Di suatu perempatan luas jalan Dago, Bandung. Hirup pikuk kota terlihat dari kepadatan lalu lalang kendaraan bermotor. Peluit polisi, klakson mobil dan suara knalpot saling bersahutan.
Terlihat seorang pengamen dengan pakaian sekola yang kusam, dengan mahir nya ia memainkan ukulele dan sesekali ia menyodorkan topi sekola yang lusuh untuk meminta iba kepada para pengguna jalan. Sesekali, dia menghampiri gadis belia di seberang jalan yang terlihat masih sangat belia. Berlari bercanda lalu tertawa seolah tidak menghiraukan kepadatan lalu lintas yang ada.
Adit Nugraha, berusia 15 tahun dan Dara Puspita, berusia 7 tahun itulah mereka. Sepasang Kaka beradik yang sudah tidak memiliki orang tua, mereka harus mencukupi segala kebutuhan hidup tanpa bantuan orang tua. Hanya uluran tangan dan belas kasihan mereka bisa bertahan hidup di ganasnya kota Bandung.
Adit bersekolah di SMP daerah Sekeloa Bandung. Sehari hari ia bersekolah seperti anak anak lainnya, namun ia di jauhi oleh teman teman sebaya nya karna ia adalah seorang pengamen. Adit mempunyai prestasi yang bagus,Ia pernah menjadi ranking 1 di kelasnya saat kelas 7 dan 8. Adit seorang bocah yang pendiam namun kepedulian dengan sesama sangat tinggi.
Adit dan Dara di tinggal oleh kedua orang tuanya tidak lama setelah mereka mengalami kecelakaan tragis di jalanan kota bandung. Orang tua mereka adalah seorang pemulung. Mereka di tabrak oleh seorang supir yang tidak bertanggung jawab.
Dara Puspita adiknya, gadis belia yang tidak beruntung. Di usia yang masih sangat kecil harus ditinggal oleh kedua orang tuanya. Dara masih membutuhkan belaian dan kasih sayang ibunya. Terkadang Dara suka menangis tiba tiba, mungkin dia merindukan ibunya yang sudah tiada. Sejak lahir, Dara divonis mengidap penyakit bawaan yaitu kelainan darah, karena tidak ada biaya Dara tidak menjalani perawatan yang serius.
------------------------- o 0 o -------------------------
Suatu hari, Adit sangat antusias mencari uang hingga hampir larut malam. Tak lain untuk mewujudkan keinginan adiknya Dara di hari ulang tahunnya ingin dibelikan kue ulang tahun dan ice cream. Tidak biasanya Adit se semangat itu, hanya untuk adiknya tersayang. Dara sangat mengharapkan keinginan nya itu terkabulkan di hari ulang tahunnya. Dengan ceria, Adit pulang menemui Dara dengan membawa apa yang diinginkan adiknya itu.
Di saat Adit akan memberikan kejutan kepada adiknya itu, ia melihat adiknya sedang tertidur lelap. Ia mencoba membangunkannya dengan menggoyang kan badan sang adik tersayang. Namun anehnya, adiknya itu tak kunjung bangun, Adit panik dan lari keluar menuju tetangga untuk meminta pertolongan. Sesaat setelah warga masuk ke dalam rumah nya untuk melihat kondisi Dara, warga keluar dengan memasang muka murung. Adit yang berada di luar, menanyakan kepada warga, apa yang sebenarnya terjadi. Dengan berat hati, warga memberitahu bahwa Dara sudah tidak bernyawa. Dara sudah meninggalkan dunia tepat pada pukul 00:00 atau pada jam 12 malam tepat di hari kelahirannya. Penyakit bawaan membuat dara tidak dapat tertolong.
Dunia Adit serasa runtuh seketika, ia kehilangan semua orang yang dicintainya. Adit tidak mampu menopang tubuhnya sendiri, badannya lemas seketika. Ia terduduk dan tak bisa mengatakan apapun selain rintihan tangis. Hati warga sangat ter iris mendengar jeritan tangis Adit saat ia memeluk tubuh sang adik tercinta....
-------------------------- o0o --------------------------
Hari hari yang dilalui Adit tanpa sesosok adik tercinta, sangat berat bagi Adit. Sepi, itu lah yang dirasakan oleh Adit saat pulang ke rumah nya. Tidak ada lagi yang menemani Adit saat mengamen di trotoar jalan, tidak ada lagi canda tawa yang begitu riang, dan sekaligus tidak ada lagi penyemangat Adit untuk hidup. Adit lebih sering mengurung diri di rumah, ia mogok makan, dan selalu teringat akan adiknya itu.
Para tetangga pun khawatir akan kondisi Adit yang sangat berantakan. Badan nya kurus kerempeng, wajahnya tampak murung dan tatapannya kosong. Para tetangga meminta Pa Ahmad selaku RT di lingkungan rumah Adit, untuk membujuk atau membantu Adit supaya ia bisa kembali semangat untuk hidup.
Pa Ahmad menemui Adit di rumah nya untuk mengajak Adit tinggal di rumah nya dan menjadi anak angkat nya. Adit sangat terkejut, ia bimbang ingin menjawab iya atau tidak. Ia merasa tidak enak kepada Pa Ahmad karena ia pikir ia akan merepotkannya. Tetapi, dengan dorongan Pa Ahmad untuk meyakinkan Adit untuk menjadi anak angkatnya, akhirnya Adit setuju untuk tinggal di rumah Pa Ahmad.
-------------------------- o0o --------------------------
Hari hari yang di lalui oleh Adit sekarang jauh lebih nyaman dan baik. Ia bersekolah di sekolah yang lebih baik, makan dengan makanan yang sehat dan bergizi, tempat tinggal yang nyaman, kamar yang nyaman, dan keluarga Pa Ahmad pun menerima Adit dengan sangat baik dan penuh kehangatan. Adit di perlakukan seperti anak kandung Pa Ahmad dan Bu Sri istri dari Pa Ahmad. Pa Ahmad mempunyai satu anak perempuan bernama Intan Aulia yang berumur 11 tahun. Intan menganggap Adit seperti kakaknya sendiri, ia selalu mengajak Adit untuk belajar bersama, bermain bersama selayaknya adik dan Kaka kandung. Berkat adanya Intan di hidup Adit, ia merasa terobati rasa rindunya pada Dara, adik tercinta itu.
Kehidupan di sekolah nya pun sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia sudah tidak di ganggu ataupun di bully lagi oleh teman temannya. Malahan sebaliknya, justru ia mempunyai banyak teman di sekolah barunya itu. Di sisi lain, prestasi Adit pun lebih meningkat lagi, ia sering mengikuti lomba lomba seperti basket, biologi tingkat nasional, baca puisi, olimpiade matematika. Ia menjuarai semua lomba lomba tersebut.
-------------------------- o0o --------------------------
8 tahun berlalu, Adit sudah tumbuh menjadi seorang lelaki yang mandiri, pekerja keras dan pintar. Ia memulai bisnis restoran seafood, ia dimodali oleh Pa Ahmad untuk menjalankan restoran tersebut. Awal mula restoran itu di bangun, Adit melalui naik turunnya restoran itu. Adit sempat frustasi dengan memikirkan restoran tersebut. Tetapi dengan usaha dan kerja keras Adit, restoran itu bisa kembali bangkit dan semakin banyak cabangnya.
Terkadang Adit merindukan ibu, ayah dan Dara. Orang orang yang sangat Adit cintai. Adit sangat ingin orang tua dan adiknya tau, bahwa ia sudah sukses. Adit sering mengunjungi makam ayah, ibu dan Dara, sering menaburkan bunga, berdoa, dan bercerita sendiri seperti anak yang sedang curhat kepada orang tuanya. Dan untuk Dara, ia selalu bercerita tentang Intan adik angkatnya. Ia selalu menangis jika teringat masa masa saat keluarga nya masih utuh.
Di sela sela tangisannya Adit, Adit selalu berkata...."Ayah, ibu, Dara. Kakak udah sukses sekarang, kalian pasti liat aku kan di atas sana. Kakak udah bisa se sukses ini karna berkat kerja keras Kakak sendiri. Kakak rindu kalian, sangat rindu kalian. Sampai bertemu di waktu yang sudah di tentukan ya ayah, ibu, Dara. Sambut kakak nanti disana." - Adit Nugraha
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero o'clock
Short Storysebuah cerita Kaka beradik yang masih berusia belia, sudah merasakan kepahitan dunia.