Prolog

13 0 0
                                    

   Tanggal 01 Agustus,,,
Aku berdiri di depan cermin panjang di kamarku, berkali-kali aku menatap bayangan itu. Bukan karna menghawatirkan tampilanku, melainkan khawatir akan keadaan hatiku nanti. Sejak tadi malam aku terus mencoba meyakinkan diri, bahwa acara itu hanya sehari, waktu akan cepat berlalu.

  Seminggu yang lalu aku mendapat undangan reuni SMA, sejak undangan itu sampai ditanganku, fikiran lama yang terus terbayang disetiap hidupku kembali. Masa-masa SMA yang berusaha aku kubur dalam-dalam kini kembali ke permukaan menyelimuti setiap inci fikiran di otakku. Semua memori ingatan yang aku buang, secara ajaib kembali, menyia-nyiakan proses yang telah lama aku lakukan untuk tidak mengingat ingatan itu lagi.

  Apakah tidak seharusnya aku pergi? Fikiranku terus saja bimbang, ini sudah ke beribu-ribu kalinya aku mencoba menyakinkan diri untuk datang ke acara reuni itu, namun juga beribu-ribu kali hatiku menciut tiap kali mengingat seseorang yang sempat membuatku terpuruk sampai saat ini. Aku ingin melawan, aku ingin berhadapan dengannya, aku ingin membuktikan bahwa aku baik-baik saja sampai saat ini. Namun aku tidak yakin semua niatku itu akan terwujud atau aku malah akan menangis keras didepannya nanti.

Lamunanku buyar saat dering WhatsApp ku terdengar.

"Iya Vi?"

"Lima menit lagi gue jemput Lo ya, ohya btw si ziel juga dateng kata agik"

Deg!!

Seketika jantungku berhenti berdetak beberapa detik, nafasku seakan tertahan. I'm afraid I'm afraid I'll melt

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love or make loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang