Mentari Yang Padam

3 0 0
                                    

Remaja merupakan waktu yang sangat indah untuk dikenang. Begitu kata orang - orang. Tapi tidak dengan Ulawapi. Seorang anak yang ditinggal kedua orang tuanya yang mengalami kecelakaan yang naas. Ulawapi masih berumur 14 tahun waktu itu. Ia bersama adik nya Bambi, berada di rumah saat tetangga mereka memberi tahu kalau orang tua mereka mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Ulawapi, seorang remaja yang baru saja menjadi seorang anak yatim piatu tak percaya akan hal tersebut. Tangis tak terbendung mengalir deras dari kedua matanya.

Ulawapi, seorang remaja yang kurang beruntung, kini sudah menginjak SMA. Tak punya uang, Ulawapi harus berjuang menjual pisang goreng disekolah nya. Yaaa, walau kadang laku kadang enggak juga. Ulawapi melakukan itu bukan buat dirinya doang, tapi buat Bambi juga.

Bambi sekarang udah nginjak kelas 3 SD. Ulawapi selalu ngasih uang jajan buatnya setiap pagi. Sebelum Bambi berangkat sekolah, Ulawapi sudah menyiapkan sarapan buatnya. Ulawapi sangat sayang pada sang adik satu-satunya itu karena hanya adiknya lah keluarga yang tersisa baginya.

Sebelum berangkat sekolah. Ulawapi menyiapkan sarapan untuk adiknya. Dirinya juga menggoreng pisang untuk dijual di sekolahnya.

Di pagi itu. Bambi baru aja selesai mandi. Di pergi ke kamarnya lalu menggunakan baju seragam nya. Selepas itu ia lalu duduk di meja makan, menyantap sarapan buatan kakaknya. "Bang, aku besok ulang tahun." Ucap Bambi.
"Iya abang juga tau."
"Kamu mau apa besok?" Tanya Ulawapi.
"Aku mau kue ulang taun yang ada Messi nya sama ada nama aku nya bang." Minta Bambi
"Iya. Nanti abang beliin." Ucap Ulawapi.
"Aku juga mau es krim!" Minta Bambi lagi.
Ulawapi hanya terdiam lalu mengangguk kepada Bambi yang berarti iya.

Jauh didalam lubuk hati Ulawapi, ia sangat ingin melihat adik nya tersenyum bahagia. Namun, kini ia tahu, kalau dirinya belum bisa membahagiakan adiknya tersebut. Setelah ia mendengar permintaan dari adiknya tersebut. Ia tahu itu akan membuat adik nya bahagia. Namun ia tahu, kalau dirinya tak punya cukup uang untuk membelikan permintaan adiknya.

Tak punya pilihan Ulawapi pum hanya mengangguk saja pada adiknya. Adiknya merupakan seorang yang penakut, ia tak suka sendirian. Sehingga Ulawapi harus mengamtarkanya setelah ia selesai sarapan. Setelah ia mengantarkan Bambi ke sekolah. Ia kemudian pergi ke sekolahnya sambil membawa pisang goreng jualan nya.

Dijalan, ia melihat toko kue yang buka. Ia pun masuk menaruh dagangan nya sebentar diluar untuk beberapa saat.

Saat ia masuk, ia melihat nenek tua yang merupakan pemilik toko tersebut.
"Permisi, bu saya mau mesen kue." Ucap Ulawapi. Nenek tersebut yang sedang duduk lalu menghampiri Ulawapi.
"Iya dek, mau pesen kue apa?"
"Kue ulang taun bu." Minta Ulawapi.
"Oh.... kue ulang taun. Siapa yang ulang taun?" Tanya nenek tersebut.
"Adek saya bu."
"Nenek juga dulu punya cucu. Dia anak nya manis suka makan yang manis-manis juga. Dulu nenek suka bikin kue buat dia, kue ulang taun setiap kalk dia dateng ke sini. Nenek gak tau kapan dia ulang taun jadi nenek buat setiap kali ia kesini...." Lanjut cerita dari si nenek.
"Oh... begitu nek." Respon Ulawapi.
"Adek mau kue yang kayak gimana?" Tanya nenek tersebut lagi.
"Kue nya ada gambar messi nya bu, pemain bola argentina."
"Sama tambah nama adik saya bu." Jawab Ulawapi.
"Oh.... siapa nama adikmu?" Tanya nenek tersebut lagi.
"Bambi" Jawab Ulawapi.
"Berapa umurnya sekarang?" Tanya nenek
"Sepuluh taun bu." Jawab Ulawapi
"Berapa jadi harganya bu?" Tanya Ulawapi.
Nenek tersebut lalu pergi ke sebuah laci lalu mengambil kalkulator. Ia lalu menghitung sesuatu tak tahu apa itu.
"Oh.... jadi adikmu lahir tahun 2012." Ucap nenek tersebut yang rupanya menghitung umur Bambi.

Ulawapi hanya mengangguk. Nenek tersebut lalu menyimpan kalkulator itu kembali. Ulawapi kembali menanyakan harga kue tersebut.
"Harganya jadi 320rb dek." Jawab sang nenek tersebut.
Ulawapi menghela nafas sejenak. Berpikir bagaimana ia mendapat uang sebanyak itu.
"Pesanan nya bisa untuk besok tidak bu?" Tanya Ulawapi.
"Bisa." Jawab sang nenek
"Kalau bayarnya bisa untuk besok juga tidak bu?" Tanya Ulawapi lagi.
"Bisa." Jawab sang nenek lagi.
Ulawapi pun lekas pergi keluar toko. Ia melihat sekeliling ketika ia sadar kalau daganganya sudah hilang entah kemana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentari yang padamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang