N. Pernyataan

459 74 8
                                    

"Kau akan menungguku kan ?" Tanya Hera ragu. Ia hanya ingin seperti siswa yang lainnya. Orang tua mereka menunggu mereka di depan gerbang sekolah dan menyambutnya dengan penuh bangga setelah menyelesaikan ujian.

Baekhyun tersenyum mengangguk tanpa melepas kedua tangannya yang menangkup puncak kepala Hera.

"Oh ya. Aku hampir lupa."

Hera mengernyit saat Baekhyun mundur beberapa langkah sembari merogoh saku celananya mengambil ponsel.

"Berdiri disana." Titah Baekhyun begitu Hera akan mengikutinya berjalan.

Gadis itu menurut berdiri kaku saat ponsel Baekhyun membidiknya dengan kamera. Tidak butuh waktu lama sampai Baekhyun kembali menghampirinya dengan menunjukan fotonya.

"Lihat. Aku akan mengirimnya pada ayahmu." Ungkap Baekhyun.

Pria itu mendongak karena tak mendapat balasan, melihat Hera yang menatap sekitar. Disana siswa lainnya mendapatkan pelukan hangat dari orang tua mereka. Bahkan ada pula yang mendapat kecupan penuh hangat dan bangga.

Baekhyun mengerti isi pikiran Hera lantas menyimpan kembali ponselnya dan meraih tubuh gadis itu kedalam dekapan hangatnya. Hera sedikit terkejut tapi ia tetap menerima pelukan Baekhyun yang terasa hangat.

Tepukan demi tepukan halus Baekhyun berikan dipundak Hera membuat mata gadis itu menutup seiring tepukan tangan Baekhyun.

"Kau bisa melakukan yang terbaik."

Hera mengangguk dipundaknya. Usapan dikepala Hera mengakhiri pelukan singkat mereka.

"Masuklah. Kau tidak ingin terlambat kan ?" Ucap Baekhyun dengan senyum.

Kemudian kaki Hera berputar, melangkah melewati gerbang sekolah yang terbuka lebar bersama siswa lainnya. Namun saat ia sudah berada di tengah jalan langkahnya berhenti. Hera berbalik melihat Baekhyun yang masih berdiri disana, tersenyum kearahnya.

Hera tidak tau apa yang ia rasakan sekarang namun kakinya berjalan cepat kearah berlawanan. Baekhyun yang berdiri mengernyit diseberang sana. Lama kelamaan kakinya mengayun semakin kencang berlari menubruk tubuh Baekhyun. Lengannya memeluk erat leher Baekhyun dan setengah wajahnya disembunyikan dileher pria itu. Baekhyun pun membalas pelukannya tak kalah erat dengan menangkup kepala belakangnya.

Lintasan pembicaraannya dengan sang ayah berdengung dikepalanya.

"Putri Ayah sedang jatuh cinta kan ?" Ejek Joongki dengan telunjuk yang menoel hidung Hera.

"Apa maksud ayah ?" Balas Hera tak terima.

"Kau pikir ayah tidak melihatmu tadi."

"Melihat apa ?" Hera menatap penasaran pada yang ayah.

"Melihat matamu yang menatap penuh binar pada Baekhyun. Dan matamu yang melihat penuh cemburu pada Sohee."

Hera langsung melepas pelukannya dari tubuh sang ayah.

"A-aku. Tidak-"

Tawa Joongki langsung menggema. Dari cara Hera menyangkal terlihat begitu lucu dan ketara dengan gugup seperti tertangkap basah.

"Kemari." Hera kembali masuk kedalam pelukan sang ayah.

Hera merebahkan kepalanya dibahu sang ayah dengan jantung yang terus berdegup cepat dari biasanya.

"Dengar. Jangan sampai Baekhyun dimiliki orang lain lebih dulu dan barulah putri ayah yang menggemaskan ini menyadari perasaannya."

"Katakan pada Ayah. Sejak kapan kau cemburu pada Sohee ?"

Baby Sitter A++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang