Part 3

119K 7.2K 127
                                    

Chriseon POV

Aku membelokan mobilku memasuki sebuah rumah besar bergaya mediteran di salah satu sudut kota Jakarta. Dulu, sebelum kedua orang tuaku memutuskan untuk pindah kembali ke London, mereka menempati rumah ini meskipun hanya sekitar lima tahun, tapi kedua orang tuaku mengatakan bahwa rumah ini lebih dari sekedar lima tahun bagi mereka.

Intinya sih, dari segala yang Mom ceritakan padaku tentang masa lalunya bersama Dad, rumah ini memiliki kesan tersendiri untuk mereka. Tanpa sadar aku menggeleng pelan saat menyadari betapa romantisnya mereka berdua sampai semua tempat yang mereka singgahi memiliki cerita tersendiri bagi mereka.

"Kita di mana?" Tiba-tiba sebuah suara mengusik lamunanku.

Segera saja aku menolehkan pandanganku menuju sumber suara tersebut. Seorang wanita cantik berwajah oval. Rambut lurus sebahunyadigerai indah. Dia mengenakan sebuah dress hitam selutut yang melekat indah di tubuhnya seolah-olah dress itu memang di jahit khusus untuknya. Seketika aku mendengus kesal saat menyadari bahwa saat ini aku tengah memperhatikan setiap detail wanita ini untuk kedua kalinya di hari yang sama. Astaga, apa otakku sudah konslet karena tiba-tiba saja wanita ini membuatku berfikiran seperti itu.

"Kau kan bisa membaca pikiran, kenapa harus bertanya?" Sebuah sindirian meluncur begitu saja dari mulutku saat menyadari kedua matanya seolah bertanya-tanya.

Dia mendengus kesal karena sindirianku padanya. "Aku tidak bisa membacamu, remember? Lagipula tadi itu gerbang otomatis, jadi tidak ada satpam dan kemungkinan besar penjaga tempat ini berada di suatu tempat di sekitar sini," jelasnya.

Menganggumkan. Awalnya aku sempat sedikit tidak percaya dengan wanita ini, tapi dia baru saja membuatku hampir mempercayainya dengan kemampuannya itu. Dia bahkan tahu hinggal sedetail ini. Jujur saja, saat pertama kali aku memasuki  rumah ini beberapa hari yang lalu, aku bahkan tidak sadar bahwa yang dibangun di depan adalah pos satpam palsu. Hingga Dad bercerita tentang ruangan khusus penjaga yang berada tidak jauh dari rumah utama. Rumah khusus yang di rancang Dad untuk kami.

Tanpa sadar aku menyunggingkan sebuah senyuman untunya. "Kau akan segera mengetahuinya, miss." Aku mengedipkan mataku, lalu menuruni mobilku.

Aku melirik sekilas saat menyadari sebuah mobil lamborgini putih nampak terparkir manis di sudut bagasi. Aku masih ingat, bagaimana saudaraku itu bisa mendapatkan mobil lamborgini itu tanpa perlu berusaha keras. Mobil itu adalah imbalan agar Sant mau mengikutiku untuk pindah ke Indonesia dan Dad setuju membelikannya. Padahal, tanpa mobil itu pun Sant tidak akan bisa menolak permintaan Dad, jadi hanya gara-gara ucapan iseng Sant itu, tiba-tiba saja mobil yang dia ingingkan sudah terparkir manis di dalam garasi kami saat kami datang beberapa hari yang lalu.

Oke, lebih baik kita lupakan saja soal mobil itu, karena ada yang lebih penting lagi. Gadis yang nampak tenang di sampingku inilah yang paling penting. Aku rasa dia benar-benar memiliki kekuatan supranatural seperti yang aku dengar tadi. Aku juga merasakan bahwa wanita ini sepertinya bisa menguntungkanku.

Rysta menuruni mobil dengan perlahan. Dia mengikutiku memasuki rumah melalui pintu samping yang berada di dalam garasi. Tiba-tiba aku mendengar sebuah langkah kaki yang tengah berlari menuju ke tempat kami. Aku menengadah dan sedikit terkejut dengan yang aku dapati saat ini.

Sant, saudara kembarku itu berhenti di bawah tangga. Wajahnya penuh dengan air mata saat ini, make upnya sudah mulai luntur terutama maskarannya yang membuat sekitar matanya menghitam. Dia pasti baru saja menangis hebat. Dari sudut matanya, aku bisa melihat Sant tengah menatapku kaget. Dia melirik Rysta sekilas, lalu, tanpa mengucapkan sepatah katapun kepadaku, saudaraku itu segera berlari menaiki tangga yang aku duga dia menuju ke kamarnya yang terletak di samping kamarku.

FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang