hospital

102 10 1
                                    

"Sesuai rencana, tentu. Aku pastikan kali ini berhasil"

Call ended

Sudah hampir fajar, tapi Renjun terlihat nyaman duduk  di kursi tunggu rumah sakit sembari meminum 2 botol champagne  langsung dari botolnya.

"Hah, aku tinggal menunggu alergi ku kambuh lagi bukan? Agar Uncle Jeno datang dan menolongku"

Mulutnya sudah meracau tak jelas, beberapa bintik dan ruam merah mulai timbul di permukaan kulitnya. Rasa gatal mulai mejalar.

"Aduh gatal, sssh" meracau, meracau dan meracau lagi. Hingga perawat mengetahui ada yg tak beres memutuskan untuk menghapiri Renjun yg mulai bergerak tak karuan di kursinya.

Siapapun yg melihat Renjun sekarang pasti menganggap dia gila, dengan piama bermotif moomin yg terbuka dua kacing. Dua botol minuman keras yg sial-nya hampir tandas. Keadaan yg sangat mengerikan.

"Ada yg bisa saya bantu tuan? Cukup saya bersihkan. Jangan di teruskan anda sudah sangat mabuk"

"Boleh, tolong bantu aku. Panggil Uncle Jenoo, aku butuh Uncle Jeno. Cepat!"

Perawat ini nampak kebingungan, uncle? Maksudnya dokter Jeno?

"Perawat kim, tinggalkan dia. Serahkan dia padaku"

Suara barinton milik Jeno terdengar, ah rupanya dokter Jeno memang kenal dengan tuan mabuk ini.

"Baik, mari dok"

"Uncle, hik gatal tolong aku" saat mendengar Jeno, artinya rencananya yg pertama berhasil.

"Kau ini merepotkan, sudah tau alergi minuman keras. Masih saja" Renjun hanya terkekeh, ahh dia rindu saat uncle nya ini memarahinya.

Ponakannya ini memang gila. Jeno mulai mengangkat tubuh Renjun tak lupa membetulkan kancing piama yg sudah tak berbentuk. Tentu saja itu membuat Renjun senang dan mulai melingkarkan tangannya pada leher sang dokter.

"Uncle, hik aku akan menikah!"

"Lalu?"

"Tidak cemburu?"

"Tidak"

"Seharusnya Uncle Jeno cemburu padaku, aku ini akan segera hik menikah"

"Tidak penting. Sekarang berhenti bicara ayo selesaikan ini dengan cepat " terlihat bibir Renjun mencebik tak suka dengan perkataan Jeno, terlebih saat sang paman mulai meletakkan nya di kasur tindakan untuk segera di beri infusan pereda alergi.

"Aww, pelan pelan dong. Ini sakit"

"Stop it Renjunie, you always doing something crazy! " jengah sudah Jeno, Renjun dengan tingkah kekanakannya saat mabuk benar benar memuakkan.

Renjun hanya terkekeh mendengar perkataan sang paman. "Because i love you uncle, i want to get your attention" entah sudah berapa kali renjun mengatakan hal yg sama.

"Diam dan tunggu infusmu habis. Baru kau boleh pulang!" Cih, mengalihkan topik.

Hening. Tidak ada jawaban dari renjun

"Istirahat disini, tekan tombol samping tempang tidurmu jika membutuhkan sesuatu perawat akan datang"

"Tidak bisa uncle saja yg datang?" Jeno kembali menghela nafas, ponakannya satu ini memang menguji kesabarannya. "Kau tau jawabnnya bukan?"

"Telfon paman seo untuk menjemputmu kembali kerumah, kita bicara dirumah" Jeno pergi meninggalkan Renjun karna dirinya harus sift malam.

Melihat Jeno yg sudah meninggalkan ruangan, Renjun segera membuka hp nya mengirimkan pesan untuk seseorang .

Uncle J - NOREN [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang