02. Teman Baru

4 1 0
                                    

Terasa lama bagi yang menunggu
Terasa cepat bagi yang menikmati.

Bel pulang pun berbunyi. Aku dan Jessica bergegas memasukan semua alat tulis kedalam tas.

Tuk..tuk..

Aku menoleh ke belakang "kenapa?" Tanyaku.

"Kita pulang bareng." Ucap laki-laki itu dingin.

"Apa?"

"Kita pulang bareng. Ibu mu yang berpesan, jadi jangan menolak." Balas nya dan langsung keluar dari kelas.

Aku yang masih merasa kaget dengan ucapannya pun hanya bisa menatap lurus ke arah Narendra pergi barusan.

Ya, kalian tidak salah, yang tadi mengajakku pulang bersama dengan dalih Mama yang menuyuruh itu adalah Narendra Jaemin Gautama.

Dengan pasrah aku pun mengikutinya walaupun dengan hati yang dongkol.

Tadi saat jam istirahat aku dan jessica awalnya makan berdua di kantin. Tapi entah datang dari mana, tiba-tiba Haikal dan Narendra datang ke mejaku dan langsung duduk di sana.

Dengan alasan semua meja kantin penuh.

Padahal saat ku lihat ke sekeliling masih ada meja yang kosong.

aku yang tidak mau memperpanjang masalah pun hanya mengedikkan bahu ku acuh.

Dan tanpa ku sadari obrolan pun berlangsung.

Kalo ku perhatikan Narendra ini cukup pendiam, sesekali dia akan ikut bicara jika ada yang bertanya. Selebihnya, dia hanya diam. Dan yang paling aneh dia selalu tertangkap basah sedang menatapku. Lalu memalingkan wajah.

"Cepet naik" Hardik Narendra yang sekarang sudah duduk di atas motornya.

Aku yang sedari tadi melamun ternyata tidak sadar sudah sampai di parkiran.

Mendengus, aku pun langsung menaiki motor Narendra."Sabar kenapa!"seru ku.

"Cepetan, udah mendung, sebentar lagi hujan"

"Iya, nih udah. Yuk buruan jalan" Ucapku sambil menepuk pundaknya.

"Pegangan"

"Gak usah, gak bakalan jatuh juga"

"Terserah" Dengusnya dan langsung tancap gas.

"NARENDRAAA" Teriaku dan dengan refleks memeluk pinggangnya.

Dan tanpa ku sadari di depan sana, di balik helm yang dia pakai, Narendra tersenyum manis.

🌈

Sesampainya di rumah. Aku langsung cepat-cepat turun dari motornya sembari mengomel.

"Dasar gila, lo kalo mau mati ya mati aja sendiri. Gak usah ngajak-ngajak" Seruku sambil berkacak pinggang.

"Ck.. udah untung gue mau nganterin lo pulang, bukannya bilang makasih, malah marah-marah gak jelas" Balasnya dan berbelok untuk masuk ke pekarangan rumahnya yang ada persis di depan rumah ku.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang