Kupikir, aku adalah kelopak bunga persik
Hidup dengan kendi dipenuhi harsa semata
Kupikir, musim takkan berganti, dasar udik!
Kala itu raga beliaku masih berupa tabula rasaTiada hari terlewati tanpa tawa berisik
Bahu masih berupa muatan kelompang
Habisi hari dengan derap langkah bergemeresik
Dari terbitnya pagi hingga senja menjelangSeiring waktu, tak terasa musim pun berganti
Aku sendiri tidak terlalu menyadari
Jiwa yang mula menari bak kelopak bunga persik merah muda
Kini terbelenggu belukar berduri dengan seloyang luka tertambat di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK ABSTRAK DARI KACAMATA FATAMORGANA (SUDAH TERBIT)
Poetry1001 kisah tentang kefanaan📌 Proud of you: 🥇Sajak | 21 Mei 2023 🐣: 11 November 2022 🐥: 18 Maret 2023