Chapter 1 (Joanna)

216 9 3
                                    

Author POV

Kriiiinggggg

"Waduhhh gawat udah jam 6, mampus gue bisa telat nih!" gadis itu berseru panik kala melihat jam weker nya.

Dengan kekuatan super cepat ia berlari ke kamar mandi. Dia mandi dan gosok gigi seadanya. Lalu memakai seragam dan sepatu super kilat.

"Kamu mau kemana, Jo? Nggak mau sarapan dulu?" teriak sang mama saat anak gadisnya menuruni tangga terburu-buru dan pamitan tanpa sempat sarapan.

"Nggak, Ma. Joanna udah telat" sang anak gadis membalas sembari membuka pintu depan dengan terburu-buru. Mama dan papanya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan ajaib anak gadisnya yang sangat cuek dan tomboy itu.

*****

Joanna POV

Hai kenalin, nama gue Joanna Cantika Putri Haristomo. Mungkin lo bakalan ketawa ngakak saat denger nama gue yang nggak sesuai dengan wujud penampakan gue. Cantika Putri... Lo jangan harap bakalan ngeliat seorang putri cantik bak cinderella yang di film-film itu. Kalau lo ngira begitu, maka siap-siap aja lo bakalan shock karena seorang Joanna Cantika Putri adalah gadis tomboy, super cuek dan selenge'an macem gue.

Berbeda 180° dari gue, justru kakak gue sangat cantik dan feminim kayak princess beneran. Seantero sekolah pasti kenal sama yang namanya Mutiara Cantika Putri Haristomo. Anak kelas 11 yang cuma beda setahun dari gue. Dia baik, dia cantik, dia pintar, dia populer dan dia blablabla. Udah biasa gue denger semua omongan orang-orang yang memuji Kak Tiara tetapi di sisi lain mereka menjelekkan gue.

Awalnya sih gue masa bodo di banding-bandingin sama Kak Tiara. Tapi semenjak SMA ini gue mulai terganggu karena guru-guru juga mulai sumbang suara dalam mengomentari kami.

Contohnya, jika gue mendapatkan nilai bagus saat ulangan, maka guru-guru akan berkata
"Pantes aja dia pinter, kakaknya aja pinter. Pasti dia diajarin kakaknya, makanya dia juga ikutan pinter."

Asliii meskipun Kak Tiara baik dan udah pasti akan selalu bersedia ngajarin gue, tapi nggak pernah sekalipun gue mau ngerepotin Kak Tiara yang pasti juga punya tugas sekolah. Alhasil, gue pun selalu belajar sendiri dan nggak pernah minta bantuan Kak Tiara seperti apa yang di omongin guru-guru gue.

Berbeda pula saat gue dapet nilai jelek saat ulangan. Maka guru-guru akan berkata
"Ih kok bisa ya dia kayak gitu? Kakaknya pinter, tapi adiknya kok malah bodoh? Pasti dia nggak pernah rajin belajar kayak kakaknya."

Njirrr itu bener-bener nyakitin, guys. Gue akui, gue emang nggak sepinter Kak Tiara yang selalu juara umum di sekolah. Tapi gue juga bukan murid paling bodoh di kelas gue. Kelas gue adalah kelas unggulan dengan muridnya yang pinter-pinter, itu aja gua selalu bisa bertahan masuk sepuluh besar.

Kalaupun gue dapet nilai jelek, itu jarang. Jaaraaangg banget. Tapi sekalinya gue dapet nilai jelek, sorotan guru akan sangat tajam menilai gue buruk dan melupakan prestasi gue. Bak pribahasa Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

Miris banget kan hidup gue?

"Anjirrr gerbang nya hampir di tutup!"

Cepat-cepat gue meng-gas motor scoopy gue dengan kekuatan penuh sebelum Pak satpam berhasil menutup gerbang sekolah gue. Kontan aja Pak Darimin kaget dan langsung menyingkir karena ngeliat gue yang melaju dengan kenceng. Mungkin dia masih sayang nyawa, makanya dia lebih baik menyingkir daripada ketabrak si Cassey (motor Scoopy hitam-putih punya gue).

Huffttt selamat.
Sekarang tinggal lomba lari aja sebelum ada guru yang duluan masuk kelas.

Bak atlet lomba lari, gue berlari sekencang-kencangnya di koridor sekolah. Murid-murid yang sedang berolahraga di lapangan hanya menengok sekilas ke arah gue, karena kejadian seperti ini memang sudah hal biasa buat gue. Seorang Joanna yang lari-lari karena telat bangun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JoannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang