"Jungkook, kajja ikut mobilku, aku antarkan kau pulang." Ujar Eun Woo sahabat Jungkook.
"Ah baiklah, terimakasih nee." Ujar Jungkook tersenyum. Kebetulan hari ini Jungkook memang tidak ada yang menjemput, karena semua kakaknya sedang sibuk, sementara supir pibadinya sedang cuti.
Eun Woo merupakan sahabat baik Jungkook. Dari sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, mereka selalu bersama. Sehingga cukup banyak yang Eun Woo ketahui mengenai permasalahan Jungkook dengan beberapa saudaranya yang bersikap buruk pada sahabatnya tersebut.
15 menit perjalanan sudah mereka tempuh. Mobil berwarna hitam kini mendarat tepat di depan pagar rumah keluarga bermarga Kim.
"Woo, kau tidak mau masuk dulu?" Tanya Jungkook.
"Tidak Kook, aku langsung pulang saja nee." Jawab Eun Woo.
"Baiklah kalau begitu, makasih nee. Hati-hati di jalan." Ujar Jungkook yang di balas anggukan oleh Eun Woo. Tidak butuh waktu lama Eun Woo pun menancap gas mobilnya.
ceklek
"Aku pulang...." Teriak Jungkook namun tidak ada respon. Meski ada satu penghuni di dalamnya.
Bruuugghh
"Oh tidak bagaimana ini? Aku telah merusaknya."
Jungkook terlihat panik, saat dirinya tidak sengaja menyenggol laptop milik salah satu kakaknya.
"Yaaakkk! Jungkook~si." Panggilnya dengan intonasi tinggi. Pria berbadan besar dengan kacamata yang selalu bertengger dihidung mancungnya kini mengepalkan kedua tangannya, ia pun menunjukkan wajah garangnya seolah ingin menerkam mangsa yang ada di depannya.
"Na-namjoon hyung m-maaf a-aku tidak sengaja." Jelas Jungkook terbata-bata.
"Apa kau bilang? Maaf?" Bentaknya.
"Aku sudah bosan dengan kata maafmu. Sudah berapa kali kau merusak barangku ha? Apa kau belum puas sudah menghancurkan semua kebahagiaan di rumah ini? Aku sangat muak dengan anak sialan sepertimu, brengsek. Sekarang sini kau."
"H-hyung tolong maafkan aku hyung, sakit hyung, hiks. Hyung ku mohon hentikan."
Namjoon menyiksa tubuh adik kecilnya dengan tongkat baseball dari besi. 5 kali tongkat tersebut menyentuh tubuh anak yang kini tersungkur tak berdaya. Belum merasa puas, Namjoon menjambak rambut Jungkook hingga wajah pucat itu berhasil mendongak ke atas.
Jungkook hanya pasrah tubuhnya dihancurkan oleh kakak kandungnya sendiri. Darah segar mengalir dari sudut mulutnya, saat menerima tonjokan dari kakaknya.
"Jika aku mau, aku bisa menyingkirkanmu sekarang." Ancam Namjoon.
Tanpa rasa iba melihat adiknya yang sudah babak belur karena dirinya, ia justru meninggalkan Jungkook sendirian.
Dengan langkah tertatih, Jungkook berusaha menaiki tangga menuju kamarnya. Setengah jalan ia berhasil menapakkan kakinya ditangga berkarpet tebal berwarna merah.
Namun sesaat kemudian, kakinya tidak mampu menopangnya lagi hingga berakhir tubuhnya terguling kebawah.
"Jungkook...." Teriak Hobie.
Jhope yang baru saja ingin memastikan jika Jungkook sudah pulang justru dikejutkan oleh pemandangan adik bungsunya yang sudah terkapar dilantai, dengan baju seragam yang masih Jungkook kenakan."Jungkook kau kenapa hei? Kenapa wajahmu memar begini saeng? Hei bangun jangan bikin hyung khawatir!"
Jhope segera mengangkat tubuh adiknya, berlari menuju mobilnya. Dengan kecepatan tinggi, mobil sport berwarna merah itu sampai di rumah sakit yang tidak jauh dari rumahnya.
Para perawat mendorong dengan cepat brangkar yang sudah terisi oleh remaja lemah tersebut menuju ruang IGD.
"Shit, kenapa mereka tidak angkat teleponku sih." Perasaan cemas dan kesal Hobie kini tercampur menjadi satu. Hobie melirik arlojinya terus menerus, 30 menit sudah ia menunggu di depan ruang IGD.
ssrrtt
Suara pintu membuyarkan lamunan Hobie, tak lama kemudian keluarlah seorang pria paruh baya dengan setelan jas putih.
"Dok, bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Hobie khawatir.
"Adik anda mengalami cedera pada lehernya. Apa adik anda ikut tawuran? atau berkelahi dengan temannya? Banyak sekali memar ditubuhnya."
"Adik saya tidak mungkin ikut tawuran seperti itu dok, dia masih SMP." Jelasnya.
"Sebaiknya anda lebih perhatikan adik anda! Karena sudah banyak sekali kasus bullying di sekolah hingga berujung kematian." Jelas dokter.
"Lalu bagaimana cedera leher adik saya dok? Apakah parah?"
"Tidak, hanya saja saya ingin menyarankan agar adik anda melalukan rontgen untuk mencegah hal buruk kedepannya."
"Lakukan saja yang terbaik untuk adik saya dok." Sahut Hobie
.
.
.Di ruang rawat VVIP Hobie terus menatap adiknya yang kini masih terpejam, Cervical Collar (Penyanggah leher) juga sudah melingkar dileher Jungkook.
Eungggh...
"Saeng, kau sudah sadar?" Ujar Jhope mengusap surai hitam milik adiknya.
"H-hyung? Aku ada dimana?
"Kau di rumah sakit sekarang. Hyung menemukanmu pingsan di dekat tangga tadi." Jelasnya.
"Ah benarkah?" Tanya Jungkook yang masih lemas. Dan mencoba mengingatnya
"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, saeng? Kenapa kau bisa begini?"
"Aku..." Ujar Jungkook terhenti
"Kenapa?"
"Aku tadi jatuh dari tangga aja hyung, maaf sudah membuatmu khawatir."
"Hanya itu? Kau tidak sedang membohongi hyung kan?"
"Ehm tidak." Jungkook selalu menutupi perlakuan kasar yang dilakukan Namjoon dari semua kakaknya. Namun, Hobie kali ini tidak percaya begitu saja.
"Sekarang kau istirahatlah saeng." Ujar Hobir dibalas anggukan lemah oleh Jungkook.
Braakk ..
Terlihat dua pria berparas tampan dengan raut wajah panik, setelah mendapati adik kesayangannya terbaring di atas brankar dengan kondisi balutan dileher.
"Hobie, apa yang terjadi pada Jungkook? Kenapa dia bisa begini?" Tanya Seokjin panik.
"Aku tidak tahu hyung, aku menemukan Jungkook sudah pingsan di dekat tangga." Jelasnya.
"Tadi dia sempat sadar, katanya dia habis jatuh dari tangga." Sambungnya.
"Ha kok bisa? Kalau jatuh dari tangga kenapa wajahnya banyak memar begitu?" Sahut Suga.
"Entahlah hyung, aku sendiri tidak percaya dengan alasannya. Pasti ada hal lain yang disembunyikan." Jelas Hobie.
"Apa cedera lehernya parah Hob?" Tanya Seokjin.
"Kata dokter tidak terlalu parah, tapi dokter menyarankan kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut hyung. Takutnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan."
"Kalau begitu lakukan apapun untuk kesembuhan Jungkook." Sahut Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYANGI AKU
RandomCerita itu berkisah tentang 7 saudara, yang di perankan oleh member BTS. Cerita ini mengenai tentang bagaimana perjuangan kakak tertua yang harus menanggung beban untuk adik-adiknya. Dan juga anak bungsu yang tidak di terima oleh ke tiga saudaranya.