Saat Zaman Kerajaan Abad ke-17

40 0 29
                                    

Saat aku berumur 8 tahun, ayah dan ibuku mati akibat perang yang terjadi. Mereka meninggalkan aku dan adikku hidup sebatang kara, adikku Eliana saat itu baru berumur 2 tahun, tetapi ia sudah harus di tinggal kan oleh kedua orangtua nya. Betapa kasihannya adikku, ia tidak bisa menerima kasih sayang orang tua diumur nya yang masih sangatlah muda. Aku pun sebagai kakaknya berusaha untuk menyayangi adikku dengan sepenuh hati. Setelah ayah dan ibu mati hidup kami berdua sangat penuh dengan lika liku, mengingat bahwa Aku dan Adikku terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Aku pun harus bekerja untuk kelangsungan hidupku dan adikku.

Aku berhenti sekolah saat itu karena aku merasa tidak akan sanggup untuk membayar biaya sekolah. Aku bekerja di sebuah rumah makan yang sederhana untuk mendapat upah walau terhitung kecil. Tidak hanya bekerja di rumah makan yang kecil, tetapi disaat aku memiliki waktu luang, aku menyewa sebuah gitar untuk pergi mengamen. Dari pergi mengamen aku cukup mendapatkan banyak uang, mungkin karena orang-orang merasa takjub melihat kemampuan gitar ku.

Mungkin pekerjaan ku yang hanya melayani pelanggan di restoran dan mengamen tidak begitu hebat, tetapi aku bisa menjalani hidup bersama adikku dengan cukup. Setiap aku bekerja, aku menitipkan Eliana kepada bibi Jessie, bibi Jessie seorang wanita paruh baya yang lemah, dia adalah tetangga ku yang sangat baik, ia sering sekali membantuku untuk menjaga Eliana ketika aku pergi untuk bekerja.

Bibi Jessie juga ditinggalkan oleh suami dan anaknya yang kala itu sedang pergi berperang bersama ayah dan ibuku. Saat aku mendapatkan upah dari rumah makan, terkadang aku membelikan nya sepasang pakaian dan sebuah sepatu, walaupun upah ku pas-pas an, namun aku tidak keberatan untuk membelikannya sesuatu apapun itu, karena bagiku bibi Jessie sudah seperti pengganti ibuku.

Bertahun-tahun pun berlalu, kini usia Eliana sudah 7 tahun, sudah saat nya ia untuk bersekolah. Dengan hasil jerih payah ku, aku mampu menyekolahkan Eliana dan membiayai hidup nya dengan baik. Adikku cukup bijak, ia mengerti dengan keadaan yang sedang dilalui olehku, ia tidak pernah merengek meminta apapun kepadaku tidak seperti anak seumurannya. Aku terus bekerja setiap hari, saat aku sakit aku tetap bekerja agar bisa menghidupi adikku. Aku pernah di pecat 3 kali gara gara tidak masuk kerja beberapa hari karena sakit. Aku melamar berbagai pekerjaan, dari menjadi dayang seorang bangsawan, pelayan restoran, pengembara hewan ternak, dan pengantar kabar. Aku melalui hari-hari yang cukup berat, ketika aku bekerja aku hanya makan satu kali, aku ingin berhemat dan upah hasil kerja akan ku tabung.

***

5 tahun kemudian..

Sekarang adalah bulan Juni, bulan yang merupakan kelahiran adikku Eliana, Aku berpikir untuk mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang teman-temannya untuk hadir di pesta adikku. Aku ingin membuat kenangan yang indah dan berharga baginya. Masalahnya biaya untuk menggelar pesta ulang tahun tidak sedikit, walaupun aku memiliki uang yang cukup untuk menggelar pesta ulang tahun, tetapi uang itu untuk digunakan beberapa bulan kedepan, karena Aku ingin membuat adikku bahagia, aku mengunjungi bibi Jessie untuk meminta saran.

***

Tok,,, tok,,, tok,,,
Aku mengetuk pintu rumah di sebelah ku tiga kali. Pintu rumah itu sudah lusuh, cat dinding pun banyak yang terkelupas, dilihat dari jauh pun rumah itu adalah rumah tua yang sudah usang. Tetapi setelah pintu itu terbuka, berdiri lah seorang wanita paruh baya yang menyambut ku dengan hangat.

"Ya ampun Wendy, kamu sudah pulang? Cepat masuk kita makan dahulu, kau pasti lelah setelah bekerja"

"Iya bibi"

Aku pun beranjak masuk kedalam rumahnya, jika masuk kedalam rumahnya, aku selalu melihat lukisan yang cukup besar terpajang di dinding ruang tengah. Didalam lukisan itu terlukis suami bibi Jessie yang sedang duduk dengan gagah, dan dibelakang nya terlukis bibi Jessie dan anaknya berdiri dibelakang. Mungkin jika mereka tidak gugur dalam peperangan, mereka akan menjadi keluarga yang bahagia hingga saat ini. Setelah berjalan melewati ruang depan sampailah aku di ruang makan, disana terlihat meja dan kursi yang sudah kelihatan reot, aku pun duduk di kursi itu dan mengambil makanan dari meja sambil di temani bibi. Aku memulai percakapan sambil mengunyah makanan.

"Bibi aku ingin meminta saran darimu" Ucapku sambil mengunyah

"Selesaikan dulu makanmu wendy, baru kau bicara"
mendengar itu, aku pun segera menghabiskan makananku dan meneguk segelas air.

"Jadi kau mau meminta saran apa? " tanya bibi kepadaku

"Bibi aku berpikir untuk mengadakan pesta ulang tahun untuk Eliana, kalau untuk biayanya aku rasa tabunganku cukup. Tadinya tabungan itu untuk kelangsungan hidupku selama beberapa bulan kedepan, tapi aku ingin mengadakan pesta untuk Eli, apakah bibi setuju dengan ide ku? "

Bibi diam sejenak memikirkan jawaban dari pertanyaan ku

"Jika kau ingin mengadakan pesta untuk adik mu aku setuju saja, namun aku tidak bisa membantu mu mempersiapkan pesta dengan keadaan ku yang sedang sakit ini."

Bibi terlihat sedih karena tidak bisa membantu ku, namun aku tidak mempermasalahkan hal itu.

"Tenang saja bibi, aku bisa menyiapkan pesta dengan baik walaupun sendiri, lebih baik bibi istirahat saja dan menunggu hari pesta tiba. "

***

Setelah berbincang dengan bibi, besoknya aku pergi ke pasar untuk membeli keperluan pesta. Ternyata keperluan untuk menggelar pesta ulang tahun cukup banyak hingga aku berbelanja sampai petang. Keesokan harinya aku pergi untuk membeli baju dan kue ulang tahun untuk Eliana. Aku membeli kue kecil dan sederhana, diatasnya tertulis "Selamat Ulang Tahun Eliana Tersayang" Aku membayangkan betapa senang nya dia saat melihat kue ini. Setelah membeli baju dan kue ulang tahun, aku segera pulang agar tidak diketahui habis dari pasar oleh Eli. Aku menyimpan kue di dalam gabus persegi agar cream nya tidak meleleh, lalu gabus itu aku simpan di kamarku supaya tidak ditemukan oleh Eli. Malamnya aku mengunjungi rumah teman-temannya Eli agar besok bisa datang ke pesta ulang tahunnya.

***

Keesokan harinya adalah hari ulang tahun Eli, tetapi Eli tidak begitu peduli dengan hari ulang tahunnya. Pagi itu Ia mandi dan berpamitan padaku untuk pergi bersekolah. Pada kesempatan itu, aku langsung mendekorasi isi rumah dengan hiasan-hiasan yang telah kubeli, balon yang berbentuk nama 'ELIANA' kupasangkan di dinding, baju yang telah kubeli digantung kan di depan lemari, dan kue ulang tahun ku letakkan di tengah ruangan di atas meja. Persiapan pun selesai, lalu aku bergegas untuk mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, sebentar lagi Eli akan pulang, kebetulan hari ini jadwal Eli membersihkan lingkungan sekolahnya jadi ia akan pulang sedikit terlambat. Beberapa saat kemudian teman-temannya datang sambil membawa hadiah-hadiah kecil. 10 menit berlalu Eli pun sudah sampai di depan rumah. Saat ia membuka pintu rumah tiba-tiba....

Dooorrrrrr .... SELAMAT ULANG TAHUN ELI

(suara balon meletus disertai teriakan-teriakan anak kecil)

"Apa semua ini? " wajah Eli terlihat senang tetapi bingung juga, tentu saja ia bingung tiba tiba di dalam rumah nya ada banyak hiasan dan juga semua
temannya.

Aku beranjak menghampiri Eli.
"Selamat ulang tahun Eli, ini adalah kejutan untukmu. Selamat ulang tahun, semoga kau selalu bahagia. Maaf kan aku karena hanya bisa membuat pesta yang kecil"

Setelah bilang begitu aku memeluk Eli suasananya menjadi haru, entah kenapa bukannya senang Eli malah menangis.

"Kakak kau tidak perlu membuat pesta ulang tahun ku, kau mengucapkan nya saja aku sudah senang, aku tahu kau membuat pesta ini pasti dengan tabungan yang sudah kau kumpulkan. Padahal uang itu untuk kebutuhan hidup kita, tapi terimakasih kakak, Aku sangat senang karena kau memikirkan ku... "

Ternyata adikku sudah besar ia memahami situasi ku yang bersusah payah mencari uang untuk hidup. Namun aku tidak menyesal, akan aku lakukan agar adikku bahagia.

-selesai-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

life is hardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang