Sasa hanya tinggal berdua bersama adiknya, yang bernama Rafka. karena orang tua nya sudah meninggal sekitar 2 bulan yang lalu. Meskipun hanya tinggal berdua Sasa sebagai kakaknya tidak pernah patah semangat untuk mengurus dirinya dan adiknya, karena Sasa pun masih duduk di bangku sekolah kelas 1 SMP sedangkan Rafka baru kelas 3 SD.
Sasa sekolah menggunakan sepedah yang dibelikan ayahnya sebelum ayahnya meninggal, ia sangat sayang dan suka sekali dengan sepedah itu. Setiap hari Sasa menggunakan sepedah itu untuk sekolah, atau keperluan lainnya yang membutuhkan waktu karena jarak nya yang lumayan jauh. Sasa pun sesekali membonceng adiknya untuk bermain bersama ke taman atau ke pinggir pantai jika sedang libur untuk menghilangkan rasa lelah.
Lumayan berat tanggung jawab Sasa sebagai kakak untuk mengurus adiknya, dirinya, dan mengurus rumah serta kebutuhan mereka berdua. Setelah pulang sekolah Sasa harus bekerja mencuci piring di rumah makan yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Oleh karena itu, saat Sasa akan berangkat bekerja ia menitipkan adiknya ke tetangga yang memiliki anak seumuran Rafka agar bisa bermain bersama selama Sasa sedang bekerja. Sasa bekerja dari jam 4 Sore sampai jam 8 Malam, Setiap hari menggunakan sepedah nya dan bekerja setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu. Tetapi terkadang Sasa bekerja 1 Minggu penuh untuk mendapatkan gaji yang lebih.
Meskipun banyak sekali kebutuhan yang diperlukan oleh Sasa dan adiknya, Sasa pun menyisakan sedikit uang dari gaji nya bekerja untuk menabung. Jika ada keperluan mendadak yang membutuhkan biaya yang besar mereka sudah siap untuk menggunakan tabungannya.
Suatu hari saat Sasa pulang sekolah, Rafka meminta kue dan es krim karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sasa lupa bahwa hari ini ulang tahun Rafka adiknya, lalu Ia kebingungan sambil menenangkan dan meyakinkan adiknya bahwa keinginannya akan terpenuhi di hari ulang tahunnya. Karena untuk saat ini Sasa sedang tidak memiliki uang sepeserpun kecuali uang tabungannya yang ada di celengan ayam, Sasa berfikir keras bagaimana caranya untuk membelikan kue dan es krim yang di minta adiknya agar tidak menggunakan uang tabungan mereka.
Jam baru menunjukkan pukul 3 Siang sedangkan Sasa berangkat ke rumah makan tempatnya ia bekerja mencuci piring adalah jam 4, meskipun masih ada selisih 1 jam tanpa berfikir panjang Sasa memutuskan untuk berangkat ke rumah makan tempatnya bekerjanya itu agar mendapatkan upah yang lebih banyak setidaknya Sasa hanya bekerja sampai jam 5 sore agar bisa merayakan hari ulang tahun adiknya bersama-saam dirumah, dan seperti biasa sebelum berangkat Sasa menitipkan Rafka ke tetangga nya tetapi ternyata tetangga nya sedang tidak ada dirumah, jadi Sasa kebingungan bagaimana caranya untuk cepat berangkat tetapi tidak ada yang bisa menjaga Rafka selama ia akan bekerja. Sasa memutuskan untuk membawa adiknya bekerja hanya untuk saat ini karena keadan yang membuatnya untuk memutuskan keputusan seperti ini.
"Kak.. ini seru sekali seperti sedang jalan-jalan.." kata Rafka yang sedang dibonceng Sasa menggunakan sepedah miliknya menuju tempat Sasa bekerja. "Dek, tolong pegangan yang benar dan kuat ya kakak akan sedikit lebih ngebut lagi". Kata Sasa sedikit berteriak dengan cepat Rafka menuruti perkataan kakaknya itu. Dengan hati-hati Sasa membawa sepedah sambil menikmati angin yang sangat sejuk begitu juga dengan Rafka adiknya. Rasanya seperti sedang menuju keberuntungan.
Setelah 8 menit berlalu akhirnya Sasa dan Rafka sampai di rumah makan tempat Sasa bekerja. Setelah sampai Sasa langsung menemui pemilik rumah makan tersebut untuk meminta izin karena kali ini Sasa harus membawa adiknya ke sini.
"Bu, Sasa izin membawa adik Sasa ya? hanya untuk hari ini saja kok". kata Sasa dengan nada lembut dan mengharapkan jawaban yang ia harapkan. "Boleh Sa.. Tidak apa-apa" jawab Ibu pemilik rumah makan "Nama adiknya siapa?" tanya Ibu Pemilik rumah makan dengan senyum sambil melihat ke arah Rafka yang berdiri di sebelah Sasa. "Nama aku Rafka, bu!". jawab Rafka sambil tersenyum kembali ke Ibu Pemilik rumah makan.