5. Titik Buram

1 0 0
                                    

Beberapa hari ini aku melihat wajahmu yang terlipat. Entah karena kelelahan atau memang sedang tidak ingin menunjukkan rasa bahagia sedikit. Akupun mengiyakannya, karena kamu manusia juga. Kita memiliki macam-macam emosi yang boleh ditunjukkan pada orang lain. Yaa untungnya kamu memperjelas emosi itu pada ku. Aku merasa orang penting dalam hidupmu, meski hanya menjadi tempat singgah.

Beberapa hari ini aku melihat perilakumu yang tidak ceria seperti biasanya. Biasanya kamu adalah pembawa keceriaan bagiku, bagi hari-hari kita. Tapi belakangan ini kamu tidak menunjukkan hal itu. Akupun mengiyakannya, karena kamu manusia yang memiliki perasaan, akupun juga. Tapi, bagaimana mungkin ada hal yang membuatmu tidak sebahagia biasanya. Yaa mungkin ini tidak akan lama aku merasakan hari-hari suram bersamamu. Mungkin setelah ini kamu kembali ceria.

Beberapa hari ini aku merasakan keluhanmu. Kamu menceritakan kebosananmu dengan rutinitasmu yang begitu-begitu saja. Sama dengan hari kemarin, bangun tidur lalu bergegas bersiap pergi bekerja, bekerja hingga sore lalu pulang menikmati makan malam kita. Menikmati? Tentu tidak. Kamu terlihat berusaha keras untuk menikmati hari ini. Ada sesuatu yang jauh berbeda denganmu. Tapi aku belum menemukan apa itu.

Aku terus menanyakan apa yang membuatmu merasa seperti ini? Kamu jawab "enggak tau". Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Kamu hanya menggelengkan kepala. Apa yang membuatmu tidak nyaman? Kamu diam. Kamu menginginkan untuk menghilang, akupun mengiyakannya asal masih bisa kuhubungi. Lalu tiba-tiba kamu menanyakan "aku mau hilang kemana?". Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan berkata pada diriku sendiri bahwa aku bodoh. Aku bahkan tidak tahu tempat favoritnya, hal yang disukainya, atau apapun yang diinginkannya karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Saat ini aku hanya bisa menangis karena merasa tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Aku menangis karena kamu selalu memahami aku dalam situasi sulit. Tapi aku? Aku bahkan tidak paham apa maumu. Akankah ada tembok yang kamu buat untukku agar aku tidak bisa masuk untuk mencampuri urusanmu? Kalau urusan itu tidak berdampak kepadaku, aku biarkan. Tapi ini rasanya akan lebih banyak berdampak padaku yang saat ini ada bersamamu. Biarkan aku masuk membawa apapun yang kamu minta. Katakan apa yang kamu minta meski itu hal yang sulit bagimu. Akan tetapi, kita usahakan bersama.

Kepada kamu, berusahalah untukmencari kebahagiaanmu kembali. Cari dan lakukan agar kamu kembali pada dirimu yang semula. Lakukanlah untuk rasa terima kasihmu pada dirimu sendiri yang sudah berjuang selama ini dan sampai detik ini. Rasa lelah itu wajar, tapi setiap kelelahan memiliki jalan keluar agar berkurang rasanya. Jangan memaksaku untuk terus mendorongmu kembali ke keadaan semula. Itu akan kulakukan tanpa kamu memintanya.Perlu kamu ingat, kamu juga harus berusaha sendiri untuk keluar dari lingkaran ini. Hanya kamu yang bisa menggerakkan tubuhmu, dan aku disini akan mencoba memahami dan mendukungmu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Berci Abigail - Titik BuramWhere stories live. Discover now