Beasiswa S2 didepan mata lhoh, jadi ayok semangat.." Giselle menyemangati dirinya sendiri.
Tarikan nafas terakhir Ia hembuskan sambil memejamkan mata, membulatkan tekat kemudian memasuki ruangan seleksi. Dan yah seperti biasanya, Ia menguasai materi dengan baik.
Giselle adalah perempuan intelektual yang doyan tantangan, walaupun Ia bisa saja mengambil S2 tanpa beasiswa, tetapi jika ada kesempatan baginya untuk mendapatkannya, mengapa tidak?
Setelah berbagai macam materi Ia sampaikan, dan berbagai jenis pertanyaan dapat Ia jawab dengan baik akhirnya presentasi paper kali ini diakhir dengan sangat baik.
Giselle keluar dari ruangan kemudian mengepalkan kedua tangannya, menandai ia sudah melakukan semuanya dengan baik. Bahkan jika ada kesalahan dan kecacatan, itu akan membuatnya menjadi lebih baik lagi.
Ia mengambil tawaran beasiswa S2 full ke salah satu Universitas ternama di Jepang. Dan ini adalah tahap seleksi awal untuknya. Ia harus memastikan hasil penelitiannya diterima. Dia bahkan belum wisuda, tapi rencana nya sudah sangat matang. Ia benar-benar membidik Jepang, negara yang menarik perhatiannya.
"Anjay gue ga tau nanti hasilnya gimana, tapi tahap pertama gue untuk ke Jepang udah gue lalui.. Gue bangga bangettt.." Giselle menggerutu sendiri, memotivasi dirinya sendiri untuk terus maju.
Ia berjalan menuju Lobby Fakultas untuk berfoto bersama teman-teman nya yang lain. Bahkan ini bukan sempro atau wisuda, tapi ini terlalu heboh tolong. Hampers hadiah dari Karina juga sangat bagus, banyak ucapan selamat untuk Giselle karena sudah melalui satu jalan neraka.
"Keren banget anjay temen gue.. Gi, kalau lo ke jepang fotoin Naruto huwaa gue pingin ketemu sama diaa.." Yangyang, wibu endemik Fakultas Mipa yang kepingin juga ke Jepang.
"Lo pikir gue kesana mau ketemu Naruto??" Giselle mendesis tak suka.. "IYA ANJIR.. GUE HARUS LIHAT REPLIKA KOTA KONOHA DISANAA.. AAA SEMOGA YAA.."
Yah begitulah, Giselle juga sama saja.. Sama-sama Wibu nya..
Ditengah canda tawa Giselle dengan teman-temannya. Ada seorang Lelaki tampan, gagah, dan juga berkharisma mendatangi mereka. Yah padahal bagi Giselle biasa saja, tapi dimata teman-temannya, pria ini sangat tampan.
"Dek, bisa bicara dengan Saya sebentar??"
Giselle gelagapan, ini tidak masuk kedalam perkiraannya. Ada apa ini? Apa Beliau mau memberikan kritik dari paper yang Ia presentasikan barusan? Atau apa??
![](https://img.wattpad.com/cover/326515184-288-k157135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah - HenSelle
FanfictionBenang Merah tahu dimana Ia harus tertaut.. Tentang kisah pendek Hendery, Dosen Muda yang jatuh cinta dengan Mahasiswi nya, Giselle.