1

2 1 0
                                    

aku menulismu, agar riwayatmu tidak hilang.


Mentari mulai menampakkan sinarnya, burung burung berkicau mengalun dengan indah di udara. Tampak gadis remaja yang baru saja selesai melaksanakan sholat subuh, mukena yang baru saja ia lipat kemudian ditaruhnya kembali ke tempat semula.

Adhysti Joylia Priscanara namanya.

"DEK, BANYUNE WIS ANGET! CEPET LEK ADUS!!" (dek, airnya udah anget! cepetan mandi!!) panggil suara dari arah dapur, Anjani namanya. Beliau nenek Adhysti yang sudah merawatnya dari kecil. Adhysti memang tinggal bersama nenek dan kakeknya sedari bayi, orangtuanya merantau ke kota besar dan jarang sekali untuk pulang.

Mendengar suara sang nenek, Adhysti cepat-cepat berlari menuju ke kamar mandi sebelum cubitan kasih sayang dilayangkan untuknya.

Tepat pukul 06.16 Adhysti sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah meletakkan piring bekas sarapannya di dapur ia buru-buru pamit kepada sang nenek untuk pergi ke sekolah, kakeknya sudah pergi ke sawah subuh tadi.

"Aku sekolah dulu, Assalamualaikum" pamit Adhysti sembari cipika-cipiki dan mencium tangan neneknya.

"Waalaikumsalam, hati-hati! belajar yang bener!" balas nenek saat melihat cucunya menjalankan sepeda motor keluar dari pekarangan rumah.


•••••


Gerbang bertuliskan SMA LENTERA BANGSA berdiri dengan kokohnya di depan gedung sekolah. Murid-murid mulai berdatangan sebelum gerbang ditutup.

Adhysti memarkirkan motornya bersamaan dengan salah satu teman dekatnya yang juga baru datang. Mutiara Luthfia Ardani, teman satu circle-nya.

"Motor sape si anying? parkir kaga bener begini!" pagi hari yang indah ini sudah di buka dengan bacotan Adhysti, memang mulut merconnya tidak bisa dikontrol agar tidak berjulid.

"Au dah, yang punya motor mletre kali kagak bisa parkir bener," sahut Tiara. Yeah, sudah beberapa hari ada sebuah motor beat berwarna merah yang parkir seenak udelnya. Sudahlah menghalangi jalan, motor tersebut juga memakan banyak tempat karna parkir tidak sesuai kiblatnya, kata Adhysti sih begitu.

Mereka berdua turun dari motornya, kemudian berjalan meninggalkan area parkiran menuju ke kelas mereka yang kebetulan bersebelahan langsung dengan parkiran.

"Assalamualaikum," ucap mereka berdua saat memasuki kelas, yang langsung di balas oleh murid yang memang sudah datang lebih dulu.

Berjalan menuju tempat duduknya sembari celingak-celinguk mencari seseorang yang beberapa minggu ini sudah berhasil mengambil alih sebagian dunianya.

"Cari apaan? celingukan begitu kayak orang bloon?" ucap teman sebangkunya, Dita Arneza Frandesti.

"Cowo gue belum dateng?" tanyanya sembari melepas jaket yang ia kenakan, jarak rumah dan sekolahnya hanya 3 menit tetapi memakai jaket sungguh lebay.

"Cowo gue cowo gue, emang udah jadian?" sahut siswi yang baru saja datang dari arah pintu kelas, Anggia Binar Zhevara.

"Bacot!" definisi teman sekali bukan.

"Astaghfirullah, pagi-pagi mbok jangan berantem," Nadine Fahira Natapraja, perempuan paling alim di circle mereka, anak rohis jelasss. "Ayangmu belum dateng dhys, biasanya kan mepet bel baru nyampe." jelasnya.

"Ya siapa tau Nad, doi dapet hidayah berangkat awal," baru saja berucap seperti itu, sang pujaan hati datang bersama temannya.

Datang dengan gaya rambut barunya membuat Adhysti tidak kuat, di tambah memakai hoodie berwarna putih menambah kesan plus plus dimatanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLASSMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang