Prolog

1 0 0
                                    

Lantunan ayat suci memenuhi seisi rumah, mengiringi isak tangis yang masih terdengar.

"Sudah ikhlasin ibu kalian Winda, Hanum." Disamping dua gadis tanggung itu seorang wanita mengelus sayang punggung mereka.

Winda hanya terdiam sambil memeluk adiknya yang masih menangis.

Baru saja 2 tahun lalu mereka ditinggalkan oleh ayah mereka, lalu ibu mereka pun ikut meninggalkan mereka.

Sungguh berat hati Winda ketika melihat sosok wanita yang sangat dia cintai terbujur kaku berbaluk kain kafan.

"Mbak Winda udah saat jenazah beliau dimakamkan." Ucap pak ustadz, Winda menatap sejenak kearah jenazah ibunya sebelum mengangguk.

Melihat persetujuan dan sang keluarga jenazah, pak ustadz dengan beberapa laki laki lain mulai mengangkat tubuh jenazah kedalam keranda.

Winda dan adiknya menatap sedih ketika jenazah ibunya di tidurkan kedalam keranda dan mulai di angkat untuk diantar ke pemakaman.





Pemakaman umum menjadi tempat peristirahatan terakhir ibu mereka, disamping makan ayah mereka ibu terkubur dengan damai.

Winda mencoba kuat untuk adiknya dia mengelus bahu Hanum yang masih saja menangis.

Sekarang tinggal mereka berdua tidak ada lagi sosok yang akan marah ketika mereka bertengkar atau bangun kesiangan.

Ibu mereka telah pergi menyusul sang ayah.

"Kak hikss hikss." Tangis Hanum pecah ketika liang kubur mulai di tutup dengan tanah.

Winda berusaha menenangkan adiknya dengan kata kata penenang yang menghibur.

Adik Hanum yang lebih muda 3 tahun darinya hanya bisa menengelamkan wajahnya dia curuk leher Winda.

"Huss masih ada Kakak Hanum jangn sedih kasian Ibu." Ucap Winda yang disaat itu mati matian untuk menahan tangisnya.

"Ibu kak hiks hiks ibu." Tangis Hanum pecah mengiringi proses pemakaman sang ibunda tercinta.

"Sssttt Hanum." Bisik Winda menangkan.






Tbc...

Ingin lanjut?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan Ibu : Misteri tulisan tangan. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang