awalan

3 1 0
                                    


____________________


prolog

________________


2016




Hari itu adalah hari pertama MOS siswa berseragam putih-biru. Lengkap dengan properti yang gak masuk akal, namun wajib dikenakan- Vivi berdiri di bawah pohon Mangga  sambil mengipasi wajahnya menggunakan papan nama miliknya yang terbuat dari potongan dus.

Sekarang sudah jam 12 lebih 15 menit, dan hampir dari setengah jam lalu cewek berkepang dua itu berdiri di tempat yang sama, menunggu dua sepupu laki-lakinya yang tak kunjung datang.

Katanya disuruh tunggu di sini, tapi kenapa belum pada datang sih, rutuk Vivi dalam hati.

Cewek itu kembali mengecek handphonenya, melihat pesan yang mungkin saja baru masuk. Namun, sudah hampir sepuluh kali Vivi mengecek yang terlihat hanyalah chat terakhir kakak sepupunya itu.

Rendi
Bentar ya, tunggu disitu aja,
Gue otw sama Ale

11.48

Gila kan? Sudah hampir setengah jam tapi orang yang katanya 'otw', belum kelihatan batang hidungnya sama sekali.

Vivi sudah akan menekan icon telepon, sebelum tiba-tiba ia merasakan tepukan pelan di pundaknya.

Perempuan itu berbalik, melihat pelaku yang ternyata adalah Ale-sepupunya juga.

"Sorry lambat, Vi, tadi soalnya masih nunggu temen baru," ucap Ale sambil nyengir.

Vivi sebenarnya tak peduli tentang itu, tak peduli alasan apapun yang diberikan Ale ataupun Rendi, intinya dia ingin mengeluarkan segala kekesalannya pada kedua sepupunya itu. Namun, baru saja ingin membuka mulut, matanya bergilir ke arah belakang Ale, melihat keberadaan Rendi bersama beberapa cowok yang seragamnya tak berbeda jauh dengan dirinya sendiri. Vivi simpulkan mereka juga siswa baru.

Tapi! Bukan itu masalahnya.

Masalahnya adalah Vivi harus kembali menelan kekesalannya kala Rendi bersama...

1... 2... 3.. 4... 5...

5 cowok itu berjalan ke arahnya dan Ale!

"Duh, Vi, maaf banget ya, lo lama nunggu kita. Tadi masih nungguin Jiji sama Nijam dulu buat nyelesain tugas MOS pertama."

Ucapan Rendi tak diindahkan oleh Vivi. Dia mendadak linglung. Selain tak paham ucapan Rendi, ia juga tak tau siapa Jiji dan Nijam yang dimaksud sepupunya tersebut. Matanya melihat satu-persatu kelima laki-laki tersebut.

Parah sih, ganteng-ganteng banget!

Melihat sepupunya yang tak bereaksi apapun, Rendi pun peka bahwa sepupunya ini nge-lag. Dengan cepat, Rendi mengambil alih untuk memperkenalkan teman-teman barunya ini kepada Vivi.

Lumayan, biar Vivi juga dapat teman. Soalnya Rendi tau, Vivi sama sekali gak punya teman dekat sepantarannya selain dirinya dan Ale. Maklum, mereka bertiga terlalu banyak menghabiskan waktu bersama, jadi tak punya waktu untuk bermain dengan orang lain.

Dan sekarang, mumpung mereka punya teman baru, banyak lagi, Rendi akan memperkenalkannya dengan Vivi.

"Vi, ini temen baru gue sama Ale. Kita segugus. Eh tepatnya kita berenam, soalnya Chandra dia gugus 7, beda sama kita."

Vivi lagi-lagi ngelag.

Chandra yang mana coba?

Wait...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

180° (lee haechan) (friendzone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang